Anak-anak, seperti halnya orang dewasa, dapat mengalami kondisi emosi yang tidak menentu. Karena itu, tidak aneh jika anak-anak juga dapat mengalami depresi. Kondisi ini tentunya dapat segera teratasi jika orang tua mampu mengenali gejala depresi yang dialami anak-anak mereka.
Namun sebelum mengenali gejala depresi yang dialami anak-anak, orang tua juga perlu mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan depresi.
Alami Kelainan Darah Sejak Lahir, Daren Harus Transfusi Selama Hidupnya!
Daftar isi:
Apakah depresi itu?
Dilansir dari Cleveland Clinic, depresi merupakan kelainan mood yang dapat menyebabkan seseorang merasa sedih, mudah tersinggung, atau putus asa. Depresi dapat mempengaruhi hidup mulai dari pola tidur, nafsu makan, cara berinteraksi dengan orang lain. Bahkan orang yang memiliki depresi parah dapat memiliki kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
Apakah anak-anak dapat mengalami depresi?
Anak-anak akan mengalami perkembangan emosi seiring pertumbuhan mereka. Emosi yang ditunjukkan seorang anak, seperti rasa sedih, belum tentu menjadi salah satu gejala depresi. Namun, jika rasa sedih tersebut terus bertahan dan mengganggu kegiatan sosial, sekolah, hingga hobi sang anak, bisa jadi anak mengalami depresi.
Mengenali gejala depresi yang dialami anak-anak
Rasa takut dan khawatir berlebihan yang dialami seorang anak belum tentu menjadi salah satu gejala depresi. Bisa saja gejala muncul merupakan gangguan kecemasan. CDC mengungkapkan beberapa ciri dari gangguan kecemasan yang dapat muncul pada anak-anak
- Merasa ketakutan saat jauh dari orang tua
- Memiliki rasa takut ekstrem terhadap sesuatu atau situasi tertentu, seperti binatang, serangga, atau bahkan saat berkunjung ke dokter
- Merasa takut di tempat umum (kecemasan sosial)
- Merasa khawatir dengan sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan
- Tiba-tiba merasa takut atau mengalami kondisi berulang seperti jantung berdebar kencang, kesulitan bernapas, pusing, gemetar, atau berkeringat (gangguan panik)
Gangguan kecemasan ini juga dapat menimbulkan gejala seperti sulit tidur, lelah, sakit kepala, dan sakit perut pada anak-anak. Namun jika sang anak merasa sedih dan mulai tidak tertarik dengan hal-hal yang biasa ia sukai, kondisi ini dapat di diagnosa sebagai gejala depresi.
Beberapa contoh gejala depresi yang dialami anak-anak dapat mencakup:
- Merasa putus asa, sedih, dan mudah tersinggung
- Tidak ingin melakukan kegiatan yang biasa mereka sukai
- Perubahan pola makan seperti bertambah atau berkurangnya porsi makan
- Perubahan pola tidur seperti waktu tidur yang lebih lama atau lebih pendek dari biasanya
- Perubahan energi seperti mudah lelah, lamban, atau gelisah
- Mengalami kesulitan untuk memperhatikan sesuatu
- Merasa bersalah, tidak berharga, atau tidak berguna
- Menunjukkan perilaku menyakiti diri sendiri
Penyebab depresi pada anak
Banyak hal yang dapat menyebabkan depresi pada anak-anak. Beberapa anak bahkan memiliki sifat turunan yang membuatnya lebih mudah mengalami depresi. Rasa kehilangan seseorang, trauma, dan kesulitan saat dalam melakukan sesuatu juga dapat mengarah pada rasa sedih, duka, hingga depresi.
Apa yang harus dilakukan jika mengenali gejala depresi yang dialami anak-anak?
Jika mulai mengenali gejala depresi yang dialami anak-anak, ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan untuk membantu anak mengatasinya.
Berbicara dengan anak
Anak-anak mungkin tidak tahu kenap mereka bersedih atau sesuatu terasa sulit dijalani. Biarkan mereka mengetahui bahwa orang tua siap untuk membantu menghadapi kesulitan yang mereka hadapi. Caranya bisa mulai dengan mendengarkan keluhan, menenangkan, memberikan bantuan, dan kasih sayang pada mereka.
Dapatkan bantuan dari tenaga profesional
Untuk mendapatkan diagnosa yang lebih menyeluruh, orang tua dapat berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikiater anak. Selain memeriksa kondisi fisik anak, seorang tenaga profesional juga dapat mengevaluasi dan mengenali gejala depresi yang dialami anak-anak.
Ada dua jenis pengobatan yang bisa orang tua dapatkan dari tenaga profesional. Yang pertama adalah psikoterapi (terapi perilaku kognitif). Yang kedua adalah melalui pengobatan antidepresan untuk anak-anak. Kedua pengobatan ini dapat dilakukan salah satu atau kombinasi dari keduanya.
Bersabar
Anak mungkin cenderung memiliki emosi yang tidak stabil, karena itu orang tua harus bisa lebih bersabar dalam menghadapinya.
Habiskan lebih banyak waktu bersama
Luangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang bisa orang tua nikmati bersama anak.
Itulah beberapa informasi mengenai gejala depresi pada anak dan cara untuk mengatasinya. Jika kamu ingin membantu para penderita depresi yang mengalami masalah dengan biaya pengobatan mereka, kamu bisa menyalurkan bantuan lewat WeCare.id. Caranya mudah. Cukup unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
CDC. (2022, April 19). Anxiety and Depression in Children. Diambil kembali dari CDC: https://www.cdc.gov/childrensmentalhealth/depression.html
Cleveland Clinic. (2020, November 17). Depression in Children. Diambil kembali dari Cleveland Clinic: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14938-depression-in-children
Kids Health. (2021, September). Childhood Depression: What Parents Need to Know. Diambil kembali dari Kids Health: https://kidshealth.org/en/parents/understanding-depression.html
SUmber Featured Image : PublicDomainPictures dari Pixabay