Virus Penyakit Marburg Serang Afrika Tengah, Ini Bahayanya!

Virus Penyakit Marburg Serang Afrika Tengah, Ini Bahayanya!

Melansir laman situs Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia mengkonfirmasi terjadinya wabah penyakit Marburg yang mematikan di Guinea Khatulistiwa, Afrika Tengah. Diketahui penyakit virus Marburg atau Marburg Virus Disease (MVD) mewabah pada 13 Februari 2023. 

Kementerian Kesehatan Guinea Khatulistiwa telah mengkonfirmasi 8 kasus Marburg baru. Jadi, jumlah kasus yang dikonfirmasi menjadi 9 sejak awal kemuculannya. Hingga saat ini di Indonesia belum terdapat laporan kasus maupun suspek penyakit Marburg. Akan tetapi, pemerintah tetap meminta kewaspadaan dari masyarakat.

Apa Itu Virus Penyakit Marburg? 

Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan penyakit Marburg, yaitu penyakit demam berdarah yang sangat berbahaya dan sering fatal pada manusia dan primata lainnya. Marburg merupakan virus yang termasuk dalam keluarga filovirus, sama dengan virus Ebola.

Penemuan pertama virus ini adalah di Marburg dan Frankfurt, Jerman, serta Belgrade, Yugoslavia (sekarang Serbia) pada tahun 1967. Virus Marburg menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama kelelawar buah Afrika dan primata Afrika, serta melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. 

Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, diare, sakit perut, pendarahan, dan kerusakan organ-organ dalam. Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk virus Marburg dan pencegahan terbaik adalah menghindari kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.

Virus Marburg menyebabkan penyakit yang parah dan berpotensi fatal pada manusia. Tingkat kematiannya berkisar antara 22% hingga 90% bergantung pada kejadian luar biasa dan kasusnya. Baik Ebola maupun Marburg kedua virus menyebabkan gejala yang mirip. 

Alami Keterlambatan Tumbuh & Kembang dan Epilepsi, Selena Butuh Bantuanmu Segera!

Bagaimana Virus Penyebab Penyakit Marburg Menyebar?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, virus Marburg biasanya ditularkan kepada manusia dari kelelawar buah Afrika yang merupakan reservoir alami virus ini melalui berbagai mekanisme. Kelelawar buah yang terinfeksi dapat menyebarkan virus Marburg ke hewan lain (contohnya, monyet) secara langsung atau tidak langsung, seperti melalui produk makanan yang terkontaminasi oleh kelelawar buah, contohnya buah mangga, ara, dan kurma.

Infeksi virus penyebab penyakit Marburg ini dapat terjadi pada manusia setelah terpapar lingkungan yang dihuni oleh kelelawar buah Afrika, seperti tambang atau gua; kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi; kontak dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti air liur, tinja, dan urine; dan melalui produk makanan yang terkontaminasi.

Virus yang menyebabkan penyakit Marburg juga bisa menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan dari orang yang terinfeksi. Penyebaran dapat terjadi melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti jarum atau alat medis yang tidak steril, atau melalui udara (droplet) saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. 

Karena itu, orang yang merawat atau memiliki kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit Marburg harus mematuhi prosedur keselamatan yang tepat untuk mencegah penyebaran virus. Selain itu, wisatawan yang berkunjung ke wilayah endemik di Afrika dan memiliki kontak dengan kelelawar buah atau mengunjungi gua tempat mereka tinggal, juga berisiko terkena virus Marburg.

Virus Marburg juga dapat bertahan di mata dan testis individu yang telah pulih dari MVD. Namun, tidak ada bukti bahwa virus penyebab penyakit Marburg dapat menyebar melalui kontak dengan cairan vagina pada individu perempuan yang melahirkan dan telah pulih dari MVD. Pada individu yang hamil, virus Marburg dapat bertahan di plasenta, cairan amnion, dan ASI.

Virus Marburg juga bisa menyebar antara manusia melalui objek yang terkontaminasi dengan cairan tubuh, misalnya saja pakaian, tempat tidur, dan peralatan makan. Upacara pemakaman yang melibatkan kontak langsung dengan jenazah yang terinfeksi virus Marburg juga bisa berkontribusi pada penyebaran virus karena individu tetap bisa menularkan virus selama darah mereka mengandung virus.

Klik Untuk Donasi - Tidak Bisa Berjalan Akibat Alami TBC Tulang, Bu Mimi Butuh Uluran Tanganmu Segera!
Spondilitis Tuberkulosis
Mimi
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.1,790,200
  2. Pencapaian 15.04%
  3. Donatur 43

Tanda dan Gejala Virus Marburg

Berdasarkan informasi dari CDC, gejala muncul setelah masa inkubasi virus, yang berkisar antara 2 hingga 21 hari, dan akan semakin parah seiring waktu.

Tanda dan gejala virus yang menyebabkan penyakit Marburg di antaranya:

  • Demam
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Ruam kulit
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit dada

Ketika gejala menjadi semakin parah, virus penyebab penyakit Marburg bisa menyebabkan:

  • Penyakit kuning (jaundice)
  • Peradangan pankreas
  • Penurunan berat badan yang signifikan
  • Delirium
  • Syok
  • Gagal hati
  • Pendarahan internal dan eksternal
  • Disfungsi multi-organ

Diagnosis Penyakit Marburg

Diagnosis klinis dari penyakit Marburg bisa sulit karena banyak gejala yang mirip dengan penyakit infeksi lainnya, seperti malaria atau demam tifoid, serta jenis demam berdarah yang disebabkan virus yang mungkin endemik di daerah tersebut, seperti demam Lassa atau Ebola.

Karena gejalanya yang mirip dengan penyakit infeksi lainnya, maka diagnosis penyakit Marburg biasanya didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium. Misalnya saja dilakukan tes serologis dan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) pada sampel darah atau jaringan pasien yang dicurigai terinfeksi virus Marburg. 

Namun, ini bisa memakan waktu dan membutuhkan fasilitas laboratorium yang memadai. Oleh karena itu, diagnosis ditegakkan berdasarkan kombinasi antara gejala klinis, hasil laboratorium, dan riwayat kontak dengan pasien yang terinfeksi atau dengan hewan yang berpotensi membawa virus Marburg.

Tingkat kematian akibat penyakit Marburg bervariasi dan dapat berkisar antara 23-90%. Ini bergantung pada berbagai faktor seperti jenis virus Marburg yang menyebabkan infeksi, kualitas perawatan medis yang tersedia untuk pasien, dan kekebalan tubuh pasien.

Beberapa faktor risiko juga dapat mempengaruhi tingkat kematian, seperti usia pasien dan kondisi kesehatan sebelumnya. Penyakit Marburg bisa menjadi lebih mematikan jika terjadi pada orang yang sudah lemah secara medis atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Pengobatan Penyakit Marburg

Sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk penyakit Marburg. Pengobatan pasien yang terinfeksi virus Marburg didasarkan pada penanganan dan perawatan gejala yang muncul. Pasien yang terinfeksi virus Marburg harus dirawat di rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang komprehensif.

Beberapa pengobatan eksperimental telah diuji coba pada hewan primata, namun belum pernah dicoba pada manusia. Oleh karena itu, terapi eksperimental ini belum dapat dianggap sebagai pengobatan yang efektif dan masih perlu diteliti lebih lanjut dalam uji klinis yang ketat sebelum dapat direkomendasikan untuk pengobatan pada manusia.

Merebaknya kasus penyakit Marburg di Guinea Khatulistiwa membuat pemerintah meminta masyarakat untuk berhati-hati dan waspada karena penyakit ini bisa sangat mematikan. Di Indonesia terdapat beberapa penyakit mematikan lainnya dan banyak diidap penduduk Indonesia yang sebagian mengalami kesulitan dengan biaya pengobatan. Yuk, bantu mereka agar bisa melakukan pengobatan dengan berdonasi melalui WeCare.id. Kamu bisa berdonasi lewat situs web atau unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Equatorial Guinea confirms eight more Marburg cases. (2023). Diambil kembali dari afro.who.int.

Marburg (Marburg Virus Disease). (2014). Diambil kembali dari cdc.gov.

Marburg (Marburg Virus Disease). (2020). Diambil kembali dari who.int.

Rokom. (2023). Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, RI Waspada. Diambil kembali dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Syed, A. (2022). Marburg Virus. Diambil kembali dari osmosis.org.TheConversation. (2023). Marburg virus outbreaks are increasing in frequency and geographic spread – three virologists explain. Diambil kembali dari gavi.org.