Inilah Fakta tentang Varian Omicron BA.4 & BA.5

Inilah Fakta tentang Varian Omicron BA.4 & BA.5

Dikabarkan terjadi lagi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Selain meningkatnya kasus positif, kini juga muncul varian omicron terbaru yang sudah mengakibatkan peningkatan kasus di Afrika Selatan, Chili, Portugal. Varian BA.4 dan BA.5 sudah masuk ke Indonesia pada awal bulan Juni. Apakah varian ini membahayakan? Ikuti penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Klik Untuk Donasi - Miris!!! Mata Azzahra terus Membesar dan Menonjol Keluar akibat Kanker Ganas Stadium 4!!!
Retinoblastoma
Azzahra Belqis
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.5,381,000
  2. Pencapaian 11.65%
  3. Donatur 32

Daftar isi:

  1. 1. Apa Itu Varian Omicron BA.4 dan BA.5?
  2. 2. Dari Mana Asal Sub-varian dari Varian Omicron BA.4 dan BA.5?
  3. 3. Kasus BA.4 dan BA. 5 di Indonesia
  4. 4. Apa Saja gejala BA.4 dan BA.5?
  5. 5. Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Varian Omicron BA.4 dan BA.5?

Apa Itu Varian Omicron BA.4 dan BA.5?

Diketahui BA.4 dan BA.5 sudah terdeteksi di Indonesia. Namun apa itu BA.4 dan BA.5? Keduanya merupakan sub-varian dari varian omicron dari Covid-19. Dengan kata lain, kedua sub-varian ini adalah versi omicron yang baru dan bermutasi. CDC mencantumkan omicron sebagai varian yang menjadi perhatian.

Sub-varian dari varian Omicron ini diketahui pada pasien yang terkonfirmasi positif tingkat kesakitannya rendah. Sampai saat ini di Kementerian Kesehatan ini mencatat sudah ada delapan kasus dari sub-varian BA.4 dan BA.5. Melansir laman situs BBC Indonesia, menurut pemaparan dari Erlina Burhan, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI, delapan kasus tersebut adalah sebagai berikut:

DKI Jakarta

  1. Perempuan umur 20 tahun terinfeksi BA.5 kasus transmisi lokal. Gejala yang dirasakan sedang dan terdapat sesak napas. Dia sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Sinovac, tetapi belum vaksin booster;
  2. Perempuan umur 40 tahun terinfeksi BA.5 kasus transmisi lokal. Tidak mengalami gejala apa pun. Dia sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Sinovac dan satu kali vaksin AstraZeneca;
  3. Laki-laki umur 22 tahun terinfeksi BA.5 kasus transmisi lokal. Mengalami gejala ringan. Dia sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Sinovac, tapi belum menerima vaksin booster;
  4. Laki-laki umur 30 tahun kasus PPLN. Mengalami gejala ringan. Dia sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Sinovac dan satu kali vaksin Moderna.

Bali

  1. Laki-laki usia 27 tahun terinfeksi Omicron BA.4. Tidak mengalami gejala dan sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Pfizer;
  2. Laki-laki usia 45 tahun terinfeksi Omicron BA.5. Tidak mengalami gejala dan sudah mendapatkan tiga kali vaksin Johnson & Johnson;
  3. Laki-laki usia 57 tahun terinfeksi Omicron BA.5. Mengalami gejala sakit tenggorokan, badan terasa pegal, dan sudah empat kali mendapatkan vaksin Pfizer;
  4. Laki-laki usia 34 tahun terinfeksi Omicron BA.5. Tidak mengalami gejala dan sudah mendapatkan dua dosis vaksin AstraZeneca dan satu dosis vaksin Johnson & Johnson.

Mari Berqurban Tahun ini!:)

Dari Mana Asal Sub-varian dari Varian Omicron BA.4 dan BA.5?

Belum jelas sepenuhnya asal dari varian Omicron BA.4 dan BA.5, tapi menurut WHO keduanya sudah terdeteksi dengan kasus yang rendah di beberapa negara di Afrika Selatan dan Eropa. Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan di bulan Mei bahwa varian tersebut sudah terdeteksi di Botswana, Afrika Selatan, Denmark, dan Jerman.

Lonjakan infeksi yang terjadi tidak setinggi seperti pada gelombang sebelumnya. Hal ini mungkin karena sudah terbentuk kekebalan. Namun, kedua varian Omicron baru ini membuat kasus dan rawat inap menjadi meningkat. Ini menunjukkan bahwa varian tersebut bisa lebih menular dibandingkan Omicron BA.2.

Meski varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 menyumbang sebagian kecil dari kasus secara global, namun varian ini sudah terdeteksi di banyak negara. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, mengatakan bahwa sebanyak 6.903 sekuens sudah dilaporkan melalui GISAID. Adapun laporan tersebut datang dari 58 negara dengan laporan BA.4 terbanyak berasal dari 5 negara, yaitu Afrika Selatan, Britania Raya, Amerika Serikat, Denmark, serta Israel. Sementara itu, sebanyak 8.687 sekuens BA.5 dilaporkan oleh 63 negara. Laporan sekuens yang paling banyak berasal dari 5 negara, yaitu Portugal, Amerika, Jerman, Afrika Selatan, dan Inggris.

Kasus BA.4 dan BA. 5 di Indonesia

Di Indonesia sendiri menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kenaikan kasus Covid-19 diakibatkan oleh infeksi virus Covid-19 varian Omicron BA4. dan BA.5. Jumlah kasus Covid-19 ini akan terus meningkat di periode mendatang. Namun puncak kasus kedua varian ini diperkirakan akan lebih rendah jika dibandingkan dengan puncak Omicron serta Delta. Selain itu, tingkat kematian pasien juga jauh lebih rendah. Menkes memprediksi puncak kasus untuk BA.4 dan BA.5 ini akan terjadi di akhir Juli. Kemudian sesudahnya diperkirakan kasusnya akan menurun lagi.

Apa Saja gejala BA.4 dan BA.5?

Menurut Thomas Russo, M.D., profesor dan kepala penyakit menular di Universitas di Buffalo di New York, umumnya, gejala Covid-19 masih cukup konsisten. Begitu juga dengan varian Omicron BA.4 dan BA.5, tampaknya tidak menunjukkan perbedaan besar dari gejala Omicron lainnya. Kedua sub-varian ini juga menyebabkan penyakit yang tidak lebih parah dibandingkan varian Omicron sebelumnya. 

Menurut CDC gejala Covid-19 yang paling umum meliputi:

  • Demam atau kedinginan
  • Sakit kepala
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau tubuh
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Kehilangan rasa atau bau 
  • Mual atau muntah
  • Diare

Sementara itu melansir laman situs Kompas, Erlina Burhan menyebutkan beberapa gejala yang dialami penderita Covid-19 di Jakarta dan Bali, yaitu:

  • Tidak bergejala 
  • Demam 
  • Sakit tenggorokan 
  • Sakit kepala 
  • Badan pegal 
  • Badan lemas 
  • Batuk 
  • Sesak napas
  • Sakit perut 
  • Mual atau muntah 

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Varian Omicron BA.4 dan BA.5?

Dr. Russo merekomendasikan untuk mengikuti metode pencegahan yang biasa, yaitu mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan vaksin booster. Tampaknya kekebalan tubuh yang diinduksi oleh vaksin tidak sempurna dalam mencegah terjadinya infeksi. Namun, tampaknya vaksin dapat mencegah orang mengalami penyakit yang parah. Untuk yang berisiko tinggi terkena komplikasi akibat Covid-19, Dr. Russo menyarankan untuk mengenakan masker yang pas dan berkualitas tinggi ketika berada di dalam ruangan. 

Dengan kembali melonjaknya kasus Covid-19 karena kemunculan varian Omicron BA.4 dan BA.5 tentunya kita kembali harus lebih waspada. Kita harus mengikuti protokol kesehatan dengan baik. Beruntung bagi kita yang masih sehat di tengah pandemi ini. Sebagian saudara kita ada yang harus dirawat karena penyakit yang dideritanya. Para pasien itu ada juga yang mengalami kesulitan membayar biaya pengobatan. Yuk, kita bantu mereka dengan berdonasi melalui Wecare. Caranya yaitu dengan mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Afifah, M. N. (2022). 10 Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang Terdeteksi di Bali dan Jakarta. Diambil kembali dari health.kompas.com.

Kasus Covid-19 di Indonesia naik ‘dipicu varian baru’ Omicron BA.4 dan BA.5, bagaimana gejalanya? (2022). Diambil kembali dari bbc.com.

Miller, K. (2022). What Are the New COVID-19 Omicron Variants BA.4 and BA.5? Experts Explain. Diambil kembali dari prevention.com.

New Omicron Subvariants: What We Know About BA.4 and BA.5. (2022). Diambil kembali dari nbcchicago.com.

Rizqo, K. A. (2022). Menkes: Estimasi Puncak BA.4 dan BA.5 20 Ribu Kasus Per Hari. Diambil kembali dari news.detik.com.Rokom. (2022). Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Tingkat Kesakitan Rendah. Diambil kembali dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Sumber Featured Image : Pete Linforth dari Pixabay