Istilah ini menjadi viral ketika Kiki Saputri menuliskan cuitan mengenai mertuanya yang sempat divonis terkena stroke telinga. Kiki dan warganet sempat bingung dengan istilah tersebut. Memang telinga bisa mengalami stroke? Seperti apa stroke pada telinga? Yuk, ikuti bahasannya di artikel ini.
Daftar isi:
Apa Itu Stroke Telinga?
Dikenal juga sebagai sudden deafness, stroke telinga istilah medisnya adalah Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSHL) Apa itu sudden deafness atau SSHL? Ini adalah kondisi hilangnya pendengaran secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan, baik secara seketika atau dalam beberapa hari. SSHL terjadi dikarenakan ada masalah dengan organ sensorik di dalam telinga bagian dalam.
Kondisi stroke telinga ini sering kali hanya mempengaruhi satu telinga. Biasanya orang yang mengalami tuli mendadak ini mengetahui kehilangan pendengaran saat bangun tidur di pagi hari. Ada juga yang menyadari kondisinya saat seseorang menelpon menggunakan telinga yang tuli tersebut. Selain itu, ada yang mendengar suara letupan keras tepat sebelum pendengarannya hilang.
Driver Ojol Terpaksa Berhenti Kerja akibat Derita TB Paru, Pak Safrizal Mengharapkan Bantuanmu!
Lalu Apa Beda Stroke Telinga dengan Telinga Tersumbat?
Untuk membedakan keduanya dapat diketahui dari dengungan. Coba lakukan tes ini untuk mengetahui apakah kamu menderita stroke telinga atau telinga tersumbat biasa.
Coba bersenandung dengan suara keras. Apabila pendengaranmu normal, kamu bisa mendengar suara dengan sama baiknya di kedua telinga. Jika kamu melakukan tes ini saat mengalami pada salah satu kuping, maka suara senandung tersebut akan bergeser ke satu sisi atau yang lain.
Sebagai contoh, kamu menutup telinga kanan kamu sambil bersenandung. Apabila telinga kanan terkena dampak dan dengungannya lebih keras di telinga tersebut, maka kehilangan pendengaran kemungkinan lebih disebabkan oleh kerusakan konduktif, yaitu ketika suara tak masuk ke kuping bagian dalam. Selain itu, kemungkinan diakibatkan oleh penyumbatan dari pilek atau penumpukan lilin di telinga.
Namun, bila dengungan lebih keras di telinga kiri, itu berarti bahwa kehilangan pendengaran pada telinga kanan diakibatkan oleh kerusakan saraf yang terjadi baru-baru ini, dan itu memerlukan perhatian medis yang cepat.
Penyebab Stroke Telinga
Apa yang menyebabkan kamu mengalami stroke telinga? SSNHL berbeda dengan jenis hilang pendengaran lainnya dalam beberapa hal penting. Selain mulainya yang cepat, sering kali SSNHL idiopatik, yang berarti penyebabnya umumnya tidak diketahui. Penyebab dapat diidentifikasi hanya pada 10 hingga 15 persen dari kasus yang didiagnosis.
Beberapa faktor risiko dan penyebab yang mungkin diketahui di antaranya:
- Infeksi bakteri
- Infeksi virus
- Gangguan telinga dalam, terutama penyakit Meniere gangguan pada telinga dalam yang menyebabkan gejala seperti pusing, vertigo (rasa pusing yang sangat kuat), tinitus (bunyi mendenging di telinga), dan kehilangan pendengaran)
- Migrain
- Tumor (misalnya neuroma akustik, yaitu tumor jinak yang tumbuh pada saraf vestibulocochlear di dekat telinga dalam)
- Beberapa obat dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sebagai efek samping, dikenal sebagai obat ototoksik, terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi
- Penyakit atau gangguan neurologis (misalnya scleroris ganda, penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat).
- Cedera kepala atau trauma
- Gangguan autoimun pada telinga dalam dan penyakit autoimun lainnya
- Hormon tiroid rendah, seperti pada hipotiroidisme autoimun
- Masalah sirkulasi (misalnya vasculitis, yaitu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada dinding pembuluh darah)
Bagaimana Cara Mendiagnosis Stroke Telinga?
Untuk mendiagnosis, dokter akan menggunakan tes pendengaran yang disebut audiometri nada murni. Ini adalah tes pendengaran yang dilakukan untuk mengukur seberapa baik seseorang mendengar suara dengan frekuensi tertentu.
Audiometri nada murni membantu dokter untuk menentukan apakah kehilangan pendengaran disebabkan oleh suara yang tidak mencapai telinga bagian dalam (karena obstruksi seperti cairan atau lilin telinga) atau oleh defisit sensorineural (karena telinga tidak memproses suara yang mencapai telinga). Tes ini juga bisa menunjukkan rentang pendengaran yang hilang.
Apabila kamu didiagnosis mengalami stroke telinga, kemungkinan dokter akan merekomendasikan tes lain untuk mencoba mengetahui penyebab yang mendasar dari SSHL yang kamu alami. Tes-tes ini di antaranya:
- tes darah
- pencitraan (MRI)
- tes keseimbangan
Pengobatan Stroke Telinga
Dr. Steven Rauch, spesialis THT di Massachusetts Eye and Ear yang berafiliasi dengan Universitas Harvard di laman situs Harvard Health Publishing mengatakan, jika kamu mengalami stroke telinga, maka kamu memiliki waktu 10-14 hari sejak terjadinya kondisi tersebut untuk mengobatinya. Jika tidak segera dilakukan, maka kehilangan pendengaran akan menjadi permanen.
Namun, bahkan bila pengobatan dilakukan tepat waktu, mungkin pendengaranmu tidak akan kembali sepenuhnya. Kebanyakan kasus, stroke telinga ringan mungkin akan pulih sepenuhnya. Akan tetapi pada pasien yang mengalami kehilangan pendengaran sedang atau berat, hanya sekitar 20% kasus yang bisa pulih sepenuhnya, bahkan dengan pengobatan yang cepat.
Stroke telinga diobati dengan kortikosteroid selama dua hingga tiga minggu. Obat ini bisa dikonsumsi dengan cara diminum atau melalui suntikan melalui gendang telinga. Pil kortikosteroid, seperti prednisone, diminum dengan dosis yang sama setiap hari selama 14 hari, dan kemudian dosisnya dikurangi selama minggu terakhir. Sebagai alternatif, suntikan telinga diberikan dua kali seminggu selama dua minggu.
Steroid oral lebih nyaman untuk dikonsumsi, tapi terdapat efek samping seperti sakit perut, tekanan darah tinggi, perubahan suasana hati, dan insomnia. Umumnya suntikan tidak memiliki efek samping sistemik, tetapi bisa menyebabkan ketidaknyamanan, dan orang harus mengunjungi dokter mereka untuk mendapatkan suntikan tersebut. Beberapa dokter merekomendasikan penggunaan steroid yang diminum dan suntikan untuk meningkatkan tingkat pemulihan.
Dr. Rauch mengingatkan apabila kamu terbiasa dengan pendengaran normal dan tiba-tiba hilang, itu bukanlah hal baik. Semakin cepat kamu memeriksanya, semakin baik. Jika kondisi itu adalah stroke telinga, setiap hari yang kamu tunda akan mengurangi peluang pemulihanmu.
Mencegah Stroke Telinga
Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah terjadinya stroke telinga, di antaranya:
Gaya hidup sehat
Pasien yang memiliki penyakit kronis dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah berisiko lebih besar mengalami stroke telinga. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini, pola hidup sehat, pola makan yang sehat, dan tidur yang cukup penting.
Pencegahan terhadap flu
Mencegah terkena flu karena beberapa kasus stroke telinga terkait dengan flu. Mencegah terjadinya flu dapat mengurangi kemungkinan terkena stroke telinga.
Menjaga kestabilan emosional
Ketidakstabilan emosional bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengaturan cairan neurohumoral dalam tubuh, sehingga memengaruhi sirkulasi darah di telinga. Karenanya, menjaga suasana hati yang tenang dan damai serta sangat penting untuk menghindari fluktuasi emosional.
Nah, sekarang sudah jelaskan apa itu stroke telinga. Ternyata memang ada dan bisa berbahaya jika tidak segera diobati. Selain stroke telinga, penyakit stroke sendiri menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Sebagian pasien penderita stroke ada yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan. Kamu bisa menolong mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Caranya bisa dengan mengunjungi situs web WeCare.id atau mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Ear Stroke (Sudden Sensorineural Hearing Loss). (2022). Diambil kembali dari qhms.com.
Now hear this: Don’t ignore sudden hearing loss. (2019). Diambil kembali dari health.harvard.edu.
Sudden Deafness. (2016). Diambil kembali dari nidcd.nih.gov.
Sudden Deafness. (2019). Diambil kembali dari hearingloss.org.
Sudden Hearing Loss. (2018). Diambil kembali dari mountsinai.org.Victory, J. (2021). Sudden hearing loss in one ear. Diambil kembali dari healthyhearing.com.
Sumber Featured Image : Hayes Potter on Unsplash