Waspada 7 Penyakit yang Bisa Muncul Pasca Menopause

Waspada 7 Penyakit yang Bisa Muncul Pasca Menopause

Para wanita yang berusia 40 tahun ke atas akan menghadapi kondisi yang tak bisa terhindarkan dalam kehidupannya, yaitu menopause atau mati haid. Ini adalah saat yang menandai berakhirnya kemampuan tubuh untuk memiliki anak dan terjadi saat hormon seks menurun serta menstruasi tidak lagi datang setiap bulan. 

Klik Untuk Donasi - Bantu Jimi Sembuh, Sang Guru Ngaji yang Kuat!
Bantu Jimi sembuh, Sang Guru Ngaji ...
Jimi Setiawan
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.373,000
  2. Pencapaian 1.08%
  3. Donatur 11

Kapan dan Seperti Apa Gejala Menopause?

Mengutip laman situs Republika, menurut Kartini Rustandi, yang memimpin bidang kesehatan perempuan di Kementerian Kesehatan, umur menopause sebagian besar wanita di Indonesia yaitu ketika mereka berusia antara 40 hingga 60 tahun.

Adapun gejala yang dirasakan berbeda-beda pada tiap individu. Beberapa wanita mungkin mengalami gejala yang tidak enak terkait mati haid ini, meskipun pengalaman setiap wanita bisa berbeda-beda. Mati haid alami dianggap telah terjadi ketika seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi selama lebih dari satu tahun secara terus-menerus, dan setelah itu ia memasuki fase pasca menopause. 

Selama fase perimenopause, tubuh mengalami perubahan selama beberapa tahun sebelum menstruasi terakhir dan tahun pertama setelahnya.

Tanda-tanda yang sering muncul saat perempuan mengalami perubahan menuju masa menopause mencakup:

  • Siklus menstruasi yang tak teratur, kadang-kadang dengan aliran yang lebih banyak.
  • Gejala panas (hot flushes) yang membuat tubuh merasa tiba-tiba panas.
  • Keringat berlebihan di malam hari yang bisa mengganggu tidur.
  • Kesulitan tidur atau insomnia.
  • Rasa nyeri dan ketidaknyamanan.
  • Detak jantung yang cepat atau berdebar-debar.
  • Peningkatan frekuensi untuk ke kamar mandi.
  • Perubahan suasana hati, misalnya gampang marah maupun merasa sedih.
  • Kesulitan dalam memusatkan perhatian.

Bagaimana Pasca Menopause Mempengaruhi Tubuh?

Menopause bisa menjadi pintu masuk bagi beberapa masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Penting untuk mengambil tindakan pencegahan guna meningkatkan kualitas hidup, memperpanjang usia, dan mengurangi risiko penyakit terkait usia. Para wanita dapat memanfaatkan periode transisi ini untuk berkonsultasi dokter, mengevaluasi risiko potensial, dan proaktif mengelola kesehatan di masa tua.

Estrogen, hormon alami dalam tubuh, ternyata memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan seluruh tubuh perempuan, bukan hanya sistem reproduksi. Penurunan kadar estrogen juga dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh lainnya setelah memasuki masa pasca menopause.

Berikut beberapa sistem tubuh yang mungkin bisa terganggu

  1. Sistem jantung dan kardiovaskular

Estrogen dapat memengaruhi lapisan dalam dinding arteri, membantu mengatur aliran darah. Penurunan estrogen setelah mati haid dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Adapun penggunaan terapi hormon estrogen bisa memiliki manfaat kardiovaskular jika dimulai secara dini atau dalam 10 tahun sebelum mengalami mati haid alami. Hubungan antara durasi terapi dengan hasil kardiovaskular masih perlu penelitian lebih lanjut.

  1. Sistem tulang atau kerangka

Sistem tulang atau kerangka tubuh wanita pasca mati haid akan terpengaruh oleh penurunan estrogen. Pasca menopause risiko terkena osteoporosis akan meningkat.

  1. Sistem kemih

Kadar estrogen yang lebih rendah juga dapat memengaruhi sistem kemih, meningkatkan risiko inkontinensia (kehilangan kontrol atas pengeluaran urine dan feses) dan masalah uroginekologi lainnya.

  1. Kesehatan seksual

Saat menjaga kesehatan seksual, estrogen membantu menjaga pelumasan vagina. Penurunan estrogen selama menopause bisa mengakibatkan iritasi saat berhubungan seksual atau menjadi kering. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih dan mengakibatkan penipisan dinding vagina.

  1. Metabolisme tubuh

Selain itu, penurunan estrogen juga dapat memperlambat metabolisme tubuh, menyebabkan penimbunan lemak. Namun, dibandingkan karena mati haid, penambahan berat badan yang terkait usia sering disebabkan oleh penurunan aktivitas fisik alami.

  1. Stroke

Tak hanya dampak hormon estrogen, usia juga bisa meningkatkan risiko stroke. Risiko wanita terkena stroke meningkat secara signifikan setiap sepuluh tahun setelah usia 55. Penurunan kadar estrogen dalam tubuh wanita bisa memengaruhi penumpukan kolesterol di arteri yang menuju otak.

  1. Keracunan Timbal

Demikian pula, terpaparnya tubuh terhadap timbal selama hidup bisa berdampak negatif setelah menopause, termasuk peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan masalah pembuluh darah. Timbal dalam darah juga dapat memengaruhi fungsi ginjal dan menyebabkan gejala yang mirip dengan demensia.

Menjaga Kesehatan Setelah Mati Haid

Untuk menjalani hidup yang sehat setelah menopause, berikut adalah beberapa panduan yang dapat membantu. 

  1. Terapi hormon disebutkan bisa membantu untuk para wanita menopause, tetapi sangat penting untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter tentang risiko dan manfaatnya.
  2. Berhenti merokok, karena merokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung.
  3. Lakukan olahraga secara teratur. Bahkan aktivitas fisik sedang, seperti berjalan selama setengah jam, tiga kali seminggu, sudah membawa manfaat besar.
  4. Jaga berat badan tetap sehat melalui pola makan seimbang yang rendah gula.
  5. Kontrol tekanan darah tinggi dengan bantuan obat atau dengan melakukan perubahan gaya hidup yang sehat. Ini akan bisa membantu meminimalkan risiko terkena penyakit jantung.
  6. Coba kurangi stres dalam hidup dengan berbagai metode relaksasi atau dengan rutin berolahraga.

Darah terus Keluar dari Hidung hingga Mata, Neng April Butuh Pertolongan Segera!

Menjaga Kesehatan dengan Beramal

Setelah menopause, para wanita kemungkinan mengalami beberapa masalah kesehatan. Namun, paparan di atas menyebutkan bahwa salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan mengurangi stres. Mengutip laman situs Clevelandclinic.org, memberi atau melakukan pekerjaan sukarela dapat mengurangi kadar kortisol, hormon stres yang dapat membuat kita merasa tertekan atau cemas. Untuk mengurangi stres, kita dapat memberi bantuan pada para pasien yang membutuhkan bantuan pengobatan melalui WeCare.id. Donasi bisa disalurkan melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di Google Store atau App Store. Apa pun dan berapa pun donasi yang kita berikan akan sangat membantu pasien yang membutuhkan. 

Yuk, donasi sekarang melalui WeCare.id!

Referensi

Hormone Therapy and Heart Disease. (2013). Diambil kembali dari acog.org.

Maintaining health and preventing disease after the menopause. (2020). Diambil kembali dari cheshiregynaecologist.co.uk.

Menopause and your health. (2023). Diambil kembali dari womenshealth.gov.

Staying Healthy After Menopause. (2012). Diambil kembali dari hopkinsmedicine.org.

Wanita Indonesia Rata-Rata Alami Menopause Antara Usia 40-60 Tahun. (2022). Diambil kembali dari ameera.republika.co.id.

Welcome to Postmenopausal Life. (2023). Diambil kembali dari healthcare.utah.edu.Why Giving Is Good for Your Health. (2022). Diambil kembali dari health.clevelandclinic.org.

Sumber Featured Image : Nick Karvounis on Unsplash