Pandemi Covid-19 masih memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap dunia. Salah satunya pada sektor ekonomi. Sri Mulyani memproyeksikan terjadinya resesi ekonomi global pada 2023. Sejumlah pakar ekonomi juga mengungkapkan pendapat serupa.
Kemungkinan terburuk yang dapat terjadi adalah meningkatnya angka pengangguran secara drastis. Hal ini berarti banyak orang yang kehilangan penghasilan. Menanggapi hal tersebut, tidak ada salahnya untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk dari resesi ekonomi global tersebut.
Tentang resesi ekonomi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi krisis mendatang ini, mari pahami terlebih dulu pengertian dari resesi ekonomi. Resesi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana perputaran ekonomi suatu negara lambat atau buruk.
Ada berbagai faktor yang memicu resesi di suatu negara. Faktor-faktor yang menyebabkan resesi adalah sebagai berikut.
- Inflasi
- Deflasi Berlebihan
- Guncangan Ekonomi Mendadak
- Perkembangan Teknologi
- Ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi
- Pertumbuhan Ekonomi Menurun Selama Dua Kuartal Berturut-turut
- Nilai Impor Lebih Besar Dari Ekspor
- Tingkat Pengangguran Tinggi
Kebaikan Bermakna untuk Sesama
Dampak resesi ekonomi
Dampak resesi merupakan efek yang timbul dan mempengaruhi beberapa pihak sehingga berdampak pada pemerintah, perusahaan, dan pekerja.
1. Pemerintah
Resesi ekonomi berdampak cukup berat bagi pemerintah. Ketika kondisi ini terjadi, tentunya angka pengangguran akan meningkat dan pemerintah dituntut untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Akibatnya, pinjaman ke bank asing meroket.
Resesi juga membuat penerimaan pajak dan non-pajak menjadi rendah. Hal ini disebabkan kondisi keuangan masyarakat yang memburuk dan harga properti yang turun. Dengan demikian, jumlah PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang masuk ke kas negara lebih sedikit.
Di sisi lain, pemerintah juga terus didorong untuk melakukan pembangunan di sektor pemerintahan. Salah satunya untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dengan segala tuntutan yang ada dan penerimaan pajak yang menurun, negara mengalami defisit anggaran dan utang pemerintah lebih tinggi.
2. Perusahaan
Resesi merupakan kondisi ekonomi yang dapat membuat sebuah perusahaan bangkrut. Hal ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat yang berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan dan mengancam arus kas.
Pada akhirnya, perusahaan akan memangkas biaya operasional dan menutup area bisnis yang kurang menguntungkan, sehingga mengambil keputusan sulit untuk melakukan efisiensi karyawan (PHK).
3. Pekerja
Dampak resesi merupakan dampak yang tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dan perusahaan tetapi pekerja juga terdampak. Area bisnis yang tertutup dan langkah-langkah efisiensi karyawan untuk mengurangi biaya operasional telah menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan karena PHK.
Pekerja yang tidak terdampak PHK juga dirugikan dengan pemotongan upahnya. Ini adalah kekuatan pendorong ketidakstabilan sosial, meningkatnya ketidaksetaraan di mana-mana, dan tingkat kejahatan yang tinggi.
Cara Menghadapi Resesi Ekonomi
Kabar mengenai resesi ekonomi di berbagai portal berita dan media online tentunya mulai membuat masyarakat Indonesia resah. Terlebih dengan menyebarnya informasi mengenai dampak resesi tentunya berpotensi memicu kepanikan di tengah masyarakat.
Namun, perlu dipahami bahwa kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk meraih keuntungan pribadi. Karena itu, sangatlah penting untuk mengedukasi diri dengan pengetahuan yang cukup, khususnya mengenai resesi ekonomi. Dengan begitu, kamu dapat bersiap untuk menghadapi badai ekonomi yang mungkin akan menghantam di masa depan.
1. Jangan boros, usahakan untuk menabung
Saat mendapatkan penghasilan, kamu mungkin sering tergoda untuk membeli barang-barang yang kamu inginkan. Namun untuk saat ini cobalah untuk lebih menahan diri. Prioritaskan untuk membeli kebutuhan pokok dahulu. Gunakan sisa uang yang kamu dapatkan untuk hal-hal lain yang lebih penting seperti melunasi utang, menabung atau berinvestasi, dan menyiapkan dana darurat.
Klik Untuk Donasi - Alami Gizi Buruk akibat Hidrosefalus, Keenan Butuh Susu Khusus!- Terdanai Rp.22,778,200
- Pencapaian 56.59%
- Donatur 345
2. Lunasi utang yang ada
Proporsi utang yang sehat adalah di bawah 30% dari pengeluaran bulananmu. Tapi untuk menghadapi resesi ekonomi, kamu mungkin perlu menyesuaikan proporsi utang bulanan kamu menjadi lebih kecil.
Sebisa mungkin untuk segera melunasi utang yang kamu miliki. Dengan begitu, penghasilanmu tidak akan terlalu terbebani dengan utang sehingga kamu bisa memanfaatkan penghasilan untuk hal lain yang bisa membantu perekonomian keluarga ke depannya.
3. Siapkan dana darurat
Tidak ada satu pun yang ingin mengalami hal buruk. Namun secara finansial, kamu harus mempersiapkan diri untuk yang terburuk. Dana darurat yang perlu disiapkan idealnya 3-6 bulan dari jumlah pengeluaran bulananmu. Ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga jika sesuatu yang buruk terjadi selama resesi.
4. Mulai cari penghasilan tambahan
Berhemat memang bisa membantumu dalam menjaga kondisi keuangan yang sehat. Namun, ada baiknya jika kamu juga memiliki penghasilan tambahan agar dana yang terkumpul dapat memenuhi kebutuhan mendadak yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Kamu bisa mencoba untuk melakukan bisnis sampingan. Walau hasilnya mungkin tidak sebesar penghasilan utamamu, tapi setidaknya kamu bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang konstan.
Begitu resesi melanda, jika kamu kehilangan satu aliran pendapatan, setidaknya kamu masih memiliki sumber pendapatan yang lain. Dengan tambahan sumber pendapatan, kamu bahkan mungkin keluar dari resesi dengan bisnis baru yang berkembang saat kondisi ekonomi membaik.
5. Berinvestasi
Investasi bisa menjadi salah satu sumber penghasilan alternatif lainnya. Namun karena investasi tidak dapat memberikan hasil secara instan, ada baiknya untuk melakukannya sedini mungkin. Berinvestasi dapat menjadi faktor penting yang dapat memperkuat fondasi keuanganmu.
6. Kelola Pos Keuangan Secara Efektif
Untuk menghindari pemborosan, akan lebih baik jika kamu mulai mengelola pos-pos keuangan dengan lebih efektif, terutama yang berhubungan dengan pengeluaran. Pisahkan kebutuhan dasar dan keinginan.
Harapannya, dengan mengelola pos keuangan ini, kamu bisa lebih bijak dalam membelanjakan uang yang kamu miliki.
Resesi ekonomi bukanlah hal yang perlu ditakuti, apalagi jika kamu sudah mempersiapkan diri sejak dini. Tidak perlu panik, ikuti saja langkah-langkah yang sudah disebutkan di atas. Jika kamu ingin membantu mereka yang mengalami masalah ekonomi, kamu bisa menyalurkan bantuan lewat WeCare.id. Caranya mudah. Cukup unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Tim Investopedia. (2022, Juni 24). 7 Cara Membuktikan Resesi Hidup kamu. Diambil kembali dari investopedia.com
6 Hal yang Dapat Dilakukan untuk Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi. (2020, November 5). Diambil kembali dari zurich.co.id
How To Survive A Recession (Without Burning Through Savings And Selling Off Investments). (2022, September 18). Diambil kembali dari forbes.com
Tifani. (2022, Oktober 5). 4 Tips Mengelola Keuangan Hadapi Resesi 2023. Diambil kembali dari katadata.co.id
Sumber Featured Image : Photo by Nicola Barts