Di era digital yang serba cepat, sosial media dan kesehatan mental menjadi isu penting hari ini. Sering kali, platform digital menciptakan tekanan tersembunyi, seperti membanding-bandingkan kehidupan ideal orang lain, menghadapi komentar negatif, atau cyberbullying yang mengikis kepercayaan diri.
Dalam penelitian yang dipublikasikan pada IJERPH (2021) dampak ini nyata, terutama di kalangan Generasi Z yang 95,4 % mengalami kecemasan dan 88 % pernah gejala depresi. Oleh karena itu, penting untuk mengelola sosial media dan kesehatan mental agar tetap seimbang dan terjaga. Seperti apa caranya? Ikuti bahasan kami dari tim WeCare.id berikut ini.
5 Tips Praktis Kelola Sosial Media dan Kesehatan Mental
Berikut adalah 5 tips yang bisa membantu Sobat WeCare menjaga kesehatan mental di masa sekarang.
1. Batasi Screen Time dan Manfaatnya
Menetapkan batasan waktu layar bukan sekadar saran umum. Studi University of Texas di Austin (April 2025) menunjukkan bahwa dalam dua minggu membatasi akses internet, 91 % partisipan merasakan perubahan positif, dengan 71 % menyatakan kesehatan mental membaik dan 73 % merasa lebih fokus.
Hal ini membuktikan bahwa mengurangi waktu menatap layar memiliki manfaat yang terasa dan signifikan.
2. Hati-hati dengan Dampak Terlalu Banyak Follow Akun
Dampak terlalu banyak follow akun ke kesehatan mental sering kali diabaikan, padahal hal ini dapat menciptakan information overload atau kelebihan informasi. Ketika timeline dipenuhi dengan konten yang tidak relevan atau bahkan negatif, hal ini dapat memicu stres, kecemasan, dan perbandingan sosial yang tidak sehat.
Selain itu, mengikuti terlalu banyak akun terutama influencer dan seleb dengan kehidupan sempurna bisa memicu perasaan tidak cukup baik, cemburu sosial, hingga depresi. Lakukan “pembersihan” akun secara berkala. Pilihlah follow akun yang memberi inspirasi, informasi penting, atau edukasi mental positif—bukan semata citra sempurna.
3. Mengenali Dampak Social Media terhadap Kesehatan Mental
Media sosial memang punya sisi positif, seperti dukungan komunitas dan akses informasi mental health. Namun, dampak social media negatif seperti gangguan tidur akibat cahaya biru, perbandingan sosial, dan cyberbullying dapat memicu kecemasan atau depresi. Menyadari ini adalah langkah awal untuk menghindari jebakannya.
4. Bangun Rutinitas Offline yang Menyenangkan
Salah satu cara terbaik mengurangi ketergantungan pada sosial media adalah dengan membangun kegiatan offline yang menyenangkan dan bermakna. Dampak media sosial yang negatif dapat diminimalkan ketika Sobat WeCare memiliki aktivitas alternatif yang memberikan kepuasan dan kebahagiaan.
Cobalah hobi baru seperti berkebun, memasak, olahraga, atau bergabung dengan komunitas lokal. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memberikan kepuasan personal tetapi juga membantu membangun hubungan sosial yang nyata dan bermakna.
Manfaat mengurangi screen time akan semakin terasa ketika waktu yang biasanya dihabiskan untuk scrolling dialihkan ke aktivitas yang lebih produktif dan menyehatkan.
5. Praktikkan Mindful Browsing
Mindful browsing merupakan cara menggunakan media sosial dengan sadar serta terarah. Alih-alih membuka aplikasi karena bosan atau kebiasaan, tanyakan pada diri sendiri: “Apa tujuan saya membuka aplikasi ini?” dan “Apakah konten ini memberikan nilai positif bagi saya?”
Pengalaman negatif di sosial media dapat merusak citra diri, menyebabkan kecemasan parah, depresi, gangguan stres pasca trauma (PTSD), bahkan pada kasus ekstrem dapat memicu pikiran untuk bunuh diri. Dengan berlatih mindful browsing, Sobat WeCare dapat lebih selektif dalam mengonsumsi konten dan menghindari jebakan perbandingan sosial yang merugikan.
Jaga Kesehatan Mental dengan Mengelola Media Sosial
Mengelola sosial media dan kesehatan mental di masa sekarang bukan sekadar soal batas waktu layar, tetapi juga memilih konten yang diikuti, melakukan detoks digital, dan memanfaatkan media secara selektif. Dengan mengikuti lima tips ini, Sobat WeCare bisa menjaga kesejahteraan mental dalam era yang serba terhubung.
Untuk informasi lebih lanjut tentang tips kesehatan mental dan gaya hidup sehat, kunjungi blog WeCare.id yang menyediakan berbagai artikel bermanfaat untuk mendukung perjalanan kesehatan mental Sobat WeCare. Yuk jaga keseimbangan antara sosial media dan kesehatan mental agar hidup lebih seimbang dan produktif!
Referensi
9 Pengaruh Media Sosial Pada Kesehatan Mental Remaja. (2024). Diambil kembali dari binus.ac.id.
Castelo, N., Kushlev, K., Ward, A. F., Esterman , M., & Reiner, P. B. (2025). Blocking mobile internet on smartphones improves sustained attention, mental health, and subjective well-being. PNAS Nexus.
Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental. (2024). Diambil kembali dari bpmbkm.uma.ac.id.
Dewi, A. S. (2024). Gaya Hidup Digital: Mengatur Waktu Layar dan Kesehatan Mental di Era Teknologi. Diambil kembali dari terapan-administrasi.vokasi.unesa.ac.id.
Firdausi, A. A. (2024). Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja. Diambil kembali dari psikologi.unair.ac.id.
Imam. (2024). Mengelola Kesehatan Mental di Era Digital: Tantangan dan Strategi. Diambil kembali dari psikologi.uma.ac.id.
Kaligis, F., dkk. (2021). Mental Health Problems and Needs among Transitional-Age Youth in Indonesia. International Journal of Environmental Research and Public Health.
Wulandari, R. F. (2025). Sosial Media Detox, Rehat Dari Dunia Digital untuk Kesehatan Mental Lebih Baik. Diambil kembali dari www.fimela.com.
Sumber Featured Image : Austin Distel di Unsplash