Kasus Dokter PPDS Undip: Universitas Dilaporkan Pihak Keluarga

Kasus Dokter PPDS Undip: Universitas Dilaporkan Pihak Keluarga

Kita semua dikejutkan oleh kabar kematian dr. Aulia Risma mahasiswa PPDS Undip. Diduga kematiannya terkait dengan bullying. Kasus dokter PPDS Undip tersebut saat ini memasuki babak baru. Setelah sempat menolak anggapan bahwa bullying menjadi penyebab kematian dr. Aulia, keluarga kini mengadukan beberapa orang senior di PPDS Anestesi Undip kepada pihak kepolisian untuk dugaan perundungan.

Kasus Dokter PPDS Undip: Apa yang Dialami Dokter Aulia?

Sebagai tindak lanjut atas kasus meninggalnya dr. Aulia Risma, keluarga korban telah melaporkan sejumlah senior PPDS Anestesi Undip ke Polda Jateng untuk dugaan keterlibatan mereka dalam tindakan bullying. 

Menurut pihak keluarga, selama menjalani pendidikannya, dr. Aulia alami beragam bentuk perundungan, termasuk intimidasi, pengancaman, dan pemerasan yang diduga dilakukan oleh beberapa orang seniornya.

Pengacara pihak keluarga dr. Aulia Risma, Misyal Achmad, menyebutkan bahwa semua bukti yang berhubungan dengan dugaan perundungan telah diserahkan kepada pihak kepolisian. Bukti-bukti tersebut mencakup bukti riwayat mutasi rekening dan percakapan melalui aplikasi WhatsApp. 

Mengenal Bullying yang Diduga Dialami dr. Aulia

Menurut laman situs Human Rights, bullying atau perundungan merupakan aksi yang dilakukan berulang-ulang dan disengaja oleh seseorang maupun sekelompok orang untuk mengintimidasi, menyakiti, atau merendahkan orang lain. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki kekuasaan atau pengaruh lebih terhadap korban, dengan tujuan membuat korban merasa tidak berdaya atau tertekan.

Jenis-jenis Bullying

Mengutip laman situs Bullying No Way milik pemerintah Australia, bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, dan berikut adalah tiga kategori utama perilaku bullying:

Verbal

Ini termasuk tindakan seperti memanggil nama, menghina, atau mengolok-olok seseorang berdasarkan karakteristik fisik, ras, seksual, budaya, atau agama. Kata-kata yang menyakitkan dapat meninggalkan bekas yang mendalam pada korban.

Fisik

Bentuk bullying ini termasuk tindakan fisik, seperti memukul, mendorong, atau pun menghancurkan barang orang lain. Tindakan ini tidak hanya menyakitkan secara fisik, tetapi juga dapat menyebabkan trauma emosional.

Sosial

Ini termasuk perilaku yang secara konsisten mengecualikan seseorang dari kelompok, menyebarkan rumor, atau berbagi informasi yang merugikan. Bullying sosial sering kali lebih sulit dikenali, tetapi dampaknya bisa sangat merusak.

Perilaku perundungan dapat terjadi di mana saja: di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di ruang sosial online, melalui pesan teks atau email, dan dapat bersifat fisik, verbal, emosional, atau termasuk pesan, pernyataan publik, dan perilaku online yang dimaksudkan untuk menyebabkan tekanan atau bahaya (juga dikenal sebagai cyberbullying).

Penting untuk dicatat bahwa perilaku-perilaku ini dianggap bullying jika terjadi berulang kali dan ada ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban. Jika terjadi hanya sekali atau merupakan bagian dari konflik antara pihak yang setara, itu tidak dianggap sebagai perundungan.

Dalam kasus dokter PPDS Undip, tindakan yang dialami dokter Aulia Risma, termasuk pengancaman, intimidasi, dan pemerasan, menunjukkan adanya pola perundungan di lingkungan kerja. Tindakan-tindakan tersebut telah menciptakan suasana yang tidak aman dan mengancam bagi korban.

Perundungan dan Kelelahan Fisik

Tidak hanya harus menghadapi perundungan, dr. Aulia juga mengalami kelelahan fisik yang ekstrem akibat beban kerja yang berlebihan di rumah sakit. Rekaman percakapan teleponnya dengan ayahnya mengkonfirmasi bahwa ia sering bekerja jauh melebihi jam kerja normal.

Menurut Misyal, masalah jam kerja yang overload ini ternyata sudah pernah dilaporkan oleh keluarga dr. Aulia kepada pihak universitas. Namun keluhan tersebut tidak mendapatkan respons yang baik.

Kemenkes dan Kemendikbudristek Turun Tangan

Kasus bullying yang dialami dr. Aulia Risma menarik perhatian masyarakat Indonesia dan melibatkan dua kementerian. Kementerian Kesehatan telah lebih dulu melakukan penyelidikan dan menyerahkan temuannya kepada kepolisian. 

Sebagai tindak lanjut atas kasus dokter PPDS Undip, Kemendikbudristek membentuk tim pencari fakta yang dipimpin oleh Prof. Abdul Haris, Dirjen Diktiristek, untuk melakukan investigasi lebih mendalam. Kedua kementerian pun berkomitmen untuk bekerja sama dalam upaya mencegah terjadinya kekerasan serupa di lingkungan pendidikan kedokteran dan memberikan perlindungan bagi mahasiswa.

Pihak Keluarga Meminta Masyarakat Mengawal Kasus dr. Aulia

Setelah mengajukan laporan resmi di Polda Jawa Tengah mengenai insiden yang menimpa kakaknya, dr. Nadia, saudara kandung almarhumah dr. Aulia, menyuarakan harapannya agar kasus ini mendapat perhatian khusus. 

Pasca pelaporan, dr. Nadia kini menunggu hasil investigasi dari pihak berwenang. Ia berharap masyarakat dapat mendukung upaya penegakan hukum dalam kasus ini. Kita semua berharap kasus dokter PPDS Undip ini menjadi yang terakhir dan tidak ada lagi korban perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran.

Mau tahu lebih banyak info seputar kesehatan yang terbaru dari kami? Jangan lupa kunjungi blog WeCare.id. Unduh aplikasi WeCare.id untuk kemudahan mengakses informasi kesehatan.

Referensi

detikJateng. (2024). 7 Fakta Keluarga dr Aulia Laporkan Senior PPDS Undip Kasus Bullying-Pemerasan. Diambil kembali dari www.detik.com.

Iman, A. N. (2024). Adik dr Aulia Mahasiswi PPDS Undip Minta Dugaan ‘Bullying’ Kakaknya Dikawal. Diambil kembali dari www.detik.com.

Kamal. (2024). Dugaan pungutan tak resmi di PPDS Undip disebut mencapai puluhan juta rupiah – ‘Itu bullying finansial’. Diambil kembali dari www.bbc.com.

Kautsar, A. (2024). Kemendikbudristek Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Dugaan Bullying dr Aulia. Diambil kembali dari www.detik.com.

Types of bullying. (2024). Diambil kembali dari bullyingnoway.gov.au.

Undip, k. d. (2024). Ini Bukti Perundungan Mahasiswa PPDS Undip Dokter Aulia Risma yang Diserahkan Kemenkes ke Polda Jateng. Diambil kembali dari metro.tempo.co.

What is bullying? (2012). Diambil kembali dari humanrights.gov.au.

Sumber Featuerd Image : Darko Stojanovic dari Pixabay