Gizi buruk atau malnutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Mengutip dari laman situs UNICEF angka malnutrisi ibu dan anak di Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di dunia walaupun di 10 tahun terakhir ini sudah ada penurunan.
Anak Sekecil ini Harus Berjuang Melawan Gizi Buruk
Daftar isi:
Mengenal Gizi Buruk
Menurut WHO pengertian gizi buruk atau malnutrisi mencakup kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi dan/atau nutrisi seseorang. Istilah ini mencakup dua kelompok kondisi besar. Yang pertama adalah ‘kurang gizi’—termasuk stunting, wasting, underweight, dan kekurangan mikronutrien.
Sementara itu hal lainnya adalah kelebihan berat badan, obesitas, serta penyakit tidak menular yang berhubungan dengan pola makan seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kanker.
UNICEF menyebutkan ada tiga beban gizi buruk, yaitu:
- Gizi kurang
- Stunting: Lebih dari 4,5 juta balita di Indonesia mengalami stunting, yang berdampak pada gangguan perkembangan kognitif, kesehatan kronis, dan dapat meneruskan malnutrisi ke generasi berikutnya.
- Wasting: Sekitar 4,5 juta balita menderita wasting, dengan lebih dari 760.000 kasus parah, meningkatkan risiko stunting, kematian, dan gangguan pertumbuhan sepanjang hidup.
- Kekurangan Mikronutrien
Angka anemia tinggi pada ibu, remaja, dan anak-anak, yang menyebabkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan stunting.
- Kelebihan Berat Badan dan Obesitas
Hampir dua juta balita, satu dari lima anak usia sekolah, dan satu dari tujuh remaja mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, yang dapat menjadi masalah kesehatan di masa depan.
Penyebab Malnutrisi
WHO di laman situsnya menyebutkan bahwa banyak keluarga tidak mampu membeli atau mengakses makanan bergizi seperti buah, sayuran segar, kacang-kacangan, daging, dan susu. Sebaliknya, makanan dan minuman tinggi lemak, gula, dan garam lebih murah dan mudah didapatkan, yang mengakibatkan peningkatan cepat kelebihan berat badan dan obesitas baik di negara miskin maupun kaya.
Kurang gizi dan kelebihan berat badan sering ditemukan dalam komunitas, rumah tangga, atau bahkan individu yang sama, menunjukkan kompleksitas masalah di antara populasi yang sama.
Sementara itu UNICEF menyebutkan tiga beban malnutrisi yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh kualitas makanan yang rendah, kondisi ibu dan pengasuhan anak yang kurang baik, serta terbatasnya akses ke layanan kesehatan, kebersihan, dan sanitasi yang memadai.
Masalah ini semakin diperparah oleh kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, ketimpangan gender dan sosial, infrastruktur yang tidak memadai, seringnya bencana alam, serta faktor lingkungan dan iklim.
Klik Untuk Donasi - Derita Kelainan Bawaan dan Gizi Buruk, Yuk Bantu Ringankan Penderitaan Rasyid!- Terdanai Rp.3,420,500
- Pencapaian 16.29%
- Donatur 55
Gejala Malnutrisi Pada Anak
Anak-anak yang mengalami gizi buruk bisa memiliki tinggi yang tidak sesuai dengan usianya, kurus atau perut kembung, lesu, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Masalah nutrisi ini dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh serta indra penglihatan, pengecapan, dan penciuman. Selain itu, kekurangan gizi bisa menyebabkan kecemasan, perubahan suasana hati, dan gejala psikiatri lainnya.
Gejala lainnya termasuk:
- Kulit pucat, tebal, dan kering
- Mudah memar
- Ruam
- Perubahan warna kulit
- Rambut tipis yang sangat keriting dan mudah rontok
- Sendi yang nyeri
- Tulang yang lunak dan lembut
- Gusi yang mudah berdarah
- Lidah yang mungkin bengkak, mengerut, atau pecah-pecah
- Rabun senja
- Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya dan silau
- Sering sakit dan pemulihan lebih lama
- Pertumbuhan yang lambat
- Perkembangan perilaku dan intelektual lambat
- Kesulitan belajar
Pencegahan Malnutrisi
Mengutip dari Pedoman Pencegahan Dan Tatalaksana Balita Gizi Buruk Kemenkes, cara pencegahan malnutrisi meliputi:
- Pemberian ASI dan MP-ASI
- ASI eksklusif hingga 6 bulan.
- Pemberian MP-ASI dan ASI hingga 2 tahun sesuai pedoman Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak.
- Asupan Gizi Seimbang
- Menyediakan asupan gizi seimbang yang sesuai dengan usia anak.
- Kebersihan
- Selalu membersihkan tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
- Imunisasi dan Pemantauan Pertumbuhan
- Memberikan imunisasi dasar lengkap.
- Rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.
Pengobatan Anak dengan Malnutrisi
Malnutrisi atau gizi buruk pada anak-anak sering kali terjadi karena adanya kondisi kesehatan yang berlangsung lama dan memerlukan penanganan di rumah sakit. Namun, tidak semua anak yang mengalami malnutrisi memerlukan perawatan di fasilitas tersebut.
Pengobatan untuk anak yang mengalami malnutrisi meliputi:
- Perubahan pola makan dengan memberikan makanan yang tinggi energi dan nutrisi.
- Dukungan untuk keluarga dalam mengelola asupan nutrisi anak.
- Pengobatan untuk masalah medis yang menjadi penyebab malnutrisi.
- Suplemen vitamin dan mineral.
- Suplemen nutrisi tinggi energi dan protein jika diperlukan.
Anak-anak yang sangat kekurangan gizi perlu diberi makan dan rehidrasi dengan hati-hati di rumah sakit. Setelah membaik, mereka dapat secara bertahap mulai makan diet normal di rumah. Lakukan pemantauan rutin untuk memastikan pengobatan berhasil. Jangan lupa untuk mengukur berat dan tinggi badan. Jika tak ada perbaikan, segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit.
Upaya Pemerintah Agar Indonesia Bebas Gizi Buruk
Dalam upaya membebaskan Indonesia dari malnutrisi, pemerintah melakukan beberapa upaya.
Untuk mengatasi stunting, pemerintah melakukan beberapa langkah yang mencakup:
- Pemeriksaan anemia serta pemberian Tablet Tambah Darah atau TTD kepada remaja putri.
- Pemeriksaan kehamilan, pemberian TTD, serta pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK).
- Pemantauan pertumbuhan balita, pemberian ASI eksklusif, dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang kaya akan protein hewani untuk bayi dan balita.
- Penanganan berbagai masalah gizi pada balita seperti weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk, dan stunting, serta peningkatan cakupan imunisasi.
- Edukasi yang diberikan kepada remaja, ibu hamil, dan keluarga, termasuk kampanye untuk mengurangi praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Untuk mengatasi Obesitas, pemerintah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Membuat kebijakan pembatasan serta pengendalian kandungan garam, gula, juga lemak pada industri makanan dan makanan siap saji.
- Edukasi konsumen untuk memperhatikan batasan asupan gula, garam, dan lemak harian serta pola makan gizi seimbang dan aktivitas fisik.
- Pemantauan berat badan secara teratur.
Mari Bantu Anak-Anak yang Mengalami Malnutrisi
Seperti yang disebutkan oleh UNICEF, faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab masalah gizi buruk di Indonesia. Masih banyak penduduk Indonesia yang kondisi ekonominya serba kekurangan sehingga tidak bisa memberikan gizi yang cukup untuk anak-anak mereka. Mereka membutuhkan uluran tangan dari TemanPeduli.
TemanPeduli bisa membantu mereka dengan mengirimkan donasi melalui WeCare.id. Kirimkan donasi lewat situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa TemanPeduli unduh di Google Play atau App Store.
Yuk, jangan ragu untuk mengulurkan tangan membantu sesama bersama WeCare.id
Referensi
Dipo, D. P., Mudjiati, I., Julina., dkk. (2020). PEDOMAN PENCEGAHAN DAN Tatalaksana BALITA GIZI BURUK Pada Masa Pandemi Covid-19. Diambil kembali dari gizikia.kemkes.go.id.
Gizi. (2023). Diambil kembali dari unicef.org.
Kementerian Kesehatan Rilis Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. (2023). Diambil kembali dari upk.kemkes.go.id.
Malnutrition. (2012). Diambil kembali dari hopkinsmedicine.org.
Malnutrition. (2020). Diambil kembali dari nhs.uk.
Malnutrition. (2024). Diambil kembali dari who.int.
Rosseneu, S. (2012). What is malnutrition in children? Diambil kembali dari topdoctors.co.uk.Wujudkan Indonesia Bebas Malnutrisi. (2023). Diambil kembali dari kemenkopmk.go.id.
Sumber Featured Image : Victor Nnakwe on Unsplash