Anak Alami Ruam Popok? Sembuhkan dengan Cara Ini

Anak Alami Ruam Popok? Sembuhkan dengan Cara Ini

Pernah melihat bayi dengan bercak-bercak merah dan warna kulit yang berubah di sekitar selangkangannya? Itu adalah ruam popok. Masalah kulit ini kerap terjadi saat bayi mulai memakai popok. Penggunaan popok sebenarnya untuk membantu menjaga supaya kulit bayi tetap bersih dan segar. Namun ada jenis popok yang membuat kulit bayi jadi iritasi sehingga menimbulkan ruam atau infeksi.

Daftar isi:

  1. 1. Apa itu ruam popok?
  2. 2. Gejala ruam popok
  3. 3. Apa Penyebab Ruam Popok?
  4. 4. Bisakah ruam popok dicegah?
  5. 5. Cara mengobati ruam popok

Apa itu ruam popok?

Iritasi kulit berupa kemerahan, kulit kering serta melepuh, dan luka lecet di sekitar area genital, paha, atau pantat bayi. Ini merupakan jenis ruam yang sangat umum dialami oleh kebanyakan bayi. Biasanya, ruam ini bisa diobati dengan mudah di rumah.

Klik Untuk Donasi -


Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.0
  2. Pencapaian nan%
  3. Donatur 0

Gejala ruam popok

Gejala yang paling umum yaitu kulit merah di area popok, yaitu pantat, paha, dan alat kelamin. Penampakan iritasi ini bisa berupa beberapa bintik atau ruam yang bisa menutupi sebagian besar area popok. Ketika area yang mengalami ruam popok disentuh atau dibersihkan, sering kali membuat bayi jadi rewel atau menangis.

Untuk kasus iritasi yang parah, ruam bisa mengakibatkan lecet, jerawat, atau luka lain di area popok. Bila ruam mengalami infeksi, area tersebut mungkin berubah jadi merah cerah dan kulit mungkin jadi bengkak. Bercak atau bintik merah kecil bisa menyebar hingga ke luar bagian area yang mengalami ruam, bahkan hingga di luar area popok. Segera temui dokter kalau:

  • Bayi mengalami demam.
  • Muncul jerawat atau bisul kecil.
  • Ruam menyebar hingga ke area lain, seperti wajah, lengan, atau kulit kepala.
  • Ruam mengeluarkan darah atau mengeluarkan cairan.
  • Ruam menjadi lebih buruk walaupun sudah dilakukan diobati di rumah.
  • Ruam popok terjadi dalam 6 minggu pertama setelah lahir.

Apa Penyebab Ruam Popok?

Biasanya, penyebab ruam ini adalah iritasi, infeksi, atau alergi.

  • Iritasi: Kulit bayi bisa mengalami iritasi kalau bayi menggenakan popok terlalu lama dan kotoran tak segera dibersihkan. Bisa juga karena popoknya bergesekan dengan kulit berkali-kali.
  • Infeksi: Air kencing bisa mengubah tingkat pH kulit sehingga memungkinkan bakteri serta jamur tumbuh dengan lebih mudah. Zat yang menahan popok supaya tidak bocor juga mencegah sirkulasi udara, membuat lingkungan yang hangat dan lembab yang memungkinkan bakteri dan jamur berkembang biak sehingga menyebabkan ruam.
  • Alergi: Bayi yang memiliki kulit sensitif juga bisa mengalami ruam. Beberapa jenis sabun, deterjen, popok atau tisu bayi bisa mempengaruhi kulit sensitif sehingga menyebabkan ruam.

Selain itu, ketika bayi mulai mengkonsumsi makanan baru, hal ini dapat mengubah isi dan frekuensi kotoran bayi, yang terkadang bisa menyebabkan ruam. Dan diare bisa memperburuk kasus ruam yang sedang dialami.

Bisakah ruam popok dicegah?

Dalam banyak kasus, ruam ini bisa dihindari atau dicegah. Langkah-langkah berikut ini bisa dijadikan bagian dari rutinitas harian para orang tua yang memiliki bayi.

  • Periksa popok bayi sesering mungkin dan gantilah segera apabila basah atau kotor.
  • Sebelum memakai popok yang baru, biarkan kulit bayi benar-benar kering.
  • Longgarkan popok agar memungkinkan adanya aliran udara.
  • Jangan biarkan perekat popok menempel pada kulit bayi.
  • Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok untuk mencegah penyebaran kuman yang bisa mengakibatkan infeksi.
  • Beberapa bayi sering mengalami ruam. Coba oleskan barrier cream ketika mengganti popok untuk mencegah iritasi. Pilihan produk barrier cream yang memiliki kandungan zinc oxide atau petroleum jelly/petrolatum. Ini adalah pilihan terbaik.
  • Jangan gunakan bedak, seperti bedak bayi, pada bokong bayi. Bubuk yang dihirup bisa mengiritasi paru-paru mereka.

Cara mengobati ruam popok

Saat bayi mengalami ruam biasanya mereka menjadi rewel dan sering menangis. Untuk membantu mengobati ruam yang membuat ketidaknyamanan pada bayi, berikut ini tips dokter kulit untuk mencegah dan mengobati ruam popok di rumah yang dilansir dari laman situs American Academy of Dermatology:

  • Segera ganti popok yang kotor. Ini adalah tips paling penting untuk mengobati dan mencegah ruam popok. Walaupun hanya basah saja segera ganti popok bayi. Ini akan mengurangi kelembapan pada kulit yang bisa menyebabkan ruam.
  • Saat membersihkan area popok, lakukan dengan lembut. Gunakan air serta waslap lembut ataupun tisu bayi yang tidak mengandung alkohol dan pewangi. Bila ruamnya cukup parah, gunakan botol semprot berisi air dan bersihkan area tersebut dengan semprotan tersebut. Menggunakan semprotan air akan lebih lembut bagi kulit. Kemudian, biarkan area tersebut mengering. Biarkan anak tanpa popok selama mungkin agar kulitnya menjadi kering dan ruamnya sembuh.
  • Oleskan krim ruam popok yang produknya mengandung zinc oxide. Krim ini sangat penting kalau kulit masih tetap merah tiap kali popok diganti. Jika bayi mengalami ruam popok yang parah, lapisi kulit bayi dengan krim tadi. Tak perlu menghapus krim tiap kali mengganti popok. Krim bisa dihapus sepenuhnya pada akhir hari.
  • Hubungi dokter atau dokter kulit bila bayi mengalami tanda-tanda infeksi kulit. Tanda-tanda infeksi kulit mungkin di antaranya demam, lecet, nanah yang mengalir dari ruam, dan ruam yang tidak hilang sesudah diberikan pengobatan di rumah atau ruam yang memburuk. Tanda lain dari infeksi kulit yaitu bila bayi kesakitan atau sulit dihibur.

Kulit bayi sangat halus dan kadang-kadang walaupun orang tua sudah berusaha sebaik mungkin, ruam popok tetap terjadi. Bila ruam tak hilang meskipun sudah diobati di rumah, segera hubungi dokter. Anak-anak memang rentan mengalami sakit. Di luar sana banyak pasien anak yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan. Mari bantu mereka dengan cara mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Diaper Rash. (2016). Diambil kembali dari kidshealth.org.

Diaper Rash. (2017). Diambil kembali dari familydoctor.org.HOW TO TREAT DIAPER RASH. (2020). Diambil kembali dari aad.org.

Sumber Featured Image : Unsplash