Salah satu hal yang harus kita waspadai pada musim penghujan seperti saat ini adalah meningkatnya kasus penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Populasi nyamuk aedes aegypti akan meningkat saat musim hujan. Hal ini disebabkan karena telur nyamuk akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
Awal tahun 2024 ini, kasus demam berdarah alami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Kemenkes RI, pada Februari 2024 angka kesakitan atau incidence rate (IR) DBD menunjukkan kenaikan dengan total 10.665 (IR DBD 3,81/100.000) dengan angka kematian 89 kasus (CFR = 084).
Ukuran Kepala terus Membesar akibat Hidrosefalus, Azril Mengharapkan Pertolonganmu Segera!
Penyebab Demam Berdarah Dengue
Nyamuk aedes aegypti merupakan penyebab DBD yang akan menularkan virus saat menggigit dan menghisap darah korbannya. Jenis nyamuk tersebut biasanya menyerang pada pagi dan sore hari.
Secara tampilan, nyamuk ini cukup mudah kita kenali dengan warnanya yang belang hitam-putih dan ciri fisiknya yang kecil. Mereka tidak suka mendiami tempat yang kotor, melainkan menyasar tempat-tempat bersih, seperti bak mandi. Sebagai upaya pencegahan, Anda disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan, tidak menimbun barang bekas yang tidak terpakai, menghilangkan genangan air dan menaburkan bubuk abate.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, kendalikan stres, olahraga secara teratur, dan jangan lupa memasang obat nyamuk di ruangan yang terindikasi tempat persembunyian nyamuk.
Tanda dan Gejala DBD
Pada umumnya penyakit demam berdarah bisa kita lihat dari demam yang sangat tinggi mencapai 39 derajat celsius. Kondisi ini akan bertahan selama 2-7 hari, setelah itu mengalami penurunan drastis. Selain demam tinggi, berikut ada pula beberapa tanda dan gejala DBD:
- Sakit kepala
- Mual hingga muntah
- Rasa nyeri pada belakang mata, tulang dan otot
- Muncul ruam kulit atau bercak merah pada kulit
- Radang tenggorokan yang disertai dengan kesulitan menelan atau minum
- Jika virus sudah menyebar, akan muncul gejala seperti mimisan, gusi berdarah, BAB berwarna hitam dan gelap, hingga muntah darah
Setelah semua gejala tersebut muncul, kita akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari. Pada fase ini, banyak orang mengira jika sudah sembuh karena demam tinggi tadi sudah menurun, rasa sakit pada tubuh mulai berkurang, dan menghilangnya beberapa gejala tambahan. Padahal, fase ini harus kita waspadai karena bisa menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa sangat berbahaya, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Klik Untuk Donasi - Kanker Ovarium di Perut Kian Membesar! Bantu Bu Atikah untuk Sembuh!- Terdanai Rp.2,765,498
- Pencapaian 9.58%
- Donatur 64
Pengobatan DBD
Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk kasus DBD. Yang bisa kamu lakukan adalah mencegah terjadinya komplikasi dengan menurunkan gejala yang muncul sekaligus melakukan upaya pencegahan infeksi virus yang lebih parah. Beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk menangani DBD, yaitu:
- Konsumsi obat penurun panas untuk menurunkan demam
- Konsumsi air putih dalam jumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi
- Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar
Dengan mengetahui beberapa info penting terkait DBD, diharapkan kamu bisa lebih meningkatkan kewaspadaan dan perhatian kita mengenai penyakit DBD. Sehingga proses penanganan dapat segera dilakukan dan meminimalisir kematian akibat demam berdarah.
Karena jika sudah alami komplikasi akibat DBD, maka pengobatan akan semakin lama dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Di Indonesia sendiri masih banyak pasien-pasien dengan sakit komplikasi yang tidak bisa mendapatkan pengobatan optimal karena ketiadaan biaya.
Oleh karena itu, mari bersama kita bantu pasien-pasien yang membutuhkan bantuan untuk melanjutkan pengobatan dengan berdonasi melalui WeCare.id. Bantuan terbaik kamu bisa diberikan melalui website WeCare.id atau dengan aplikasi yang bisa kamu unduh melalui App Store dan Google Play.