Mengenal Hantavirus, Virus di Balik Penyakit Sindrom Paru Hantavirus (SPH)

Mengenal Hantavirus, Virus di Balik Penyakit Sindrom Paru Hantavirus (SPH)

Dikenal juga sebagai orthohantavirus, hantavirus menyebabkan penyakit menular yang ditandai dengan gejala mirip flu. Bila tidak ditangani segera, penyakit ini dapat berkembang menjadi masalah pernapasan yang berpotensi mengancam jiwa. 

Klik Untuk Donasi - Elmeira Bocah 2 tahun Alami Gagal Napas Hingga Tak Sadarkan Diri!
Cerebral Palsy (CP) Type Atethoid, ...
Elmeira Zhafira
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.980,000
  2. Pencapaian 8.52%
  3. Donatur 26

Daftar isi:

  1. 1. Pengertian, Asal Usul, dan Penyebab Hantavirus
  2. 2. Gejala yang Ditimbulkan Setelah Terinfeksi Hantavirus
  3. 3. Pencegahan Paparan Hantavirus
  4. 4. Bagaimana Cara Mengobati Hantavirus?

Pengertian, Asal Usul, dan Penyebab Hantavirus

Hantavirus adalah virus yang ditemukan dalam urin, air liur, atau kotoran hewan pengerat liar yang terinfeksi, seperti tikus rusa, tikus kapas, tikus punggung merah, dan tikus berkaki putih. Di Amerika Serikat bagian tenggara, misalnya, hantavirus juga dapat ditemukan dalam kotoran tikus beras. 

Hantavirus pertama kali diidentifikasi di Kanada pada tahun 1994. Virus ini menyebabkan penyakit paru-paru yang langka namun serius bernama sindrom paru Hantavirus (SPH) atau Hantavirus pulmonary syndrome (HPS). Virus ini tidak bertahan lama di luar inangnya. Biasanya virus ini dapat bertahan kurang dari 1 minggu di luar ruangan dan beberapa jam saja saat terpapar sinar matahari langsung.

Gejala yang Ditimbulkan Setelah Terinfeksi Hantavirus

Jumlah kasus SPH di dunia sebenarnya tidak terlalu banyak. Oleh karena itu, “waktu inkubasi” juga tidak diketahui secara pasti. Namun, para ahli memperkirakan gejala-gejalanya dapat berkembang antara 1 dan 8 minggu setelah terpapar urin segar, kotoran, atau air liur hewan pengerat yang terinfeksi.

1. Gejala Awal

Gejala awal yang biasanya dialami termasuk kelelahan, demam, dan nyeri otot. Otot yang terpengaruh biasanya dapat dilihat pada kelompok otot besar seperti ​​paha, pinggul, punggung, dan bahu. Gejala-gejala ini bersifat universal.

Ada juga gejala lainnya seperti sakit kepala, pusing, menggigil, dan masalah perut, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Sekitar setengah dari semua pasien SPH mengalami gejala ini.

2. Gejala Lanjutan

Empat hingga 10 hari setelah fase awal penyakit, gejala akhir SPH akan muncul juga. Pasien biasanya mengalami batuk dan sesak napas. Seorang pasien, berdasarkan kutipan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala-gejala ini terasa seperti, “tali diketatkan di sekitar dada dan bantal menutupi wajah hingga kesulitan bernapas” saat paru-paru terisi cairan.

Dukung Pengiriman Bantuan Sosial ke Seluruh Indonesia!

Pencegahan Paparan Hantavirus

Bagaimana kita bisa mencegah paparan Hantavirus? Pada dasarnya, kita dapat mencoba mengurangi kehadiran tikus di rumah dan membatasi kontak dengan kotoran, urin, dan air liurnya. Lebih lengkapnya, disarankan untuk:

  • Menaruh makanan (termasuk makanan peliharaan, jika ada), air, dan bahkan sampah dalam wadah plastik atau logam berat dengan tutup yang rapat.
  • Menyegel setiap lubang di tempat-tempat atau sudut-sudut rumah yang dapat dimasuki tikus.
  • Memotong rerumputan tebal dan menjaga agar rumput tetap pendek. Ini untuk memastikan agar kita dapat melihat apakah ada tikus atau tidak di halaman rumah.
  • Menggunakan sarung tangan karet atau plastik saat membersihkan tanda-tanda keberadaan hewan pengerat. Kita juga harus berhati-hati saat menangani bangkai hewan pengerat yang telah mati. Jangan lupa bersihkan sarung tangan menggunakan sabun sebelum melepasnya. Kemudian, cuci tangan dengan air sabun (sekali lagi) setelah dilepas. 
  • Memasang jebakan tikus bila perlu. Masukkan hewan pengerat ke dalam plastik, tutup, kemudian buang segera.

Karena infeksi pada manusia terjadi melalui penghirupan bahan yang terkontaminasi, prosedur pembersihan rumah juga harus dilakukan dengan cara yang membatasi jumlah debu di udara. 

Bagaimana Cara Mengobati Hantavirus?

Apakah penyakit yang ditimbulkan hantavirus fatal? Sayangnya, iya. SPH memiliki tingkat kematian hingga 40%. 

Sejauh ini, belum ada vaksin untuk SPH. Pengobatan atau penyembuhan khusus untuk infeksi hantavirus juga masih dalam perkembangan. Akan tetapi, pengenalan dini dan perawatan medis di unit perawatan intensif dapat membantu proses pemulihan. Orang yang terinfeksi biasanya diberi obat untuk meredakan demam dan nyeri serta terapi oksigen. 

Mari lindungi diri kita sekeluarga agar terhindar dari hantavirus dengan cara menjaga kesehatan dan kebersihan. Selain itu, mari gotong royong membantu para tenaga medis yang saat ini bekerja keras merawat pasien Covid-19 dengan menyumbangkan dana untuk pengadaan APD melalui wecare.id.
Yuk,  berdonasi mulai dari Rp1.000 saja di WeCare.id. Kamu juga bisa mengunduh aplikasinya di App Store atau Google Play. Dengan begitu, donasi pun lebih praktis tanpa ribet.

Klik Untuk Donasi - Bantu Hadirkan Cahaya Harapan untuk Menerangi Kehidupan Mereka!
  1. Terdanai Rp.280,000
  2. Pencapaian 0.32%
  3. Donatur 2

Referensi:

Hantavirus pulmonary syndrome – Symptoms and causes. (2019, June 12). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hantavirus-pulmonary-syndrome/symptoms-causes/syc-20351838

CDC – Hantavirus. (2020, September 9). Centers for Disease Control and Prevention (CDC). https://www.cdc.gov/hantavirus/index.html

Melzer, M. (2018, September 13). Wie gefährlich ist eine Hantavirus-Infektion? Apotheken-Umschau. https://www.apotheken-umschau.de/krankheiten-symptome/infektionskrankheiten/wie-gefaehrlich-ist-eine-hantavirus-infektion-741899.html