Perubahan iklim adalah fenomena global yang merujuk pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca di bumi akibat aktivitas manusia. Fenomena ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O).
Gas-gas ini menyebabkan efek rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer, sehingga suhu global meningkat dan pola cuaca menjadi lebih ekstrem. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG menegaskan bahwa perubahan cuaca global adalah realitas yang dihadapi miliaran orang, bukan hoax atau prediksi masa depan.
Daftar isi:
Bukti Nyata Dampak Perubahan Iklim
Menurut penjelasan Dwikorita, Badan Meteorologi Dunia (WMO) mencatat tahun 2023 sebagai tahun terpanas sejak pengamatan dimulai, dengan suhu rata-rata global mencapai 1,40 derajat Celsius, lebih tinggi dari sebelum era industri. Angka ini mendekati batas 1,5 derajat Celcius yang disepakati dalam Perjanjian Paris 2015.
Tahun 2023 juga mencatat rekor suhu global harian dan heat wave ekstrem di Asia dan Eropa. Perubahan iklim telah mengakibatkan musim hujan yang umumnya berakhir di awal musim panas kini berlanjut ke bulan Juni, ditambah peningkatan curah hujan serta pola hujan yang tak teratur. Hal ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Fenomena ini terkait dengan pemanasan global dan perubahan pola angin.
Selain itu, musim panas yang seharusnya berakhir pada September atau Oktober kini terus berlanjut hingga akhir tahun. Akibat kondisi ini memicu kekeringan parah, ancaman terhadap pertanian dan suplai air, serta risiko kebakaran hutan dan polusi udara yang lebih buruk.
Hitung Emisi yang Kamu Keluarkan Di Sini!
Faktor Penyebab
Perubahan iklim diakibatkan oleh beberapa faktor utama yang membuat konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat, yaitu:
- Emisi Gas Rumah Kaca: Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara menghasilkan karbon dioksida yang memperparah pemanasan global.
- Deforestasi: Penebangan hutan mengurangi jumlah pohon yang menyerap karbon dioksida, meningkatkan efek rumah kaca.
- Pertanian dan Peternakan: Aktivitas ini menghasilkan gas metana dan nitrous oxide, yang memiliki dampak pemanasan global tinggi.
- Penggunaan Energi yang Tidak Efisien: Penggunaan energi fosil dalam transportasi dan industri meningkatkan emisi gas rumah kaca.
- Industri dan Manufaktur: Proses industri dan limbah yang tidak dikelola dengan baik menambah polusi udara dan air.
- Perubahan Penggunaan Lahan: Urbanisasi dan perubahan lahan mengurangi area hijau dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Dampak Terhadap Kesehatan
Perubahan iklim berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Berikut adalah beberapa dampak utama yang perlu diwaspadai:
- Penyakit Jantung dan Stroke: Suhu udara yang tinggi meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, terutama bagi individu yang rentan. Dehidrasi dan panas ekstrem bisa berpengaruh pada kesehatan jantung dan otak.
- Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Pneumonia: Kebakaran hutan yang disebabkan oleh suhu global yang meningkat meningkatkan risiko ISPA dan pneumonia melalui paparan asap, terutama bagi anak-anak dan lansia.
- Tuberkulosis (TBC): Suhu rendah dan kelembapan menurun dapat memperburuk penyebaran bakteri TBC, meningkatkan risiko penularan penyakit ini.
- Diare: Banjir dan kekeringan akibat perubahan iklim meningkatkan risiko diare dengan mengontaminasi sumber air dengan patogen berbahaya.
- Daya Imun Menurun: Cuaca ekstrem dapat menurunkan daya imun tubuh, membuat individu lebih rentan terhadap penyakit.
- Alergi: Suhu hangat meningkatkan penyerbukan bunga, meningkatkan konsentrasi serbuk sari dan memicu alergi.
- Penyakit yang Ditularkan oleh Vektor: Vektor merujuk pada organisme yang mentransmisikan patogen dari satu individu ke individu lain. Vektor biasanya adalah hewan kecil atau serangga yang dapat menularkan penyakit menular kepada manusia atau hewan lainnya, seperti nyamuk.
Peningkatan suhu global memperluas jangkauan penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah dengan memungkinkan nyamuk penyebar penyakit berkembang di area baru.
- Kulit Terbakar Matahari: Suhu ekstrem dan paparan sinar matahari berlebihan meningkatkan risiko kulit terbakar.
- Kesehatan Mental: Cuaca ekstrem dan bencana alam dapat menyebabkan trauma, stres, dan gangguan kesehatan mental lainnya.
Dampak Khusus pada Ibu dan Anak
Pemanasan global juga memiliki dampak pada ibu dan anak, di antaranya:
- Peningkatan Malnutrisi dan Kekurangan Gizi: Mengutip dari laman situs WHO, perubahan iklim berdampak pada produksi pangan, meningkatkan kekurangan gizi pada ibu hamil dan anak-anak. Di tahun 2020, kelaparan melanda 770 juta orang, dan ditambah dengan 98 juta orang yang mengalami ketidakamanan pangan.
- Gangguan Kesehatan Reproduksi: Mengutip dari laman situs FKM UI, perubahan iklim dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti abortus dan kelahiran prematur, terutama akibat cuaca ekstrem dan stres.
- Terdanai Rp.12,450,435
- Pencapaian 4.38%
- Donatur 95
Langkah-langkah Mengatasi Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah tantangan global yang memerlukan tindakan konkret untuk mengurangi dampaknya. Melansir laman situs Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta, berikut adalah langkah-langkah efektif yang dapat diambil:
- Menanam Pohon: Pohon menyerap CO2 dari atmosfer, memperbaiki kualitas udara, dan mengurangi pemanasan global. Program reboisasi yang luas dapat membantu mitigasi peningkatan suhu.
- Melestarikan Lingkungan: Konservasi sumber daya alam seperti air dan tanah, serta perlindungan habitat alami, mengurangi dampak berubahnya iklim. Praktik berkelanjutan dalam penggunaan sumber daya sangat penting.
- Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi: Beralih ke transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki mengurangi emisi gas rumah kaca. Langkah penting yang harus segera dilakukan adalah penggunaan energi terbarukan dalam transportasi.
- Menerapkan Prinsip Reduce, Reuse, Recycle: Mengurangi limbah, menggunakan kembali bahan, dan mendaur ulang mengurangi kebutuhan energi dan bahan baku baru, serta emisi gas rumah kaca. Ini juga mengurangi dampak industri dan proses manufaktur.
- Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan: Edukasi masyarakat tentang perubahan iklim dan dampaknya penting untuk mempengaruhi perilaku dan kebijakan yang lebih ramah lingkungan.
Para Pasien yang Terdampak Pemanasan Global
Pada laman situs WHO disebutkan bahwa perubahan iklim membuat tiga perempat kematian global yang disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Kematian ini terutama terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti Indonesia karena banyak dari pasien penyakit tidak menular ini berpenghasilan rendah sehingga tidak bisa berobat.
Untuk itu mereka memerlukan bantuan dari TemanPeduli agar bisa melakukan pengobatan. TemanPeduli bisa berdonasi melalui WeCare.id. Donasi dapat dikirimkan via situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di App Store atau Google Play.
Yuk TemanPeduli, mari kita bantu orang-orang yang membutuhkan bantuan bersama WeCare.id.
Referensi
Aditya, R. (2024). BMKG: Dampak Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan. Diambil kembali dari bmkg.go.id.
Bahas Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Ibu dan Anak, FKM UI Selenggarakan Round Table Discussion. (2023). Diambil kembali dari fkm.ui.ac.id.
Climate change. (2023). Diambil kembali dari who.int.
Dampak Perubahan Iklim Berpengaruh Terhadap Timbulnya Penyakit. (2022). Diambil kembali dari yankes.kemkes.go.id.
Edmond, C. (2024). From our brains to our bowels – 5 ways the climate crisis is affecting our health. Diambil kembali dari weforum.org.
Permanasari, A. (2024). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Cuaca yang Ekstrem. Diambil kembali dari rri.co.id.
Susilawat. (2023). DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAGI KESEHATAN. Diambil kembali dari rsprespira.jogjaprov.go.id.
Sumber Featured Image : David Kristianto on Unsplash