Penyakit sifilis alias raja singa kini menjadi topik hangat karena kasusnya meningkat. Tak hanya di Indonesia kasus infeksi menular seksual ini juga diketahui mengalami peningkatan di Amerika Serikat ungkap CDC. Melansir laman situs Republika, kenaikan kasus di negeri Paman Sam tersebut karena Covid-19 sampai aplikasi Tinder. Mari kita bahas lebih detail tentang sifilis di artikel berikut ini.
Daftar isi:
Penjelasan Mengenai Sifilis
Sifilis alias penyakit raja singa adalah penyakit menular seksual. Penyebabnya adalah bakteri Treponema pallidum. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak seksual melalui seseorang yang terinfeksi, seperti hubungan seksual oral, vaginal, maupun anal. Penyakit ini mempunyai beberapa tahap, yaitu primer, sekunder, laten, dan tersier.
Penularan sifilis terjadi melalui kontak kulit yang dekat. Luka sifilis (chancre) atau ruam memudahkan penularan infeksi menular seksual. Periode inkubasi sifilis terjadi antara 10 hari sampai 3 bulan.
Fakta yang penting diketahui oleh ibu hamil, penyakit raja singa ini juga bisa ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan dan persalinan, yang dinamakan dengan sifilis kongenital. Sifilis yang tidak diobati bisa mengakibatkan penyakit otak atau jantung kronis dan bisa berakibat fatal.
Klik Untuk Donasi - Alami Sindrom Down dan Jantung Bocor, Alira Butuh Biaya Berobat ke Jakarta!- Terdanai Rp.9,437,000
- Pencapaian 16.34%
- Donatur 205
Gejala Penyakit Raja Singa
Penyakit infeksi menular seksual memiliki beberapa tahapan. Penularan hanya terjadi pada tahap primer dan sekunder. Sementara itu, gejalanya bervariasi bergantung pada tahapnya. Seseorang juga berisiko tinggi terkena infeksi HIV ketika melakukan kontak seksual dengan orang yang memiliki gejala sifilis.
Gejala tahap primer
Tahap pertama sifilis sangat menular dan umumnya terjadi selama 4 hingga 12 minggu. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi sifilis karena tidak mengalami gejala. Biasanya gejala dimulai dengan adanya ulkus atau luka pada alat kelamin, anus, atau mulut.
Luka tersebut:
- bisa sulit untuk dilihat karena terletak di area yang tersembunyi atau tidak menimbulkan rasa sakit
- dapat muncul di area kontak seksual, seperti mulut, vagina, rektum, atau serviks
- umumnya berupa satu luka, tapi bisa muncul sebagai beberapa luka
- biasanya tidak terasa sakit
- muncul 3 hingga 4 minggu sesudah terinfeksi, tapi bisa terjadi kapan saja antara 1 sampai 12 minggu
- umumnya akan sembuh sepenuhnya dalam waktu 4 minggu tanpa dilakukan pengobatan
Apabila penyakit raja singa ini tidak segera diobati pada tahap ini, penderita kemungkinan akan mengalami tahap infeksi yang kedua atau tahap sekunder.
Gejala tahap sekunder
Tahap sekunder dimulai kurang lebih 2 sampai 4 bulan sesudah terinfeksi sifilis dan bisa berlangsung sampai 2 tahun. Pada tahap ini penyakit infeksi menular seksual sangat menular. Kemungkinan gejala yang dialami di antaranya:
- ruam kulit merah dan datar di telapak tangan, telapak kaki, atau kemungkinan bisa menyebar ke seluruh tubuh
- kelenjar getah bening yang membengkak
- kerontokan rambut, khususnya pada alis
- penyakit mirip flu
- nyeri sendi
- ruam bisa menyerupai kondisi kulit umum lainnya, seperti campak
Apabila tes darah untuk sifilis tidak dilakukan, maka diagnosis dapat terlewat. Bila terinfeksi penyakit raja singa dan tidak dilakukan pengobatan, kemungkinan penderita akan mengalami tahap laten dan tersier.
Jangan Biarkan Yatim Piatu Berkebutuhan Khusus Kesulitan
Gejala tahap laten
Apabila tidak diobati, sifilis sekunder akan berkembang menjadi tahap laten. Selama tahap ini, penderita mungkin tidak menyadari adanya gejala selama hingga 20 tahun. Seseorang tanpa gejala yang telah menderita penyakit raja singa kurang dari 12 bulan berada dalam tahap laten awal. Walaupun tanpa gejala, penderita bisa menularkan sifilis laten awal kepada orang lain.
Penderita yang tidak memiliki gejala yang sudah menderita gejala selama lebih dari 12 bulan berada dalam tahap laten akhir. Umumnya sifilis laten akhir tidak menular kepada orang lain.
Tahap tersier
Tahap ini bisa terjadi 10 sampai 30 tahun sesudah infeksi awal dan memengaruhi sekitar sepertiga orang yang tidak diobati. Beberapa organ, khususnya otak dan jantung, bisa terkena dampaknya. Komplikasi serius dapat terjadi. Pada tahap ini penyakit raja singa tidak menular, tapi masih bisa diobati.
Penyebaran Sifilis
Biasanya sifilis menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit ketika seseorang berhubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan penderita. Selain itu, bisa juga menyebar melalui kontak langsung dengan luka terbuka di area seperti bibir, mulut, payudara, atau alat kelamin.
Penyakit raja singa ini sangat mudah menular ketika terdapat luka atau ruam. Infeksi menular seksual ini juga bisa ditularkan sebelum seseorang menyadari bahwa mereka terinfeksi dan oleh orang yang tidak memiliki luka.
Terkadang sifilis bisa menyebar melalui kontaminasi darah, melalui cedera tusukan jarum atau berbagi peralatan suntik. Namun sifilis jarang menyebar melalui transfusi darah.
Sementara itu, seorang wanita hamil yang menderita penyakit raja singa bisa menularkan infeksi kepada bayinya melalui plasenta. Hal ini disebut sifilis kongenital.
Mendiagnosis Sifilis
Walaupun sifilis sering memperlihatkan tanda ataupun gejala, tapi sebagian orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, sehingga mereka tidak menyadarinya. Disarankan untuk melakukan tes bagi orang yang sudah berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman atau berhubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi sifilis.
Orang yang aktif secara seksual juga disarankan untuk menjalani tes infeksi menular seksual kira-kira sekali setahun. Biasanya tes sifilis dilakukan dengan mengambil sampel darah. Jika terdapat luka terbuka, sampel cairan dari luka tersebut bisa diambil menggunakan kapas dan diuji.
Pengobatan Sifilis
Pengobatan penyakit raja singa ini biasanya menggunakan antibiotik penisilin. Untuk penderita yang memiliki alergi terhadap penisilin, obat akan yang diberikan melalui suntikan atau diminum. Lama pengobatan yang diperlukan tergantung pada tahap infeksi. Penderita mungkin perlu menjalani tes darah ulang setelah 3, 6, dan 12 bulan sesudah pengobatan untuk memastikan pengobatan sudah berhasil.
Meningkatnya Kasus Sifilis di Indonesia
Melansir laman situs Kementerian Kesehatan RI pada 8 Mei, penyakit sifilis atau raja singa melaporkan peningkatan yang signifikan dalam 5 tahun terakhir (2016-2022). Jumlah kasus telah meningkat dari 12 ribu menjadi hampir 21 ribu, dengan penambahan rata-rata 17.000 hingga 20.000 kasus setiap tahunnya.
Namun, dr. Syahril, Jubir Kementerian Kesehatan, mengungkapkan bahwa persentase pengobatan pasien sifilis masih sangat rendah. Hanya sekitar 40% pasien ibu hamil dengan sifilis yang mendapatkan pengobatan, sedangkan sisanya sekitar 60% tidak mendapatkan pengobatan. Hal ini berpotensi menyebabkan penularan penyakit kepada anak yang dilahirkan dan dapat menyebabkan cacat.
dr. Syahril menjelaskan bahwa rendahnya tingkat pengobatan ini disebabkan oleh stigma dan rasa malu. Setiap tahun, dari lima juta kehamilan, hanya sekitar 25% ibu hamil yang menjalani skrining untuk sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil yang diperiksa, sebanyak 5.590 di antaranya dinyatakan positif mengidap raja singa.
Tingginya angka kasus sifilis yang tidak diobati dan rendahnya skrining pada ibu hamil menjadi tantangan dalam upaya pencegahan dan pengobatan penyakit ini. Perlu adanya kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya pengobatan dan skrining sifilis, serta upaya menghilangkan stigma yang menyertai penyakit ini. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan angka kasus sifilis dapat ditekan dan mencegah terjadinya penularan serta komplikasi yang dapat terjadi pada anak yang dilahirkan.
Meningkatnya kembali kasus sifilis atau raja singa di Indonesia membuat kita harus lebih waspada lagi. Pencegahan adalah yang terbaik. Caranya yaitu dengan tidak berganti-ganti pasangan, hindari perilaku seks bebas, pernikahan dini dan narkoba. Sifilis juga bisa mengakibatkan kerusakan jantung. Penyakit jantung adalah penyebab kematian utama di Indonesia. Pengobatannya yang tidak murah membuat beberapa pasien mengalami kesulitan biaya pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Untuk memberikan donasi hanya perlu mengunjungi situs web WeCare.id atau unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Dunleavy, B. P. (2022). What Is Syphilis? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. Diambil kembali dari everydayhealth.com.
Rokom. (2023). Kasus HIV dan Sifilis Meningkat, Penularan Didominasi Ibu Rumah Tangga. Diambil kembali dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Syphilis. (2017). Diambil kembali dari betterhealth.vic.gov.au.
Syphilis. (2017). Diambil kembali dari canada.ca.
Syphilis. (2021). Diambil kembali dari healthdirect.gov.au.
Sumber Featured Image : Darko Djurin dari Pixabay