Saat membuat sisa makanan ketika makan di rumah atau di restoran, pernahkah terpikirkan berapa banyak jumlah sampah makanan yang dibuang oleh penduduk bumi? Ternyata apabila dihitung, jumlah sampah dari sisa makanan bisa mencapai jumlah 1,3 milyar ton tiap tahunnya. Jumlah yang sangat fantastis bukan?
Diperkirakan sampah makanan yang tersebut nilainya bisa mencapai 680 milyar dolar AS untuk negara maju. Sementara untuk negara berkembang nilainya mencapai sekitar 310 milyar dolar AS. Jumlah total sisa makanan yang menjadi sampah tiap tahunnya bisa menghidupi 2 milyar orang.
Kategori Sampah Makanan
Sampah makanan bisa dibagi menjadi dua kategori, yakni:
- Left over: sisa makanan yang disebabkan oleh penyajian makanan yang berlimpah karena kebiasaan yang berlebihan dari masyarakat kota.
- Food waste: sisa makanan yang disebabkan oleh kesalahan perencanaan serta manajemen apakah itu makanan yang masih bisa dikonsumsi maupun yang tidak.
Baik left over atau food waste, keduanya merupakan sampah yang berbahaya untuk lingkungan sebab memiliki kandungan komposisi kimia yang tidak bisa didaur ulang. Apabila sampah makanan menjadi busuk, sampah tersebut akan mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang tak bisa dianggap sepele apabila jumlahnya mencapai hingga puluhan ton.
Emisi gas rumah kaca yang bersumber dari sampah makanan berdasarkan data dari World Resources Institute (WRI) menyumbang delapan persen dari keseluruhan emisi global. Bila limbah sampah sisa makanan bila diibaratkan sebagai sebuah negara, maka limbah tersebut bisa menjadi penghasil gas rumah kaca ketiga di bawah Tiongkok dan Amerika Serikat.
Fakta Tentang Sampah Makanan di Indonesia
Mungkin sebagian kita tidak akan mengira bahwa permasalahan sampah makanan di Indonesia begitu serius. Agar terbuka wawasan kita, berikut sekelumit fakta mengenai sampah sisa makanan di Indonesia:
- Jumlah sampah makanan di Indonesia mencapai 16,3 ton per tahun
Jumlah sampah makanan di Indonesia per tahunnya termasuk tinggi, yaitu sekitar 16,3 ton. Dari total sampah tersebut yang paling besar jumlahnya adalah beras. Padahal waktu tumbuh padi mencapai tiga sampai empat bulan. Bahkan sesudah dipanen pun prosesnya masih cukup panjang sampai akhirnya menjadi beras.
Sampah makanan yang terlalu banyak dapat mengancam krisis makanan. Apalagi ke depannya jumlah angka kelahiran bertambah terus. Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi dari Badan Pangan Nasional RI, Nyoto Suwignyo, ketika mengisi seminar di Universitas Gadjah Mada memberikan paparan mengenai sampah ini di Indonesia.
Menurut Nyoto Suwignyo ada sekitar 59,8 kg makanan yang terbuang sia-sia per kapita per tahun. Dari jumlah tersebut, 28 kg sampah makanan tersebut asalnya dari rumah tangga. Sedangkan 31,8 kg lainnya bersumber dari non rumah tangga. Bila dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak, 273 juta, maka total sampah dari makanan mencapai 16,3 juta ton.
Jenis sampah sisa makanan yang dominan dari keseluruhan 59,8 kg per kapita tersebut, sayuran jumlahnya 7,3 kg. Kemudian disusul oleh buah, tahu, tempe, oncom dengan jumlah 5kg. Sementara itu ikan dan daging mencapai 2,8 kg, beras 2,7 kg dan umbi-umbian 2,4 kg.
- Indonesia berada di peringkat kedua di dunia
Menurut laman situs Foodsustainability.eiu.com, Indonesia berada di posisi kedua sebagai negara penghasil sampah makanan yang terbanyak di dunia, di bawah Arab Saudi. Ini disebabkan oleh pola konsumsi penduduknya yang buruk. Karenanya tiap tahun, jumlah sampah sisa makanan terus meningkat.
- Jakarta menjadi penyumbang sampah makanan terbesar di Indonesia
Mengutip Brilio.net, jumlah total sampah di DKI Jakarta per harinya mencapai 7.500 ton. Lebih dari setengah sampah tersebut adalah sampah organik semisal sisa makanan. Berdasarkan data tersebut, jumlah sampah di DKI Jakarta pada tahun 2025 diprediksi bisa meningkat hingga mencapai 9.000 ton per hari.
- Nilai sampah makanan setara 27 triliun rupiah
Berdasarkan data dari BPS tahun 2017 sampah makanan yang terbuang nilainya hampir sama dengan 27 triliun rupiah. Untuk keperluan peternakan Indonesia masih melakukan impor sampah organik. Jika saja sampah yang dihasilkan di dalam negeri bisa dikelola dengan baik, yaitu dengan memaksimalkan sampah yang berasal dari restoran maupun produsen, negara bisa hemat sekitar 27 triliun rupiah.
Cara Mengatasi Sampah Makanan Sehari-hari
Kita bisa berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan sampah makanan ini dengan melakukan manajemen makanan atau yang disebut dengan istilah “food preparation.” Dengan konsep tersebut kita bisa mengurangi sampah sisa makanan dari rumah tangga dengan membuat daftar makanan yang benar-benar akan kita konsumsi.
Hal lain yang tak kalah penting adalah komitmen kita untuk tidak menyisakan makanan, baik makanan yang kita masak sendiri ataupun makanan yang kita beli. Kita juga harus menghilangkan budaya berlebih yang banyak dijumpai di masyarakat perkotaan. Konsumsi dan beli secukupnya agar tidak menjadi sampah.
Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia belum menyadari bahaya dari sampah makanan ini. Fakta di atas membuktikan betapa kita telah banyak menyia-nyiakan makanan yang mungkin bisa kita bagi dengan yang membutuhkan. Kita bisa membantu pemerintah dengan memulai dari rumah kita sendiri. Daripada berlebih dan menjadi sampah, uang tersebut bisa kita donasikan kepada mereka yang membutuhkan, seperti pasien yang memerlukan bantuan biaya pengobatan melalui WeCare.id. Caranya yaitu dengan berdonasi melalui situs web WeCare.id atau mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Alami Keterlambatan Perkembangan dan Gizi Buruk, Dewa Butuh Pertolonganmu Segera!
Referensi
5 Fakta sampah makanan di Indonesia, bisa beri makan 28 juta orang. (2018). Diambil kembali brilio.net.
Caesaria, S. D. (2022). Sampah Makanan Indonesia Tembus 16,3 Juta Ton Per Tahun, Ini Kata Pakar UGM. Diambil kembali kompas.com.
Fakta Sampah Makanan Setara Dengan 27 Triliun Rupiah. (2020). Diambil kembali dbs.com.
Humas FE. (2022). Sejauh Mana Indonesia Darurat Sampah Makanan? Diambil kembali fe.unnes.ac.id.
Sumber Featured Image : Joshua Hoehne on Unsplash