Apa Itu Papilledema yang Diderita Kurnia Meiga

Apa Itu Papilledema yang Diderita Kurnia Meiga

Salah satu mantan kiper terbaik timnas Indonesia, Kurnia Meiga, dikabarkan menderita kondisi yang berhubungan dengan penglihatannya. Karena kondisi itu pula dia harus berhenti bermain bola. Kondisi itu disebut dengan papilledema, yang akan diulas di artikel berikut ini. Yuk, simak!

Apa Itu Papilledema?

Papilledema merupakan pembengkakan pada saraf mata yang terjadi sebagai respons terhadap peningkatan tekanan dalam kepala. Tekanan tersebut dinamakan dengan tekanan intrakranial, yaitu tekanan yang ada di dalam rongga tengkorak, yakni ruang di dalam tengkorak yang mengelilingi otak dan cairan serebrospinal (CSF). 

Saraf optik merupakan saraf penghubung antara mata dengan otak. Fungsi utama saraf optik adalah mengirimkan informasi visual dari mata ke otak, sehingga memungkinkan kita untuk melihat dan memproses gambaran visual di sekitar kita. Tekanan yang tinggi dalam kepala mendorong saraf optik dan membuat saraf optik membengkak. 

Ketika terjadi pembengkakan pada saraf optik, kemungkinan kita akan mengalami gejala seperti sakit kepala atau perubahan penglihatan. Jika tidak diobati, kita bisa kehilangan seluruh atau sebagian penglihatan.

Apa Penyebab Papilledema?

Penyebab kondisi pembengkakan pada saraf mata disebabkan oleh tekanan tinggi di dalam kepala. Banyak kondisi yang bisa meningkatkan tekanan tersebut, termasuk: 

  • Peningkatan cairan cerebrospinal (CSF), cairan bening yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang
  • Penurunan penyerapan CSF
  • Hipertensi intrakranial idiopatik (juga disebut pseudotumor cerebri). Idiopatik berarti penyebabnya tidak diketahui.
  • Lesi seperti tumor otak atau perdarahan
  • Pembekuan darah di otak (trombosis sinus vena dura)
  • Infeksi virus atau bakteri dalam CSF (misalnya meningitis)
  • Penyakit genetik
  • Obat-obatan

Akibat Tumor Ganas, Benjolan di Kepala Pak Narita Kian Membesar!

Seperti Apa Gejalanya?

Sebenarnya papilledema sendiri bukanlah penyakit, melainkan tanda dari suatu penyakit. Kondisi yang menyebabkan papilledema bisa menimbulkan beberapa gejala, khususnya jika terjadi pembengkakan yang signifikan pada diskus optik. Dikenal juga sebagai papila atau lempeng saraf, diskus optik adalah area di bagian belakang bola mata di mana serat saraf optik masuk ke mata.

Gejala yang berhubungan dengan papilledema di antaranya:

  1. Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan

Hal ini terjadi karena tekanan fisik pada saraf optik, yang mengontrol penglihatan. Beberapa orang dengan tekanan saraf optik mengalami kabur penglihatan atau kehilangan penglihatan pada satu atau kedua mata. Papilledema terkait dengan kehilangan penglihatan hanya pada satu mata atau kehilangan penglihatan yang tidak simetris pada kedua mata.

  1. Sakit kepala

Kerap kali, papilledema dihubungkan dengan sakit kepala dan tekanan di kepala, karena kondisi yang menyebabkan pembengkakan saraf optik juga dapat menyebabkan tekanan di dalam tengkorak, yang menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit mungkin semakin memburuk atau membaik ketika kita mengubah posisi kepala, walaupun setiap orang dengan kondisi ini mungkin memiliki posisi kepala yang berbeda yang terkait dengan kenyamanan atau rasa sakit.

  1. Nyeri di belakang salah satu ataupun kedua mata 

Tekanan yang menyebabkan papilledema bisa lebih terasa di dekat salah satu atau kedua mata. Kondisi ini menyebabkan nyeri. Rasa nyeri di belakang mata lebih parah dibandingkan di seluruh kepala.

  1. Kelelahan

Papilledema sering kali dikaitkan dengan kelelahan ekstrem dan rasa kantuk.

Klik Untuk Donasi - Alami Kerusakan Jaringan Tulang hingga Sulit Berjalan, Ibu Surati Butuh Biaya untuk Berobat!
Surati
Surati
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.200,000
  2. Pencapaian 1.44%
  3. Donatur 5

Bagaimana Cara Mendiagnosis Papilledema?

Berikut ada cara mendiagnosis kondisi kesehatan mata tersebut: 

  1. Pemeriksaan Riwayat Medis Dan Tinjauan Gejala

Ketika tekanan intrakranial meningkat dan menyebabkan gejala yang mengganggu, langkah pertama dalam diagnosis adalah tinjauan riwayat medis dan gejala.

  1. Pemeriksaan fisik

Seorang ahli mata akan melakukan pemeriksaan mata untuk menentukan adanya pembengkakan diskus optik. Diperlukan pemeriksaan lanjutan karena gejalanya menyerupai gangguan mata lainnya.

  1. Pemeriksaan gambar

Untuk diagnosis definitif papilledema, berbagai pemeriksaan gambar dapat digunakan. Ini termasuk angiografi (prosedur medis yang menggunakan bahan kontras untuk memvisualisasikan pembuluh darah di dalam tubuh) khusus, CT scan, MRI, dan pemeriksaan ultrasonografi.

  1. Pungsi lumbal

Dikenal juga sebagai lumbar puncture atau spinal tap, pungsi lumbal adalah prosedur medis di mana jarum dimasukkan ke dalam ruang subarakhnoida di sekitar tulang belakang bagian bawah untuk mengambil sampel cairan serebrospinal (CSF). Cairan ini kemudian diselidiki untuk mencari penyebab peningkatan tekanan intrakranial.

Cara Pencegahan

Penyebab papilledema banyak tidak dapat dicegah. Beberapa langkah untuk membantu mencegah beberapa penyebab papilledema di antara:

  1. Mengikuti petunjuk dokter untuk mengendalikan tekanan darah tinggi, dan jangan melewatkan dosis obat tekanan darah kecuali dokter memerintahkan.
  2. Jaga supaya kondisi fisik tetap baik dan hindari obesitas dengan berolahraga dan menjaga pola makan rendah lemak.

Metode Pengobatan

Untuk pengobatan papilledema pilihannya bergantung pada penyebabnya. 

  • Apabila terdiagnosis tumor otak, maka biopsi (dengan operasi) kemungkinan diperlukan sebagai langkah pertama dalam pengobatan. Terkadang tumor otak bisa diobati dengan jenis pengobatan laser atau radiasi dan sering kali memerlukan operasi. 
  • Sementara itu, tekanan darah tinggi harus ditangani di rumah sakit bila menyebabkan papilledema. Hipertensi intrakranial idiopatik bisa diobati dengan melakukan pungsi lumbal berulang untuk mengeluarkan kelebihan cairan tulang belakang. Bisa juga dengan menggunakan obat yang disebut asetazolamid (Diamox dan merek lain). Obat ini menyebabkan tubuh menghasilkan cairan serebrospinal yang lebih sedikit dan mengembalikan tekanan sistem saraf pusat menjadi normal. 

Jika pasien tidak merespons baik terhadap pengobatan awal, kemungkinan membutuhkan operasi untuk membantu pengeluaran cairan tulang belakang. Karena hipertensi intrakranial idiopatik sering kali merupakan kondisi yang berlangsung lama dan berpotensi merusak penglihatan, pemantauan oleh seorang ahli mata adalah bagian penting dari pengobatan.

Itulah kondisi yang menyerang Kurnia Meiga. Sempat menjual medali emas karena himpitan ekonomi, kini mantan kiper timnas ini telah ditangani oleh tim medis yang berasal dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Seperti halnya Kurnia Meiga, di luar sana pun banyak pasien yang berjuang melawan penyakit tapi mengalami masalah dengan biaya pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Jika ingin berdonasi kita bisa mengunjungi situs webnya atau dengan mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Maurer, K. (2015). Papilledema. Diambil kembali dari med.umich.edu.

Jebreeet Media, J. (2023). jebreeetmedia.com. Diambil kembali dari Kurnia Meiga, Salah Satu Kiper Terbaik Indonesia yang Menghilang Secara Mendadak karena Papilledema.

Moawad, H. (2020). An Overview of Papilledema. Diambil kembali dari verywellhealth.com.

Optic Nerve Swelling (Papilledema). (2021). Diambil kembali dari health.harvard.edu.Papilledema. (2021). Diambil kembali dari ukhealthcare.uky.edu.

Sumber Featured Image : Gambar oleh lopezjoshua839 dari Pixabay