Ketika melihat teman lebih sukses, terkadang muncul perasaan rendah diri dan merasa ragu dengan kemampuan diri sendiri. Hal ini tampaknya sepele tapi apabila citra diri yang negatif ini terus-menerus kamu rasakan hingga mempengaruhi kehidupanmu sehari-hari, kamu mungkin mengalami inferiority complex.
Klik Untuk Donasi - bangun sekolah di pelosok- Terdanai Rp.3,707,502
- Pencapaian 2.35%
- Donatur 142
Daftar isi:
Mengenal Inferiority Complex
Masih banyak orang yang belum tahu kalau inferiority complex atau perasaan diri sangat rendah dibanding orang lain ini merupakan gejala masalah kesehatan mental. Alfred Alder merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah ini pada tahun 1907. Dia adalah seorang psikolog asal Austria.
Inferiority complex merupakan perasaan diri tidak mampu, lemah serta insecure yang kuat. Orang yang mengalami kondisi ini membandingkan dirinya dengan orang lain secara terus menerus. Juga kerap merasa kalau pencapaian, kebahagiaan, atau daya tariknya lebih rendah jika dibandingkan dengan orang lain. Dia akan memiliki citra diri yang negatif. Selain itu, dia juga akan merasa frustrasi dengan diri sendiri dan kesejahteraan diri secara keseluruhan. Berpikir kalau diri tidak cukup baik secara terus-menerus merupakan sebuah keyakinan yang keliru dan bisa membahayakan kehidupan mental juga sosial seseorang.
Dua Jenis Inferiority Complex
Adler membagi inferiority comples menjadi dua jenis, yaitu:
- Inferioritas Primer
Jenis ini diperkirakan mulai terjadi ketika masa kanak-kanak. Perasaan ini muncul karena merasa tidak mampu dan dibandingkan secara tidak baik dengan orang lain. Ketika dewasa bisa mengakibatkan orang tersebut mengalami inferiority complex.
- Inferioritas Sekunder
Jenis ini terjadi ketika orang dewasa tak mampu mencapai tujuan subjektif mereka sendiri dalam hal keamanan dan kesuksesan. Sebagai akibatnya, perasaan yang dirasakan pada masa anak-anak bisa meningkat.
Tanda dan Gejala Inferiority Complex
Beberapa tanda inferiority complex menurut Javanbakht, psikiater dari STARC Michigan dan Gonzalez-Berrios, psikiater bersertifikat lulusan Sekolah Kedokteran Ponce Puerto Rico di laman situs mbg, antara lain:
- Perasaan insecure yang ekstrim
- Kecemasan yang mungkin muncul dalam kebiasaan makan serta tidur yang buruk
- Menjadi terlalu sadar diri dan kritis terhadap diri sendiri
- Menjadi people-pleasing atau mudah mengakomodasi orang lain
- Fobia sosial atau penarikan diri
- Kepekaan terhadap kritik
- Depresi, kecemasan, dan keputusasaan
- Merasa diri tidak layak
- Merasa sedih dan kesepian
- Kekhawatiran yang terus-menerus
- Gangguan makan atau dismorfik tubuh (cemas berlebihan terhadap penampilan fisik)
- Bersaing yang berlebihan dengan orang lain
- Bersikap agresif ketika merasa tidak dihargai oleh orang lain
- Merasa gugup dan gelisah
- Napas berat dan perasaan terancam yang sangat tinggi
- Mencari perhatian
- Harapan yang tinggi dan tidak realistis untuk diri sendiri
- Keterikatan yang tidak dapat dijelaskan atau ekstrem
- Kepasifan dalam hubungan asmara
- Selalu mengamati hubungan yang sedang dijalani
- Ketidakmampuan untuk melaksanakan tanggung jawab
- Perfeksionis alias takut melakukan kesalahan
- Lambat dalam berpikir dan kesulitan berkonsentrasi
Menurut Gonzales-Berrrios efek inferiority complex sulit dibedakan dari gejalanya. Karena itu dia mengatakan untuk hati-hati dan waspada dengan perilaku dan perasaan ini.
Alami Koma Selama Satu Tahun akibat Infeksi Otak, Ajeng Butuh Bantuan Segera!
Penyebab Kompleks Inferioritas
Kira-kira apa yang menyebabkan seseorang mengalami inferiority complex. Melansir laman situs mbg, berikut ini adalah beberapa penyebab utama dari kondisi kesehatan mental tersebut:
- Orang tua yang terlalu mengritik anaknya yang kerap mempermalukan atau mengecilkan hati anaknya;
- Penindasan dari teman sebaya;
- Pelecehan dari anggota keluarga, kolega, teman sebaya, atau pasangan;
- Riwayat pelecehan, stres, trauma, depresi, dan kecemasan;
- Pengalaman media sosial yang negatif;
- Ketidakmampuan untuk memenuhi tujuan yang realistis atau tidak realistis yang berujung kegagalan;
- perfeksionis
- Predisposisi genetik (kerentanan pada penyakit genetik, disebabkan satu atau lebih mutasi gen maupun riwayat keluarga sehingga terjadi peningkatan risiko terkena suatu penyakit);
- Tekanan masyarakat.
Cara Mengatasi Inferiority Complex
Tidak mudah mengatasi inferiority complex. Butuh waktu juga usaha yang kuat. Mindset ini bisa sangat mempengaruhi kehidupanmu, mulai dari hubungan pribadi, kehidupan profesional, hingga persepsi diri. Kalau kamu merasa kamu memiliki gejala-gejala seperti di bawah ini, jangan abai. Segera atasi masalah tersebut. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa jadi langkah pertama menuju kepercayaan diri, love-self, dan rasa hormat.
- Membuat Jurnal
Dengan cara ini kamu bisa melacak semua perasaan dan emosi yang kamu rasakan sehingga kamu bisa mengetahui sumber inferiority complex yang kamu alami. Lakukan menulis jurnal setiap hari dan kamu akan merasakan manfaatnya. Dengan menulis jurnal, kamu tak hanya akan tahu akar permasalahmu tapi bisa juga untuk mengenali kemampuanmu.
- Identifikasi Pemicu
Identifikasi apa yang menjadi penyebab inferiority complex. Kemudian, coba hilangkan hal yang bisa kamu kendalikan dan minta bantuan dari profesional kesehatan mental untuk hal yang tidak dapat kamu kendalikan.
- Self-Talk yang Positif
Sudah waktunya kamu berhenti mengkhawatirkan apa perkataan orang lain tentang dirimu. Kamu harus menyayangi dirimu setiap hari. Yang terpenting adalah jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Setiap kali kamu bangun pagi, mulailah dengan berpikir positif dan beri dirimu kata-kata penyemangat yang positif.
- Meditasi
Salah satu cara yang efektif untuk mengembalikan ketenangan pikiranmu adalah meditasi. Cara ini bermanfaat bagi mereka yang kerap merasa cemas atau tertekan karena memiliki harga diri yang rendah. Meditasi akan membuatmu teralihkan dan membawa keharmonisan ke dalam kehidupan emosionalmu.
- Mengikuti Sesi Terapi
Rasanya tidak mudah untuk mengutarakan pergumulan batin yang kamu rasakan karena perasaan inferiority complex yang kamu derita pada orang lain. Namun, bantuan dari profesional kesehatan mental bisa jadi adalah hal yang sangat kamu butuhkan. Melalui pendekatan seperti terapi perilaku kognitif, pikiran negatif tentang dirimu dapat diidentifikasi dan diubah menjadi pandangan yang lebih positif. Selain itu, terapi bisa memberikan panduan kamu harus melawan ide-ide yang negatif mengenai dirimu.
- Hidup Sehat
Cara lain untuk mengatasi inferiority complex adalah dengan mengatur makan, tidur, dan olahraga supaya tetap seimbang secara emosional.
- Menyembuhkan Pengalaman Masa Kecil
Apabila sumber inferiority complex yang kamu alami berasal dari masa kecilmu, lakukan inner child work, yaitu pendekatan untuk mengenali dan menyembuhkan trauma masa kecil. Inner child work berfokus pada mengatasi kebutuhanmu yang tidak terpenuhi dengan reparenting diri sendiri, yaitu tindakan belajar bagaimana memberi dirimu dukungan yang mungkin tidak kamu terima sebagai seorang anak.
Nah, itulah informasi seputar inferiority complex yang sepertinya belum banyak dianggap sebagai hal serius oleh kebanyakan orang. Jika tidak segera ditangani, mindset ini akan mempengaruhi kehidupanmu di masa depan. Mindset ini kerap membuatmu merasa tidak cukup baik. Mungkin dengan membantu orang lain, seperti pasien yang membutuhkan biaya pengobatan bisa membuatmu merasa lebih baik. Kamu bisa berdonasi melalui WeCare.id. Cukup dengan mengunjungi situs webnya atau unduh aplikasinya di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Allen, N. (2021). What Does It Really Mean To Have An “Inferiority Complex”? Diambil kembali dari mindbodygreen.com.
Bartlett, L. (2021). 16 Signs Of Inferiority Complex & How To Effectively Cope With It. Diambil kembali dari houseofcoco.net.
Cooks-Campbell, A. (2022). How inner child work enables healing and playful discovery. Diambil kembali dari betterup.com.
Do I Have an Inferiority Complex? How Do I Overcome It? (2021). Diambil kembali dari kentuckycounselingcenter.com.
Marks, J. L. (2020). Symptoms of Inferiority Complex. Diambil kembali dari everydayhealth.com.
Plumptre, E. (2021). What Is an Inferiority Complex? Diambil kembali dari verywellmind.com.
Wisner, W. (2019). Inferiority Complex: Definition, Causes, Signs, & Treatment. Diambil kembali dari talkspace.com.