Pernah mendengar istilah FOMO. Apa si FOMO itu? Dikutip dari laman pennstatehealthpassion.com Dr. Krista Schenkel, direktur medis fasilitas Strausstown St Joseph’s di Penn State Health mengatakan bahwa FOMO atau the Fear of Missing Out adalah salah satu bentuk gangguan kecemasan sosial yang semakin marak seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial.
Bantu Ibu Nia Lunasi Hutang Persalinannya!
FOMO bisa muncul dari persepsi bahwa orang lain lebih bahagia dari dirinya. Kenyataannya, kebanyakan postingan media sosial bukanlah kebenaran yang sesungguhnya. Bahaya sindrom FOMO adalah sindrom ini cenderung menyebabkan kita menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial, menjauhkan kita dari aspek-aspek yang sangat penting dalam hidup kita.
Daftar isi:
Dampak FOMO
Dampak FOMO tidak terbatas pada kesehatan fisik tetapi kesehatan mental kita juga terpengaruh. Penelitian menunjukkan bahwa FOMO dapat meningkatkan perasaan rendah diri, negatif, dan depresi. Berikut ini adalah dampak lainnya dari FOMO.
Memperburuk kesehatan mental
FOMO bisa memperburuk masalah kesehatan mental yang sudah ada, seperti memperburuk rasa rendah diri, mengurangi harga diri, kesepian, perubahan suasana hati, dan kecemasan sosial. Yang terakhir ini dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain dalam situasi tatap muka.
Lebih fokus pada kehidupan orang lain
Orang yang kecanduan media sosial memiliki ketakutan ketinggalan informasi atau tren yang tinggi. Ketakutan ini membuat kita kurang fokus pada diri kita sendiri. FOMO bisa membuat kita fokus pada kehidupan orang lain, termasuk teman atau selebriti sehingga membuat kita tidak bisa menjalani kehidupannya sendiri. Kita menghabiskan berjam-jam untuk menonton keseharian orang lain, terfokus pada media sosial, dan akhirnya merasa diri kita lebih buruk. Akibatnya, kita mengalami krisis identitas.
Penggunaan obat-obat terlarang
Salah satu konsekuensi dari FOMO dan kecanduan media sosial adalah maraknya penggunaan obat-obatan terlarang dan zat ilegal lainnya untuk mengikuti teman dan bintang media sosial. Sebagian remaja menjadi tertekan untuk menjadi ‘keren’ dan sering meniru teman sebaya dan idolanya. Ketergantungan pada media sosial dan keingintahuan untuk melihat apa yang orang lain lakukan dapat meluas hingga menyebabkan munculnya kecemasan.
Klik Untuk Donasi - Air Minum Gratis untuk Saudara Sebangsa- Terdanai Rp.761,000
- Pencapaian 1.88%
- Donatur 9
Tips Mengatasi FOMO
Salah satu cara bagi remaja untuk mengatasi FOMO adalah dengan mempraktikkan apa yang dikenal sebagai reframing, yaitu latihan mental yang dirancang untuk membantu mereka melihat situasi secara berbeda. Berikut ini beberapa cara yang dapat membantu mengatasi FOMO.
Mengganti pikiran negatif dengan hal positif
Melacak pikiran negatif dapat membantu kita untuk mengenali kata dan frasa negatif yang sering kita ulangi sendiri. Kemudian, saat kita mendapati diri kita mengatakan sesuatu yang negatif kepada diri kita sendiri, cobalah untuk mengarahkan pikiran kita dan mengganti kata-kata negatif dengan sesuatu yang positif.
Latih ketajaman
Kita bisa melatih ketajaman untuk membedakan apa yang benar-benar penting dan perlu dari apa yang hanya diinginkan, dan pilih untuk menghilangkan beberapa hal yang tidak berkontribusi pada kualitas pengalaman hidup kita. Berlatih untuk mengatakan “tidak” pada beberapa hal. Ini akan membuat kita mencurahkan lebih banyak waktu pada pengalaman-pengalaman yang lebih bermanfaat. Fokus pada jenis hal yang meningkatkan kualitas, bukan kuantitas pengalaman kita.
Ubah fokus
Daripada berfokus pada kekurangan diri kita, cobalah perhatikan pada apa yang kita miliki. Sosial media banyak membombardir kita dengan gambar-gambar tentang hal yang tidak kita miliki. Coba Tambahkan lebih banyak orang positif pada feed; jangan tampakan orang yang cenderung terlalu sombong atau tidak mendukung kita.
Ubahlah isi feed sosmed yang pemicu FOMO dengan hal-hal yang membuat kita merasa nyaman dengan diri sendiri. Berusahalah untuk mengidentifikasi apa yang mungkin melemahkan kegembiraan kita ketika online.
Menerima kenyataan bahwa kita tidak memiliki semuanya
Kebutuhan terbatas tapi keinginan tidak terbatas. Menerima kegagalan ketika mencoba memenuhi setiap keinginan yang kita jauh lebih bijaksana daripada memperturutkan keinginan hati untuk memenuhi sebuah kepuasan. Putuskan apa yang menjadi prioritas tertinggi kita dan fokuslah hal tersebut. Berikan perhatian kepada hal-hal yang memiliki makna bagi kita.
Melatih rasa syukur
Daripada mengejar fantasi yang kita yakini akan memenuhi keinginan kita, cobalah untuk memupuk rasa syukur. Latihan ini memungkinkan kita untuk lebih menghargai apa yang kita miliki daripada berfokus pada apa yang tidak kita miliki atau inginkan. Syukur memungkinkan kita untuk menghitung berkah dalam hidup kita sekarang, pada saat ini, pada kehidupan sebenarnya yang sedang kita jalani.
Agar terhindar dari kecemasan yang diakibatkan oleh FOMO, coba batasi penggunaan media sosial. Selain itu, jangan lupa luangkan waktu dengan membantu pasien tidak mampu yang mengidap berbagai penyakit.
Kamu juga bisa berdonasi lebih mudah melalui aplikasi WeCare.id. Caranya, download aplikasi WeCare.id di ponselmu. Donasi yang kamu berikan tentu sangat berharga untuk teman-teman yang membutuhkan.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Dukung WeCare.id untuk mengembangkan
konten-konten kesehatan & kebaikan yg lebih berkualitas.
KLIK UNTUK DONASI
REFERENSI
Elizabeth Scott, M. (2020). How to Deal With FOMO in Your Life. verywellmind.com.
Fear of Missing Out Can Negatively Impact Your Life. (2020). pennstatehealthpassion.org.
Gordon, S. (2020). How FOMO Impacts Teens and Young Adults. verywellfamily.com.
Linda Bloom, C. B. (2015). 10 Ways to Overcome Fear of Missing Out. psychologytoday.com.
Sokol, R. (2020). Here Are 8 Ways to Shut Down Your FOMO. thehealthy.com.
Tanveer, D. H. (2020). How FOMO Impacts Our Mental Health? oladoc.com.