Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek dan Bahayanya

Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek dan Bahayanya

Pada tahun 2023, Presiden Joko Widodo menyatakan kekhawatirannya terhadap buruknya kualitas udara di Jabodetabek selama satu minggu, dengan indeks kualitas udara di DKI Jakarta mencapai angka 156 pada tanggal 13 Agustus. Dan hari ini menurut situs IQAir, DKI Jakarta dan Tangerang Selatan Banten termasuk dalam kelompok kota paling berpolusi di Indonesia. Apa penyebab polusi tersebut?

Alami Jantung Bocor dan Paru-Paru dipenuhi oleh Flek, Aluna Butuh Pertolonganmu Segera!

Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek 

Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) seusai Rapat Terbatas pada tahun 2023 menyatakan bahwa polusi udara di Jabodetabek disebabkan oleh asap kendaraan bermotor (44%), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) (34%), serta asap dari rumah tangga dan pembakaran lainnya. 

Menteri LHK mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa 351 industri, termasuk PLTU dan PLTD, dan mengidentifikasi 161 sumber pencemaran untuk diperiksa di enam stasiun pemantauan kualitas udara. Siti mengungkapkan bahwa kendaraan bermotor merupakan faktor utama polusi udara di Jabodetabek, dengan 24,5 juta kendaraan beroperasi pada 2022, di mana 19,2 juta adalah kendaraan roda dua. 

Bahan Penyebab Pencemaran Udara

Melansir laman situs The Union of Concerned Scientists (UCS) kendaraan seperti mobil, truk, serta bus memproduksi polusi udara sepanjang siklus hidupnya, termasuk ketika kendaraan tersebut dioperasikan.  Berikut ini adalah bahan pencemar utama yang berasal dari kendaraan bermotor:

  • Partikulat (PM): Partikel halus seperti jelaga dari knalpot kendaraan dapat menembus dalam paru-paru dan menimbulkan ancaman kesehatan. Asap diesel merupakan kontributor utama polusi PM.
  • Senyawa Organik Volatil (VOC): Polutan ini bereaksi dengan nitrogen oksida di bawah sinar matahari membentuk ozon permukaan tanah, yang mengiritasi sistem pernapasan dan dapat menyebabkan kanker.
  • Nitrogen Oksida (NOx): Membentuk ozon permukaan tanah dan partikulat sekunder, serta dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi pernapasan.
  • Karbon Monoksida (CO): Gas tidak berbau dan berwarna ini menghalangi oksigen ke otak dan organ vital lainnya, terutama dipancarkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
  • Sulfur Dioksida (SO2): Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur dan dapat membentuk partikel halus di atmosfer, menimbulkan risiko kesehatan terutama bagi anak-anak dan penderita asma.
  • Gas Rumah Kaca: Karbon dioksida dari kendaraan bermotor berkontribusi pada perubahan iklim global. Emisi dari sektor transportasi berkontribusi sekitar tiga puluh persen terhadap total emisi gas rumah kaca global.

Dampak Pencemaran Udara

Polutan dari knalpot kendaraan tidak hanya mempengaruhi paru-paru tetapi juga dapat menimbulkan risiko kesehatan serius di semua tahap kehidupan, termasuk kematian dini. Berikut ini beberapa dampak dari polusi udara yang dirangkum dari beberapa situs web dan hasil penelitian:

  1. Kesehatan Fisik:
  • Penyakit Pernapasan: Meningkatkan risiko asma dan gangguan paru-paru.
  • Penyakit Jantung: Menyebabkan atau memperburuk penyakit jantung.
  • Kanker: Polutan seperti benzena dapat menyebabkan leukemia dan berbagai jenis kanker.
  • Gangguan Kesehatan Lainnya: Meningkatkan risiko gangguan darah, infertilitas, dan demensia.
Klik Untuk Donasi - Derita Kanker Nasofaring, Bapak Jajuli Butuh Biaya untuk Berobat!
Kanker Nasofaring
Jajuli
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.4,802,500
  2. Pencapaian 29.49%
  3. Donatur 170
  1. Dampak pada Anak dan Ibu Hamil:
  • Keterlambatan Perkembangan Anak: Tinggal di dekat jalan sibuk dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan anak menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasional Institutes of Health dan University of California yang diterbitkan pada jurnal Environmental Research.
  • Gangguan Kehamilan: Emisi kendaraan dikaitkan dengan gangguan selama kehamilan menurut laporan yang ditulis oleh Hilary Sinnamon di Environmental Defense Fund pada tahun 2020.
  1. Kesehatan Mental:
  • Kecemasan dan Depresi: Emisi kendaraan terkait dengan masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada jurnal Neurotoxicology tahun 2022.  
  1. Dampak Pendidikan:
  • Kinerja Akademik: Emisi bus sekolah berbahan bakar diesel dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja akademik siswa menurut studi yang diterbitkan pada jurnal Economics of Education Review pada tahun 2019.
  1. Efek Perubahan Iklim:
  • Gelombang Panas: Perubahan iklim menyebabkan gelombang panas yang berisiko tinggi terutama bagi anak-anak dan lansia.
  • Banjir dan Kekeringan: Meningkatkan frekuensi banjir dan kekeringan.
  • Kebakaran Hutan: Mengakibatkan kebakaran hutan yang menghancurkan komunitas lokal.
  1. Dampak Global:
  • Kematian Terkait Polusi Udara: Di AS, antara 17.000 hingga 20.000 orang meninggal setiap tahun akibat polusi kendaraan.

Dampak Polusi Udara Terhadap Situasi Kesehatan di Indonesia

Melansir laman situs Universitas Indonesia, Prof. Dr. R. Budi Haryanto, SKM., M.Kes., M.Sc., dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar mengungkapkan bahwa sekitar 50% kasus kesakitan di Indonesia saat ini berkaitan dengan polusi udara. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa polusi udara merupakan penyebab utama penyakit seperti pneumonia, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan asma. Menurut laman situs Kementerian Kesehatan berdasarkan profil kesehatan 2019, Indonesia mencatat 400 ribu kasus pneumonia. 

Pneumonia adalah penyebab utama kematian balita di dunia, melebihi HIV/AIDS, malaria, dan campak. Beberapa balita dan pasien pneumonia berasal dari keluarga kurang mampu sehingga membutuhkan uluran tangan TemanPeduli untuk pengobatan mereka. TemanPeduli bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id.

Donasi bisa disalurkan melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa dengan mudah diunduh oleh TemanPeduli di Google Play atau App Store.

Yuk, mari bantu pasien yang membutuhkan bantuan pengobatan bersama WeCare.id

Referensi

pollution From Vehicles. (2023). Diambil kembali dari coltura.org.

Austin, W., Heutel, G., & Kreisman, D. (2019). School bus emissions, student health and academic performance. Economics of Education Review.

Cars, Trucks, Buses and Air Pollution. (2023). Diambil kembali dari ucsusa.org.

Dunleavy, B. P. (2021). Study links vehicle exhaust exposure in childhood with later mental health risk. Diambil kembali dari upi.com.

Intan, G. (2023). Kualitas Udara Jabodetabek Buruk, Jokowi Ungkap Strategi Tekan Polusi. Diambil kembali dari voaindonesia.com.

Kids living near major roads at higher risk of developmental delays, NIH study suggests. (2019). Diambil kembali dari nih.gov.

Melihat Dampak Polusi Udara pada Kondisi Kesehatan di Indonesia. (2024). Diambil kembali dari ui.ac.id.

Nugraheny, D. E. (2023). Menteri LHK Ungkap Penyebab Polusi Udara Jabodetabek, 44 Persen Kendaraan, 34 Persen PLTU. Diambil kembali dari nasional.kompas.com.

Nursalikah, A. (2023). Menkes: Polusi Udara Penyebab Utama Pneumonia dan ISPA. Diambil kembali dari news.republika.co.id.

Penyakit Broncopneumonia pada Anak. (2022). Diambil kembali dari sardjito.co.id.

Presiden Jokowi Minta Penanganan Polusi di Jabodetabek Berbasiskan Kesehatan. (2023). Diambil kembali dari setkab.go.id.

Santoso, A. (2024). Kualitas Udara Jakarta, Bandung dan Tangsel Paling Tak Sehat Siang Ini. Diambil kembali dari news.detik.com.

Sinnamon, H. (2020). Accelerating to 100% Clean:. Diambil kembali dari edf.org.Zundel, C. G. (2022). Air pollution, depressive and anxiety disorders, and brain effects: A systematic review. Neurotoxicology.

Sumber Featured Image : Yulia Agnis on Unsplash