Perundungan Dan Dampaknya Terhadap Mental Anak

Perundungan Dan Dampaknya Terhadap Mental Anak

Bullying atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai perundungan telah menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan. Kasus bullying sudah tidak mengenal usia. Kasus perundungan bahkan terjadi di kalangan siswa sekolah dasar, baik sebagai korban maupun pelaku.

Pada tahun 2023, kasus bullying menimpa Fatir, seorang siswa SD yang akhirnya kehilangan nyawanya setelah mengalami kekerasan tersebut. Kasus lain yang viral adalah kisah Nabila, seorang murid SMK di Bandung yang di-bully selama tiga tahun. Akibat bullying yang dialaminya, mental Nabila terganggu hingga akhirnya ia meninggal dunia. Sungguh tragis!

Klik Untuk Donasi - Alami Luka di Lehernya,Yuk Bantu Bu Iin Berjuang Lawan Kanker!
  1. Terdanai Rp.7,519,000
  2. Pencapaian 21.70%
  3. Donatur 112

Apa Sebenarnya Perundungan Itu?

Perundungan bukan sekadar kenakalan biasa. Ini merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara berulang dan dengan sengaja. Biasanya pelaku bisa perorangan atau kelompok dan mereka menargetkan orang lain yang dianggap lebih lemah.

Kunci utama yang membedakan bullying dari konflik biasa adalah adanya ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku bullying biasanya memiliki kelebihan, entah itu fisik, sosial, atau emosional, dan mereka menggunakan kelebihan ini untuk menyakiti atau mengendalikan korbannya.

Mengapa Seseorang Melakukan Bullying?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa menjadi pelaku bullying atau perundungan:

  • Latar belakang keluarga bermasalah: Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan rumah yang tidak harmonis atau minim kasih sayang cenderung lebih mudah terlibat dalam perilaku perundungan.
  • Kurang percaya diri: Beberapa pelaku bullying mungkin melakukannya untuk menutupi rasa tidak percaya diri mereka.
  • Pengaruh teman: Terkadang, anak-anak melakukan perundungan karena ingin diterima oleh kelompok teman mereka.
  • Minimnya empati: Beberapa pelaku bullying mungkin mengalami kesulitan dalam merasakan perasaan orang lain.
  • Pengalaman buruk di masa lalu: Anak-anak yang pernah mengalami trauma atau kekerasan mungkin lebih cenderung terlibat dalam perundungan, baik sebagai pelaku maupun korban.

Bentuk-bentuk Bullying

Perundungan bisa terjadi dalam beberapa bentuk:

Bullying fisik: Misalnya memukul, menendang, atau mendorong.

Bullying verbal: Seperti mengejek, mengancam, atau menyebarkan gosip.

Bullying sosial: Melibatkan tindakan mengisolasi seseorang atau mencemarkan nama baiknya.

Cyberbullying: Terjadi melalui media digital seperti media sosial atau pesan teks.

Dampak Bullying

Dampak perundungan dapat membekas dan berlangsung lama, mempengaruhi semua individu yang terkait:

Bagi Korban:

  • Mungkin mengalami depresi dan kecemasan
  • Prestasi di sekolah bisa menurun
  • Bisa mengalami masalah kesehatan fisik
  • Mungkin merasa tidak berharga
  • Memiliki kecenderungan lebih besar untuk mempertimbangkan tindakan mengakhiri hidup.

Bagi Pelaku:

  • Lebih berisiko terlibat penyalahgunaan zat-zat terlarang
  • Mungkin mengalami masalah perilaku saat dewasa
  • Mungkin menghadapi tantangan dalam membangun dan mempertahankan relasi interpersonal.
  • Berisiko terlibat dalam tindakan kriminal

Bagi Saksi:

  • Mungkin merasa tidak aman di sekolah
  • Berisiko mengalami masalah kesehatan mental
  • Bisa mengalami kecemasan dan depresi
  • Kemungkinan menurunnya prestasi akademik

Penting untuk diingat bahwa dampak perundungan bisa berlanjut sampai dewasa dan mempengaruhi kesehatan mental serta kesejahteraan seseorang dalam jangka panjang.

Bantu Pak Slamet Berjuang untuk Sembuh dan Bertahan Hidup!

Apa Yang Harus Dilakukan Jika Anak Mengalami Bullying?

Jika Anda menyadari bahwa anak Anda menjadi korban perundungan, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

  • Jadilah pendengar yang baik: Beri anak Anda kesempatan untuk menceritakan pengalamannya tanpa disela atau dihakimi.
  • Tanamkan keyakinan: Tegaskan pada anak Anda bahwa ia tidak bersalah atas perundungan yang dialaminya dan Anda siap memberi bantuan.
  • Tuliskan kejadiannya: Tulis tanggal, waktu, dan detail setiap kejadian bullying.
  • Bicarakan dengan pihak sekolah: Diskusikan masalah ini dengan guru atau konselor sekolah anak Anda. Tanyakan tentang kebijakan anti-bullying yang mereka miliki.
  • Ajarkan cara untuk menghadapi perundungan: Bantu anak Anda memiliki kemampuan untuk menghadapi bullying, seperti bersikap tegas atau mencari bantuan orang dewasa.
  • Konseling: Jika bullying berdampak serius pada mental anak Anda, mungkin diperlukan bantuan profesional.
  • Dukung kehidupan sosialnya: Dorong anak Anda untuk ikut kegiatan yang dia sukai dan membangun pertemanan yang positif.
  • Awasi penggunaan media sosial: Jika perundungan terjadi online, bantu anak Anda mengatur privasi akunnya dan ajarkan cara merespons dengan aman.
  • Jaga komunikasi: Buat anak Anda merasa nyaman untuk terus bercerita kepada Anda tentang apa yang dia alami.
  • Jadilah contoh yang baik: Tunjukkan perilaku baik dan cara menghargai orang lain dalam keseharian Anda.

Melawan Bullying Dengan Kebaikan

Menghadapi perundungan memang tidak mudah, tapi dengan dukungan yang tepat, anak-anak bisa melewati pengalaman ini dan tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Salah satu cara untuk membantu anak yang terkena bullying adalah dengan mendorong anak ikut serta dalam kegiatan yang positif. Salah satu contoh aktivitasnya adalah berbagi dengan sesama. 

Anak bisa diperkenalkan pada kegiatan berdonasi untuk membantu mereka yang butuh pertolongan. Anda bisa mencontohkan berdonasi bagi pasien yang butuh biaya pengobatan melalui WeCare.id. Berdonasi melalui WeCare.id sangat mudah, cukup buka situs web atau aplikasi WeCare.id dan klik donasi. Selanjutnya tentukan jumlah nominal yang akan didonasikan.

Ayo, kita sebarkan kebaikan melalui aksi berbagi bersama WeCare.id untuk membantu sesama.

Referensi

Bullying. (2018). Diambil kembali dari nctsn.org.

Bullying: What is it and how to stop it. (2019). Diambil kembali dari unicef.org.

Effects of Bullying. (2021). Diambil kembali dari stopbullying.gov.

Panuntun, B. P. (2024). Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Dunia Setelah 3 Tahun Di-“bully”. Diambil kembali dari bandung.kompas.com.

Putri, N. K. (2023). Fatir Bocah SD Korban Bullying di Bekasi Meninggal Dunia. Diambil kembali dari liputan6.com.The Mental Health Impact of Bullying on Kids and Teens. (2024). Diambil kembali dari mcleanhospital.org.

Sumber Featured Image : Mikhail Nilov