Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Kesehatan mental merupakan aspek krusial dalam lingkungan kerja yang sering kali kurang mendapat perhatian. Padahal, lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga produktivitas dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan. 

Stres kerja, tenggat waktu yang mendesak, dan tuntutan pekerjaan yang tinggi dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental pekerja. Dalam artikel ini, kami dari tim WeCare, akan membahas berbagai strategi untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja, mengelola tenggat waktu dengan tekanan tinggi, dan mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi yang sehat.

Bagaimana Cara Mendapatkan Pekerjaan Sesuai Passion?

Sebelum berbicara mengenai kesehatan di tempat kerja, tentunya kita akan berbicara terlebih dulu mengenai bagaimana mendapatkan pekerjaan. Banyak orang berkeinginan untuk bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan passion atau minat. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion itu apakah mungkin atau tidak? 

Mungkin yang harus dipikirkan bukan cara mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat tetapi  bagaimana cara mengubah minat menjadi karier? Untuk itu dibutuhkan refleksi diri, eksplorasi, dan langkah praktis seperti di bawah ini:

  1. Refleksi Diri: Kenali passion, prinsip hidup, dan talenta yang kamu miliki.
  2. Eksplorasi Berbagai Bidang: Cari tahu tentang prospek pekerjaan di bidang-bidang yang menarik bagimu.
  3. Coba Hal Baru: Ikuti hobi baru atau kegiatan sukarela untuk mengeksplorasi minatmu.
  4. Cari Mentor: Dapatkan bimbingan dari profesional di bidang yang kamu minati.
  5. Dapatkan Pengalaman Praktis: Cari kesempatan magang atau pekerjaan paruh waktu di bidang pilihanmu.
  6. Pembelajaran Berkelanjutan: Perbaharui dan tingkatkan keahlian sesuai dengan tren yang sedang berlaku melalui kursus online atau seminar.
  7. Jaringan dan Bangun Koneksi: Hadiri acara yang berhubungan dengan pekerjaan dan bangun hubungan dengan profesional lainnya.
  8. Ambil Risiko Terkalkulasi: Evaluasi tantangan potensial dalam mengubah minat menjadi karier.
  9. Tetapkan Tujuan dan Rencana: Buat peta jalan menuju karier impianmu.

Mengubah minat menjadi karier adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran dan keterbukaan terhadap pembelajaran baru.

Pentingnya menjaga kesehatan mental di tempat kerja

Setelah sukses mendapatkan pekerjaan dan bekerja sesuai minatmu, ada hal penting yang tak boleh diabaikan, yaitu kesehatan mental di tempat kerja. 

Hampir semua pekerja pernah merasakan stres dalam menjalankan tugasnya. Situasi seperti proyek mendesak, email yang menumpuk, dan tanggung jawab  pekerjaan dapat memicu respons fisik yang dikenal sebagai respons “fight-or-flight“, yaitu melawan atau melarikan diri.

Burnout banyak dialami oleh para pekerja atau karyawan yang mengalami stres kerja yang berat. Sindrom psikologis ini ditandai dengan kelelahan yang berlebihan, sinisme, dan perasaan tidak efektif.

Strategi Mengatasi Stres Kerja

Melansir Harvard Health Publishing, untuk mengatasi stres kerja, beberapa keterampilan dari terapi perilaku kognitif dapat diterapkan:

  • Strategi Relaksasi

Teknik relaksasi seperti relaksasi otot progresif dapat membantu mengurangi ketegangan otot akibat kecemasan. Dengan duduk nyaman dan menutup mata, tegangkan dan relakskan setiap kelompok otot utama secara sistematis.

  • Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Strategi ini melibatkan langkah-langkah spesifik untuk menghadapi hambatan atau tantangan. Langkah-langkahnya termasuk mendefinisikan masalah, mencari solusi potensial, merencanakan tindakan, dan menguji solusi yang dipilih.

  • Mindfulness

Mindfulness membantu memusatkan perhatian pada saat ini dengan rasa ingin tahu dan penerimaan. Ini dapat dilakukan melalui meditasi terpandu atau latihan informal seperti berjalan dengan penuh kesadaran.

  • Menilai Ulang Pikiran Negatif

Mengubah cara pandang terhadap situasi negatif dapat membantu mengurangi emosi negatif. Latih diri untuk melihat pikiran negatif sebagai hipotesis daripada fakta.

Pentingnya Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Bekerja tanpa memperhatikan kesejahteraan diri dapat memicu stres. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, atau dikenal dengan istilah work life balance, kerja merujuk pada upaya menyerasikan tanggung jawab profesional dengan kehidupan personal dan hubungan keluarga.

Jika terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bekerja, kamu akan kehilangan waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan aktivitas yang kamu sukai. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan jasmani dan rohani seseorang.

Keseimbangan yang baik memungkinkan kamu untuk memprioritaskan kesehatan mental, yang sering kali diabaikan karena kesibukan kerja. Dengan waktu untuk merawat diri, bersosialisasi, dan bersantai, kualitas hidup akan meningkat secara keseluruhan. Berikut beberapa tips untuk mencapai work life balance yang sehat:

  • Kenali Prioritas Hidup

Tentukan apa yang benar-benar penting bagi dirimu. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membuatmu bersemangat dan bahagia.

  • Manajemen Waktu yang Efektif

Gunakan aplikasi atau daftar tugas untuk memantau waktumu. Identifikasi aktivitas yang dapat disederhanakan, seperti belanja online atau mengurangi waktu bermain media sosial.

  • Tetapkan Batasan

Tetapkan batas yang jelas dalam pekerjaan dan jangan ragu untuk menolak tugas tambahan. Matikan notifikasi email atau ponsel di luar jam kerja.

  • Nikmati Pekerjaan 

Jika pekerjaan terasa terlalu membebani, pertimbangkan perubahan, seperti fleksibilitas kerja, pindah tim, atau mencari karier baru yang lebih sesuai dengan minat.

  • Pelihara Hubungan

Hubungan positif dan dukungan sosial membantu membangun ketahanan dan mengarah pada cara yang lebih adaptif untuk mengatasi stres. Untuk menjaga dan mengembangkan hubungan yang kuat dibutuhkan waktu. Buatlah waktu khusus untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat.

Mengatasi Tekanan Tenggat Waktu 

Tenggat waktu atau deadline adalah adalah hal umum di dunia kerja. Namun, tekanan yang menyertainya dapat membuat karyawan atau pekerja merasa cemas, stres, dan kewalahan. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa kamu aplikasikan untuk mengelola tekanan deadline secara efisien:

  • Membuat Checklist

Ketika beban kerja terasa berat, buatlah checklist atau daftar periksa yang terperinci tentang apa yang perlu dilakukan. Buat daftar tugas dan centang setiap tugas yang sudah selesai untuk meningkatkan motivasi.

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa ketika kamu mencentang tugas yang sudah selesai, otakmu melepaskan dopamin yang menyebabkan perasaan positif seperti kebahagiaan, kesenangan, dan motivasi.

  • Memprioritaskan Tugas Tersulit

Penelitian tentang produktivitas di tempat kerja menunjukkan bahwa menangani tugas paling sulit ketika energimu berada pada puncaknya merupakan ide yang sangat baik. Kamu akan merasa bahwa kamu bisa segera menyelesaikan tugas tersebut, yang akhirnya memotivasimu untuk melakukan tugas-tugas lainnya.

  • Membuat Tenggat Waktu Lebih Awal

Tetapkan tenggat waktu satu atau dua hari lebih awal dari tanggal deadline sebenarnya. Trik psikologis ini dapat memberikan kelonggaran waktu apabila terjadi keadaan yang tidak terduga. Trik ini juga bisa mengurangi stres di menit-menit terakhir.

  • Memanfaatkan Teknologi

Pertimbangkan untuk memanfaatkan aplikasi manajemen proyek untuk membantu timmu berkolaborasi, atau gunakan aplikasi komunikasi seperti Slack untuk mendapatkan informasi dan umpan balik cepat dari timmu.

  • Melakukan Istirahat Singkat

Meskipun terdengar kontradiktif, terkadang membantu untuk beristirahat dan menjauh sejenak dari kesibukan. Sebuah studi oleh Draugiem Group menemukan bahwa karyawan yang melakukan istirahat secara konsisten lebih produktif daripada rekan-rekan mereka. Menurut studi tersebut, siklus kerja optimal terdiri dari 52 menit bekerja dan 17 menit beristirahat.

  • Meminta Bantuan

Jangan takut untuk meminta bantuan. Kamu akan merasa sangat stres ketika harus menghadapi deadline sendirian. Perasaan tidak enak dapat menghalangi seseorang untuk meminta bantuan saat dibutuhkan. Padahal mungkin sebenarnya rekan kerjamu bersedia untuk membantumu dan mereka merasa senang karena bisa membantumu. Kuncinya kamu harus berani untuk memintanya. 

Pentingnya Cuti untuk Kesehatan Mental

Bekerja keras membuat fisik dan mental lelah. Itulah gunanya cuti. Namun, terkadang alasan pekerja atau karyawan enggan mengambil cuti karena beban kerja yang banyak atau karena tidak memiliki dana yang cukup karena berpikir cuti itu berarti melakukan aktivitas “healing” yang sedang tren sekarang ini, yaitu berlibur. 

Cuti tak melulu pergi berlibur. Menghabiskan waktu bersama keluarga atau melakukan hobi yang disukai bisa menjadi pilihan aktivitas saat cuti.

Sebenarnya mengambil waktu cuti dapat membantu kamu pulih dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan dan tekanan kehidupan profesional. Kamu bisa fokus pada diri sendiri, minat dan hobi, menghabiskan waktu dengan orang yang kamu cintai, dan memiliki istirahat mental yang lengkap dari tuntutan dan kekhawatiran yang terkait dengan pekerjaan.

Manfaat Mengambil Cuti Secara Rutin:

Peningkatan Kesehatan Mental

Cuti dapat membantu memulihkan kondisi mental dan fisik dengan mengurangi tingkat stres dan kecemasan.

  • Peningkatan Kesehatan Fisik

Cuti dan relaksasi memungkinkan tubuh pulih dari efek lonjakan kortisol yang berhubungan dengan stres yang membuat kamu terjebak dalam respons fight or flight yang terus-menerus. Respons semacam ini berpotensi mengganggu pola tidur, mengakibatkan risiko masalah jantung, dan melemahkan sistem saraf.

  • Tingkat Produktivitas yang Lebih Tinggi

Cuti membuat pikiran menjadi lebih kreatif, termotivasi, dan waspada. Bahkan liburan singkat dapat membantu menghilangkan kekhawatiran, memulihkan kemampuan kognitif, dan menciptakan kesehatan mental yang baik.

  • Keseimbangan Hidup yang Lebih Baik

Cuti tahunan reguler membantu memotong rutinitas kerja sehari-hari yang sering menyebabkan stres akibat dari panjangnya waktu kerja dan beban tenggat waktu. 

Program Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Kesehatan mental di tempat kerja bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak di era modern. Perusahaan yang cerdas kini memahami bahwa investasi dalam kesejahteraan karyawan adalah kunci keberhasilan jangka panjang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan beberapa langkah penting untuk melindungi kesehatan mental di lingkungan kerja. 

Salah satu rekomendasi utama adalah memberikan pelatihan bagi manajer tentang kesehatan mental. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu para manajer mengenali dan merespons bawahan yang mengalami tekanan emosional, serta meningkatkan keterampilan interpersonal seperti komunikasi terbuka dan mendengarkan aktif.

Selain itu, WHO juga menyarankan adanya pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan literasi dan kesadaran tentang kesehatan mental. Upaya ini sangat penting untuk menghilangkan stigma negatif terhadap masalah kesehatan mental di lingkungan kerja.

Intervensi individual juga diperlukan untuk membangun keterampilan mengelola stres dan mengurangi gejala gangguan mental, termasuk intervensi psikososial dan kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik.

Strategi Membangun Lingkungan Kerja yang Sehat

  1. Komunikasi Berkelanjutan

Lakukan pemeriksaan berkala dengan karyawan melalui survei. Hal ini menciptakan ruang terbuka untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan sedini mungkin.

  1. Fleksibilitas Jadwal Kerja

Berikan keleluasaan dalam pengaturan waktu kerja. Pendekatan ini menghargai keseimbangan hidup karyawan dan meningkatkan motivasi kerja.

  1. Program Berhenti Merokok

Dukung karyawan dalam upaya menurunkan kebiasaan merugikan, seperti merokok. Sediakan program komprehensif yang membantu mereka menjalani gaya hidup lebih sehat.

  1. Pusat Kebugaran di Lokasi Kantor

Fasilitasi pusat kebugaran untuk mendorong aktivitas fisik. Ini bukan sekadar tentang kesehatan, tetapi juga membangun semangat tim.

  1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Lakukan skrining kesehatan secara berkala. Identifikasi potensi risiko kesehatan dan berikan intervensi dini.

  1. Layanan Konseling

Sediakan layanan konseling dan pendampingan. Dukung kesehatan emosional karyawan secara komprehensif.

  1. Aktivitas Tim

Rancang kegiatan yang mempererat hubungan antar rekan kerja. Buat aktivitas yang menggabungkan antara kegiatan yang bersifat menyenangkan dengan kebugaran untuk menciptakan lingkungan positif.

  1. Nutrisi Sehat

Sediakan pilihan makanan bergizi di tempat kerja. Dukung kesehatan fisik dan mental melalui asupan gizi yang tepat.

Manfaat dari program yang mendukung kesehatan mental di tempat kerja tidak hanya menurunkan biaya kesehatan tapi juga menciptakan:

  • Lingkungan kerja yang positif
  • Peningkatan produktivitas
  • Kekuatan mental karyawan yang lebih baik
  • Budaya organisasi yang mendukung

Pentingnya Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Kesehatan mental di lingkungan kerja merupakan tanggung jawab kolektif, bukan hanya individu semata. Perusahaan dan karyawan atau pekerja perlu bersinergi membangun lingkungan yang mendukung, peduli, dan menghargai potensi setiap individu. Ingat, produktivitas sejati lahir bukan dari tekanan, melainkan dari dukungan, pemahaman, dan ruang untuk tumbuh.

Karyawan atau pekerja yang merasa didukung oleh tempat kerjanya akan lebih bersemangat, loyal, dan termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaik. Oleh karena itu, melindungi dan mempromosikan kesehatan mental bukan hanya investasi bagi individu, tetapi juga langkah strategis untuk keberhasilan jangka panjang perusahaan.

Sobat WeCare, jika kamu tertarik untuk mendapatkan bahasan seperti di atas, jangan lupa kunjungi blog WeCare.id agar selalu update dengan informasi mengenai kesehatan yang terkini. Unduh aplikasi WeCare.id supaya mendapatkan informasi menjadi semakin mudah dan nyaman.

Referensi

10 Examples of Health and Wellness Programs in the Workplace. (2024). Diambil kembali dari risepeople.com.

6 Tips for Managing High-Pressure Deadlines. (2023). Diambil kembali dari openasset.com.

LeBlanc, N. J. (2019). How to handle stress at work. Diambil kembali dari www.health.harvard.edu.

Mental Health at Work. (2024). Diambil kembali dari www.who.int.

Taking Time To Recharge: The Importance of Using Up Annual Leave. (2024). Diambil kembali dari www.thrive4life.co.uk.

Vengus, M. (2023). How do you find your passion and turn it into a career? Diambil kembali dari www.careervillage.org.

Work-life balance. (2018). Diambil kembali dari www.healthdirect.gov.au.