Sabtu, 11 Maret pada pukul 12.12 WIB, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran yang mengarah ke Bebeng/Krasak, di perbatasan antara Jawa Tengah dengan DIY. Diberitakan bawah erupsi tersebut berlangsung sampai pukul 12.31. Berdasarkan remakan visual Badan Geologi dan Pengendalian Bencana Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi juga mengeluarkan asap kawah dan guyuran lava.
Tak Punya Uang, Seorang Ibu Menunggak Biaya Persalinan Buah Hatinya!
Daftar isi:
Bahaya Awan Panas
Disebut juga dengan nama Wedhus Gembel, awan panas dalam bahasa Inggris disebut sebagai Pyroclastic Flow yang asalnya dari bahasa Yunani. ‘Pyro’ berarti api dan ‘classtic’ berarti hancuran atau lepasan. Ini adalah sebuah fenomena aliran panas berupa campuran gas, batuan vulkanik, dan material piroklastik (serpihan-serpihan batuan vulkanik) yang dihasilkan dari letusan gunung api.
Fakta-fakta penting tentang awan panas adalah sebagai berikut:
- Awan panas dapat bergerak dengan kecepatan yang sangat cepat, mencapai 700 km/jam, seperti yang terjadi pada letusan Gunung Merapi di Indonesia pada tahun 2010. Hal ini membuat awan panas menjadi salah satu fenomena alam yang paling berbahaya dan mematikan.
- Awan panas memiliki densitas yang tinggi, sehingga sangat sulit untuk meloloskan diri dari daerah terdampak awan panas.
- Suhunya bisa sangat tinggi, berkisar antara 200°C hingga 700°C atau bahkan lebih tinggi tergantung pada jenis material vulkanik yang terkandung dalam awan panas tersebut. Namun, suhu rata-rata awan panas biasanya berkisar antara 300°C hingga 600°C.
- Awan panas dapat membakar apa saja yang ada di jalannya, termasuk pepohonan, bangunan, dan bahkan manusia.
- Awan panas biasanya terjadi di ketinggian yang rendah, sehingga daerah terdampak awan panas dapat meluas dengan cepat.
Seberapa Panas Awan Panas?
Saat Gunung Pinatubo di Filipina meletus, awan panas yang dihasilkan mencapai suhu 750 derajat Celcius. Sedangkan letusan Gunung St Helens pada tahun 1980, yang dianggap sebagai letusan gunung api terdahsyat di Amerika Serikat, menghasilkan awan panas dengan suhu 350 derajat Celcius.
Namun, letusan Gunung Pelee di St. Pierre, Martinique, Prancis pada tahun 1902 merupakan letusan yang paling dahsyat. Suhu yang dihasilkan oleh awan panas dari letusan tersebut mencapai 1.075 derajat Celcius, yang setara dengan 10 kali panas air mendidih atau sepuluh kali suhu 100 derajat Celcius.
Berdasarkan citra satelit pada letusan Gunung Merapi, suhu awan panas yang dikeluarkan mencapai 600 derajat Celcius, atau sama dengan enam kali panas air mendidih.
Awan panas ini bergerak dengan kecepatan minimal tiga kali lipat kecepatan lari sprinter tercepat di dunia dan memiliki ketebalan minimal seperempat tinggi Tugu Monas. Oleh karena itu, tidak ada yang bisa selamat dari “wedhus gembel” kecuali mereka yang dapat memacu kendaraannya dengan cepat atau berada di bunker tahan panas.
Yang menarik, korban tewas dari letusan gunung api dari Gunung Vesuvius yang menghancurkan kota Pompeii pada tahun 79 Masehi hingga letusan Merapi saat ini hampir sama, yang menunjukkan betapa dahsyatnya kekuatan alam dan betapa pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan dalam menghadapi letusan gunung berapi.
Klik Untuk Donasi - Ditinggal Istri dan Anaknya akibat Derita Tumor Ganas, Pak Mahdi Mengharapkan Bantuanmu!- Terdanai Rp.442,000
- Pencapaian 1.91%
- Donatur 25
Kandungan Awan Panas
Awan panas dapat mengandung berbagai jenis gas yang dihasilkan dari aktivitas vulkanik, termasuk gas fluor, belerang dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida (gas asam), magnesium, dan kalium. Namun, kandungan spesifik dalam awan panas akan tergantung pada sumbernya, dan dapat bervariasi dari satu letusan gunung berapi ke letusan yang lain.
- Gas fluor, misalnya, seringkali ditemukan dalam awan panas yang berasal dari gunung berapi tertentu, seperti Gunung Merapi di Indonesia. Gas ini dapat menyebabkan keracunan fluor pada manusia dan hewan, dan dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.
- Belerang dioksida, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfida juga dapat menyebabkan keracunan pada manusia dan hewan, serta dapat membentuk asam sulfat di udara, yang dapat menyebabkan korosi pada bahan logam dan bangunan.
- Magnesium dan kalium adalah dua jenis elemen yang biasanya ditemukan dalam partikel vulkanik yang terdapat dalam awan panas. Kedua elemen ini dapat membentuk partikel-partikel yang sangat panas dan dapat memicu kebakaran atau ledakan pada material yang mudah terbakar seperti kayu, rumput, dan bahan-bahan organik lainnya.
Dalam keseluruhan, kandungan awan panas dapat sangat kompleks dan beragam, dan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan sekitarnya.
Dampak Awan Panas
Awan panas atau Wedhus Gembel adalah fenomena alam yang terjadi saat terjadi letusan gunung berapi. Dampak wedhus gembel dapat sangat merusak dan berbahaya terhadap wilayah yang dilewatinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dampak wedhus gembel tersebut.
- Pertama, suhu yang sangat tinggi hingga mencapai 1.000 derajat Celsius dapat membuat wilayah yang dilewati terbakar habis.
- Kedua, material berupa batuan yang dibawa oleh awan panas dapat merusak dan menghancurkan berbagai hal di sekitarnya.
- Ketiga, material debu dan abu vulkanik yang dilemparkan oleh letusan gunung juga sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia secara terus-menerus.
- Keempat, abu yang terbang dari letusan gunung bisa terbawa angin dan menyebar hingga ke wilayah yang jauh. Material yang dibawa angin tidak hanya abu, tetapi juga pasir, yang dapat menyebabkan kondisi yang gelap dan kotor serta berbahaya jika terus-menerus terhirup.
Maka dari itu, ketika terjadi erupsi gunung berapi, awan panas harus diwaspadai tidak hanya oleh masyarakat di sekitar puncak gunung, tetapi juga oleh masyarakat di wilayah yang agak jauh karena abu dan pasir bisa terbawa oleh angin.
Himbauan Pemerintah
Walaupun belum dilaporkan ada korban jiwa, untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi akibat erupsi Gunung Merapi, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu, penting untuk selalu waspada terhadap awan panas dan abu vulkanik yang mungkin menyebabkan gangguan serta bahaya lahar saat hujan turun di sekitar Gunung Merapi.
BBPTKG juga memperingatkan bahwa jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. Semenjak November 2020 hingga sekarang, status Gunung Merapi tetap dalam level III atau ‘siaga’.
Gunung Merapi masih dinyatakan aman hingga sekarang, tapi sebelum ini telah terjadi beberapa bencana alam yang memakan korban. Kamu bisa membantu para korban dengan berdonasi melalui WeCare.id. Caranya mudah, bisa dengan mengunjungi situs web WeCare.id atau mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Davina, D. (2021). Ini Alasan Kenapa Awan Panas Berbahaya, Suhunya Bisa Sampai 700 Derajat Celcius! Diambil kembali dari kompas.tv.
Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, Waspadai Potensi Bahaya Tujuh Kilometer. (2023). Diambil kembali dari menpan.go.id.
Rizal, A. (2010). Mengapa Awan Panas Amat Mematikan? Diambil kembali dari antaranews.com.
Syahrial, M. (2023). Erupsi Lagi, Ini Bahaya Awan Panas yang Dikeluarkan Gunung Merapi. Diambil kembali dari yogyakarta.kompas.com.
Syifa. (2022). Gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang sudah banyak diketahui. Diambil kembali dari roboguru.ruangguru.com.Timeditor. (2022). Awan Panas Adalah Muntahan Gunung Berapi yang Berbahaya, Berapa Suhunya? Diambil kembali dari era.id.