Apa Arti CT Value pada Pasien Positif COVID-19?

Apa Arti CT Value pada Pasien Positif COVID-19?

Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19, ada beberapa tes yang dilakukan. Yang standar adalah tes PCR. Pada hasil tes PCR akan tercantum dua info penting, yaitu positif dan negatif juga CT Value atau nilai CT.

Klik Untuk Donasi - Saling Bantu Untuk Indonesia Sehat
  1. Terdanai Rp.1,324,009,270
  2. Pencapaian 66.20%
  3. Donatur 160

Apa itu tes PCR?

Tes PCR atau polymerase chain reaction adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi materi genetik dari organisme tertentu, seperti virus. Tes ini akan mendeteksi keberadaan virus kalau kamu terinfeksi pada saat tes. Tes PCR juga bisa mendeteksi sisa-sisa virus bahkan sesudah pasien tidak terinfeksi lagi. Sekarang ini, tes PCR merupakan jenis tes yang digunakan untuk mendiagnosis virus COVID-19. Ini merupakan tes standar untuk mendiagnosis COVID-19 karena tes ini dianggap yang paling akurat juga andal.

Tapi apa itu CT Value?

CT merupakan singkatan dari cycle threshold. Ini adalah nilai yang muncul selama tes PCR atau RT-PCR yang merupakan singkatan dari real time reverse transcriptase polymerase chain reaction. Dalam tes PCR, RNA, yang merupakan pembawa kode genetik pada virus, dikumpulkan dari hasil tes usap atau swab pasien. Kemudian RNA diubah menjadi DNA, yang kemudian diamplifikasi. Amplifikasi merujuk pada proses replikasi atau perbanyakan salinan materi genetik, dalam hal ini, DNA. Proses ini meningkatkan kemampuan tes untuk mendeteksi keberadaan virus. 

Amplifikasi terjadi melalui serangkaian siklus, dari satu salinan DNA menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Satu siklus amplifikasi ini dinamakan dengan CT Value atau cycle threshold. Sesudah beberapa siklus akan diketahui jumlah virus yang terdeteksi. Jika sinyal positif tidak terlihat setelah 37 hingga 40 siklus, hasil tesnya negatif. 

  • CT Value rendah (viral load, yaitu tingkat replikasi virus di dalam tubuh, tinggi) lebih mungkin menunjukkan penyakit akut dan infektivitas tinggi.
  • CT Value tinggi (viral load rendah) dapat dikaitkan dengan beberapa skenario klinis dimana risiko infektivitas dapat dikurangi tetapi interpretasi memerlukan konteks klinis.

Berdasarkan hasil studi biasanya orang dengan CT rendah berada pada fase awal infeksi virus COVID-19. Pada fase ini, kemungkina besar orang yang terinfeksi tersebut dapat menularkan virus kepada orang lain.

Jika CT Value-nya ada di atas 30, berarti ada virus pada sampel pasien, tapi jumlahnya sedikit. Orang dengan kondisi seperti ini, kemungkinan dia bisa menularkan virus kepada orang lain lebih berkurang.  Bila sesudah 37 hingga 40 siklus RNA virus tidak terdeteksi, artinya orang tersebut hasil tes PCR-nya dinyatakan negatif.

Klik Untuk Donasi - Vaksinasi Untuk Eliminasi COVID-19 | #SinergiUntukJakarta
  1. Terdanai Rp.1,259,000
  2. Pencapaian 0.81%
  3. Donatur 21

Perdebatan mengenai CT Value pada hasil tes PCR

Menurut Marta Gaglia, ahli virus di Universitas Tufts, nilai CT bukanlah skala mutlak. Sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of Infection menyebutkan nilai CT bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti teknik pengumpulan sampel dan reagen serta primer yang digunakan pada reaksi PCR.

Michael Mina, seorang dokter dan ahli epidemiologi dari Harvard University’s T.H. Chan School of Public Health mengatakan ketidakpastian tersebut membuat banyak dokter waspada. Menurutnya pada dasarnya dokter selalu berhati-hati. Anggota College of American Pathologists mendesak kehati-hatian dalam menafsirkan nilai CT.

Ada juga orang yang dites PCR dan hasilnya positif setelah berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dia pulih tetapi memiliki nilai CT yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa tes PCR telah mengidentifikasi materi genetik dari sisa-sisa virus yang tidak menular. Pedoman saat ini dari CDC dan WHO, yang meminta pasien untuk mengisolasi diri selama 10 hari setelah timbulnya gejala, mengakui bahwa mereka tidak mungkin menular setelah periode itu. Namun menurut Mina dan yang lainnya hasil temuan terbaru menunjukkan bahwa pasien yang sudah menjalani beberapa tes dengan nilai CT tinggi kemungkinan berada di ujung infeksi mereka dan tidak perlu mengisolasi diri. Dia menambahkan bahwa pelacak kontak harus menetapkan derajat urgensi berdasarkan nilai CT.

Beberapa rekomendasi mengenai CT Value yang diliris oleh Pamki atau Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia menyebutkan bahwa RT-PCR merupakan tes yang mendeteksi materi genetik virus yang tak bisa menentukan apakah virus itu masih aktif atau telah mati. Karenanya, CT Value pada hasil tes PCR tidak bisa memastikan apakah pasien masih memiliki potensi atau tidak untuk menularkan virus tersebut. Namun demikian, nilai CT masih tetap penting untuk menentukan apakah pasien itu negatif atau positif COVID-19.

CT Value juga penting karena bila viral load tinggi, maka orang yang terinfeksi COVID-19 tersebut berpotensi mengalami gejala lebih parah daripada orang yang nilai CT yang tinggi. Dengan hasil ini dokter bisa merekomendasikan perawatan yang tepat untuk pasien.

Apakah ada korelasi antara CT Value dan keparahan penyakit?

Para ahli menyebutkan tidak ada korelasi. Meskipun nilai CT berkorelasi terbalik dengan viral load, tetapi tidak berpengaruh pada tingkat keparahan penyakit. Seorang pasien bisa mempunyai nilai CT yang rendah, yang berarti viral load-nya cukup tinggi untuk dideteksi dengan cepat, tapi dia mungkin masih asimtomatik.

Sebuah studi kecil pada Januari tahun 2021 yang diterbitkan dalam Indian Journal of Medical Microbiology menemukan bahwa tidak ada korelasi antara CT Value dan tingkat keparahan penyakit atau kematian pada pasien dengan penyakit COVID-19. Ditemukan bahwa dibandingkan dengan tingkat keparahan penyakit, waktu sejak timbulnya gejala mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan nilai CT.

Menurut Dr Parikshit Prayag, konsultan penyakit menular di Rumah Sakit Deenanath Mangeshkar, Pune, CT Value memberi tahu tentang viral load di tenggorokan dan bukan di paru-paru. Nilai CT tidak berkorelasi dengan keparahan, hanya berkorelasi dengan infektivitas.

Nah itulah info penting mengenai CT Value yang terdapat dalam hasil tes PCR. Jadi nilai tersebut akan menunjukkan tingkat replikasi virus di dalam tubuh pasien serta berkaitan dengan infektivitas virus. Sambil terus melakukan protokol 5 M, yuk bantu pasien tidak mampu yang mengidap berbagai penyakit yang membutuhkan bantuan dana.

Baca juga mitos fakta Ibuprofen untuk Covid disini, dan seluruh artikel Covid disini.

Kamu juga bisa berdonasi lebih mudah melalui aplikasi WeCare.id. Caranya, download aplikasi WeCare.id di ponselmu. Donasi yang kamu berikan tentu sangat berharga untuk teman-teman yang membutuhkan.

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

#SinergiUntukJakarta | Tabung Untuk Menyambung Hidup

Referensi

Faradiba, N. (2021). Sering Dicantumkan di Hasil Tes PCR, Apa Itu CT Value? Diambil kembali dari kompas.com.

Mascarenhas, A. (2021). Explained: What is Ct value, and why is it important? Diambil kembali dari indianexpress.com.

SARS-CoV-2 Cycle Threshold: A Metric That Matters (or Not). (2020). Diambil kembali dari aacc.org.

Service, R. F. (2020). One number could help reveal how infectious a COVID-19 patient is. Should test results include it? Diambil kembali dari sciencemag.org.Understanding cycle threshold (Ct). (2020). Diambil kembali dari assets.publishing.service.gov.uk.