Pernah memiliki teman yang senang menjadi pusat perhatian, senang dipuji, dan begitu terobsesi dengan dirinya sendiri? Bisa jadi teman Anda tersebut mengalami gangguan kepribadian yang dinamakan NPD.
NPD singkatan dari Narcissistic Personality Disorder atau Gangguan Kepribadian Narsistik. Orang yang mengidap NPD tak selalu berarti mereka jahat atau pun manipulatif. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa tingkah laku mereka yang seperti itu mengganggu orang lain.
Klik Untuk Donasi - Miliki Benjolan Tumor di Leher, Irma Mengharapkan Pertolonganmu Segera!- Terdanai Rp.421,500
- Pencapaian 12.16%
- Donatur 8
Daftar isi:
Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik?
NPD merupakan gangguan kepribadian yang membuat seseorang merasa sangat penting, sering kali lebih penting daripada orang lain. Mereka selalu mencari perhatian dan ingin menjadi pusat perhatian, sering kali mengutamakan diri mereka sendiri dibandingkan orang lain. Inti dari NPD adalah kurangnya empati terhadap orang lain.
Menurut ahli psikoterapi yang juga merupakan seorang pekerja sosial bersertifikat dari New York, Gina Moffa, perilaku seorang narsistik bisa berkisar dari merasa dirinya sangat penting, sombong, hingga haus akan pujian. Perilaku seperti ini bisa membuat orang narsistik kesulitan untuk memiliki hubungan yang sehat.
Narsisme sering dianggap sebagai cacat karakter, padahal ini adalah gangguan kepribadian yang bisa didiagnosis dan tidak mencerminkan nilai atau pilihan orang tersebut.
Ciri-Ciri Orang dengan NPD
Berikut beberapa ciri-ciri umum orang dengan gangguan kepribadian narsistik yang diambil dari laman situs Mind Body Green:
- Harus menjadi individu yang terbaik dan paling benar
- Terus-menerus membutuhkan perhatian dan bagi orang narsistik, validasi hanya akan diterima jika berasal dari orang lain.
- Menginginkan segalanya agar sempurna
- Ingin dan menuntut untuk mengendalikan segalanya
- Tidak pernah ingin bertanggung jawab kecuali semuanya berjalan sesuai keinginan mereka
- Tidak memiliki batasan, menganggap segala sesuatu adalah milik mereka
- Kemampuan berempati yang sangat rendah
- Menganggap segalanya sebagai ancaman
- Membuat keputusan berdasarkan perasaan mereka sendiri
- Membagi kepribadian menjadi baik dan buruk, menyalahkan orang lain atas segala hal negatif
- Takut diejek, ditolak, atau salah
- Sering menghadapi kecemasan dan memproyeksikan kecemasan mereka pada orang lain
- Jarang merasa bersalah, kerap menyembunyikan ketidakamanan serta rasa malu
- Tidak bisa benar-benar mencintai atau terhubung secara emosional dengan orang lain
- Tidak memiliki motivasi untuk berkomunikasi atau bekerja sebagai tim
Mungkin ketika Anda membaca semua ciri ini, Anda mendapati beberapa ciri ada pada diri Anda. Namun perlu diingat untuk disebut NPD gejala-gejala ini harus konsisten dari waktu ke waktu dan muncul di sebagian besar aspek kehidupan seseorang. Yang terpenting, hanya profesional kesehatan mental yang dapat mendiagnosis gangguan kepribadian narsistik secara akurat.
Yuk Bantu Rohmat Sembuh dari Tumor Otak agar bisa Sekolah lagi!
Apakah Narsisme Terbentuk atau Terlahir?
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah gangguan kepribadian narsistik itu bawaan lahir atau terbentuk karena faktor-faktor lingkungan atau cara pengasuhan?
Narsisme bisa muncul dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Studi menunjukkan bahwa sifat narsistik bisa diwariskan, dan anak-anak yang dramatis serta suka mencari perhatian cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang narsistik. Namun, gaya pengasuhan, hubungan sosial, dan lingkungan budaya juga sangat berpengaruh.
Budaya kompetitif juga berpengaruh pada pembentukan NPD. Kota-kota besar seperti Jakarta, memiliki tingkat gangguan kepribadian narsistik lebih tinggi karena budaya kompetitifnya. Hal ini berbeda dengan daerah pedesaan atau kota kecil yang memiliki budaya kolektivis, di mana kebutuhan kelompok lebih diutamakan, sehingga mengurangi kecenderungan narsistik.
Harga diri yang tinggi berbeda dengan narsisme tingkat tinggi. Kaitan di antara keduanya tidak terlalu kuat. Penelitian menunjukkan pengasuhan penuh kasih membangun harga diri tanpa memicu narsisme. Akan tetapi, penilaian orang tua yang berlebihan dapat memunculkan sifat narsistik pada anak.
Untuk menghindari hal ini, sebaiknya orang tua memberikan pujian untuk usaha anak daripada membandingkan mereka dengan orang lain atau memberi harapan tidak realistis.
Fokus berlebihan pada kesuksesan bisa menyebabkan munculnya perasaan tidak aman dalam hubungan antara orang tua dan anak. Untuk mendapatkan cinta serta perhatian dari orang tua, anak-anak merasa mereka harus selalu memenuhi harapan orang tua mereka. Anak-anak dalam lingkungan seperti ini mungkin memiliki ego yang rapuh dan mengandalkan narsisme untuk menutupi ketidakamanan mereka.
Pendekatan yang lebih sehat adalah mengajarkan anak untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, bukan harus menjadi yang terbaik dalam segala hal.
Bisakah Seorang Narsisis Berubah?
Pertanyaannya sekarang, apakah orang dengan gangguan kepribadian narsistik bisa berubah? Jawabannya adalah, ada harapan dengan terapi. Menurut Moffa meskipun sangat sulit namun dengan terapi yang tepat, orang dengan NPD bisa sembuh dari beberapa pola destruktif seorang narsistik. Melalui terapi, seseorang dengan NPD dapat:
- Menyembuhkan luka lama yang terkait dengan dinamika keluarga
- Mengatasi emosi yang menyusahkan
- Menemukan cara untuk menciptakan pola komunikasi yang lebih efektif
Dengan terapi yang konsisten dari waktu ke waktu, gejala NPD dapat membaik.
Biaya Menjadi Penghalang Kesembuhan
Gangguan kepribadian narsistik merupakan kondisi yang kompleks dan kerap kali disalahpahami. Meskipun tak bisa sembuh total, dukungan dan terapi yang tepat dapat membantu individu dengan NPD menjalani kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik.
Namun faktanya biaya untuk terapi itu tidaklah sedikit sehingga menjadi hambatan bagi orang dengan NPD yang ingin mendapatkan terapi. Dampaknya mereka sulit untuk bisa sembuh. Untuk itu, TemanPeduli, yuk mari bantu para pasien yang membutuhkan biaya untuk pengobatan maupun terapi agar mereka bisa sembuh dan hidup normal kembali.
TemanPeduli bisa membantu dengan memberikan donasi lewat WeCare.id. Donasi dapat dikirim dengan mudah melalui situs web WeCare.id atau pun aplikasi WeCare.id.
Yuk, mari peduli dengan sesama yang memerlukan bantuan bersama WeCare.id!
Referensi
Cassata, C. (2022). How to Detect Early Signs of a Narcissist. Diambil kembali dari psychcentral.com.
Fjelstad, M. (2024). 15 Signs You’re Dealing With A Narcissist, From A Therapist. Diambil kembali dari mindbodygreen.com.Webber, R. (2016). Meet the Real Narcissists (They’re Not What You Think). Diambil kembali dari psychologytoday.com.
Sumber Featured Image : engin akyurt on Unsplash