Indra Bekti Alami Pendarahan Otak, Ini Penyebabnya

Indra Bekti Alami Pendarahan Otak, Ini Penyebabnya

Jagat hiburan dikejutkan oleh berita Indra Bekti yang dibawa ke rumah sakit karena kondisinya yang gawat. Diketahui Indra Bekti mengalami pendarahan otak. Menurut Indy Barend, sahabatnya tersebut mengalami pendarahan otak. Pembuluh darah Indra pecah, tepatnya pembuluh darah kepala di sebelah kiri dan sudah mengenai batang otak. 

Dikabarkan setelah mengalami dua kali operasi, kondisi Indra Bekti terlihat sudah stabil. Dia sedang dalam proses pemulihan. Diketahui Indra Bekti selama setahun ini mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Apakah kondisi tersebut bisa menjadi penyebabnya? Ikuti penjelasan mengenai pendarahan otak di artikel berikut ini.

Klik Untuk Donasi - Derita Lumpuh Otak Sejak Lahir, Bagus Tak Punya Biaya untuk Berobat!
Bantu Bagus Sembuh dari Penyakitnya...
Bagus Rahino
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.5,670,000
  2. Pencapaian 100.00%
  3. Donatur 94

Mengenal Pendarahan Otak

Perdarahan otak merupakan pendarahan yang terjadi di dalam atau di sekitar otak. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pecahnya aneurisma ataupun karena mengalami pukulan yang hebat di kepala. Kondisi ini kerap disebut juga sebagai stroke hemoragik.

Selain penyebab yang disebutkan sebelumnya, pendarahan di otak juga bisa terjadi disebabkan oleh kecelakaan, stroke, tumor otak, atau tekanan darah tinggi seperti yang dialami oleh Indra Bekti, penyakit bawaan maupun kondisi kesehatan lainnya.

Akibat pendarahan otak ini kiriman oksigen ke otak bisa berkurang sehingga membuat tekanan ekstra. Kondisi ini juga bisa membunuh sel-sel otak. Apabila mengalami pendarahan di otak, segera bawa pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan secepat mungkin.

Jenis-Jenis Pendarahan Otak

Terdapat empat jenis pendarahan otak yang diberi nama sesuai dengan tempat terjadinya pendaraha, yaitu:

  1. Perdarahan subdural (Subdural haemorrhage)
  2. Perdarahan ekstradural (Extradural haemorrhage)

Perdarahan subdural dan ekstradural merupakan jenis pendarahan otak yang paling umum yang terjadi setelah mengalami cedera otak traumatis. Jenis pendarahan ini merupakan penyebab kerusakan otak lebih lanjut yang bisa menyebabkan efek jangka panjang.

  1. Perdarahan subaraknoid
  2. Perdarahan intraserebral

Perdarahan subaraknoid dan intraserebral lebih memungkinan terjadi secara spontan. Pecahnya pembuluh darah kecil kerap menyebabkan hilangnya kesadaran.

Pendarahan otak terkadang bisa terjadi setelah mengalami cedera kepala yang tampaknya tidak terlalu berat. Gejala bisa berkembang dengan cepat, tapi bisa juga terjadi beberapa minggu. 

Penyebab Pendarahan Otak

Ada beberapa penyebab terjadinya pendarahan otak seperti yang dialami oleh Indra Bekti, di antaranya:

1. Trauma kepala

Ini adalah penyebab paling umum untuk pendarahan otak bagi orang di bawah usia 50 tahun. Trauma di kepala bisa terjadi karena jatuh atau kecelakaan.

2. Hipertensi Kronis

Seperti diberitakan sebelumnya Indra Bekti mengalami hipertensi selama setahun ini dan kondisi ini melemahkan dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah bocor atau pecah. Penyebab pendarahan ini banyak dialami oleh orang tua, dan kondisi ini yang paling memungkinan untuk dicegah.

3. Angiografi amiloid

Amiloid adalah protein yang bisa melemahkan pembuluh darah dan membuatnya menjadi rapuh rapuh. Menurut Thomas Steineke, M.D., seorang ahli bedah saraf dari JFK University Medical Center, umumnya pada pasien usia lanjut amiloid akan disimpan di pembuluh darah. Akibatnya pembuluh darah menjadi lemah yang bisa menyebabkan pasien mengalami pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah. 

4. Aneurisma

Aneurisma merupakan kondisi ketika pembuluh darah yang lemah menggelembung dan bisa mengakibatkannya pecah. 

5. Malformasi arteri vena

Malformasi arteri vena atau malformasi arteriovenosa adalah kelainan rangkaian antara arteri dan vena. Dampak dari kelainan bawaan ini bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah yang bisa membuatnya pecah dan mengakibatkan perdarahan.

Penyebab lain pendarahan otak termasuk:

  1. Penyakit liver atau hati
  2. Gangguan pendarahan
  3. Merokok
  4. Kondisi tertentu yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
  5. Penyalahgunaan alkohol atau narkoba

Gejala Pendarahan Otak

Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin terjadi apabila seseorang mengalami pendarahan otak, di antaranya:

  1. Sakit kepala mendadak atau parah
  2. Lemas, kesemutan atau mati rasa yang dirasakan di lengan atau kaki (kerapa kali hanya di satu sisi)
  3. Kejang
  4. Mual atau muntah
  5. Perubahan dalam penglihatan
  6. Perubahan keseimbangan
  7. Penurunan kesadaran
  8. Kesulitan menggunakan keterampilan motorik halus
  9. Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan

Derita Lumpuh Otak dan Hidrosefalus, Nadhira Butuh Kursi Roda untuk bisa Duduk!

Pengaruh Pendarahan Otak

Efek dari pendarahan otak bisa bertahan lama, tapi ini akan bergantung pada lokasi perdarahan, tingkat kerusakan dan usia, dan kesehatan secara keseluruhan. Pengaruh pendarahan di antaranya: 

  1. Tidak mampu menggerakkan bagian tubuh atau lumpuh
  2. Mati rasa atau lemas pada bagian tubuh
  3. Kebingungan, kehilangan ingatan atau penilaian yang buruk
  4. Kehilangan penglihatan
  5. Kesulitan menelan
  6. Sakit kepala
  7. Kejang
  8. Kesulitan berbicara ataupun memahami kata-kata baik yang diucapkan maupun ditulis
  9. Perubahan kepribadian dan/atau masalah emosional

Pilihan Pengobatan

Pengobatan untuk pendarahan otak bergantung pada ukuran pendarahan, letaknya di otak, dan jumlah pembengkakan yang ditimbulkannya. Beberapa pengobatan yang mungkin dilakukan di antaranya:

  1. Pembedahan BrainPath

Ini adalah teknik pembedahan terbaru. Teknik baru ini menggunakan lipatan alami otak untuk membuat koridor ke lokasi tumor, bukannya langsung melalui otak untuk mencapai tumor. Dengan demikian, menyebabkan lebih sedikit kerusakan jaringan, komplikasi yang lebih sedikit, dan proses pemulihan yang lebih cepat. 

  1. Operasi Pembedahan

Dalam beberapa kasus pendarahan otak, mungkin diperlukan adanya tindakan bedah agar bisa mengalirkan darah dari otak maupun untuk memperbaiki pembuluh darah yang mengalami kerusakan.

  1. Menguras cairan yang mengelilingi otak 

Tindakan ini menciptakan ruang bagi hematoma (penumpukan darah yang tidak normal di luar pembuluh darah) supaya tidak merusak sel-sel otak.

  1. Obat-obatan

Untuk mengontrol tekanan darah, sakit kepala, dan kejang digunakan obat-obatan

  1. Pemasangan Kateter

Selang kateter dimasukkan melalui pembuluh darah sampai mencapai area otak yang terdampak.

  1. Terapi Fisik, Okupasi Serta Wicara

Pengobatan untuk pendarahan otak yang satu ini bisa membantu pasien mendapatkan kembali fungsi otaknya, misalnya kemampuan berbicara, yang bisa saja terpengaruh oleh pendarahan tersebut.

Pendarahan otak seperti yang diderita oleh Indra Bekti sebelumnya juga terjadi pada Tukul Arwana. Kondisi bisa disebabkan oleh beberapa penyebab, salah satunya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Menurut laman situs Kementerian Kesehatan Indonesia, hipertensi adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Di antara pasien hipertensi tersebut ada yang mengalami kesulitan biaya pengobatan. Kamu bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Caranya dengan mengunjungi situs webnya atau mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Brain Bleed, Hemorrhage. (2020). Diambil kembali dari my.clevelandclinic.org.

Brain haemorrhage. (2016). Diambil kembali dari headway.org.uk.

Brain hemorrhage. (2020). Diambil kembali dari urorahealthcare.org.

Brain Hemorrhage Recovery Time, Causes, and Symptoms. (2020). Diambil kembali dari spinalcord.com.

Hvingelby, E. (2020). What Is a Brain Bleed? Diambil kembali dari verywellhealth.com.

Putri, D. L. (2022). Kenali Penyebab dan Gejala Pendarahan Otak seperti yang Dialami Indra Bekti. Diambil kembali dari Kompas.com.What Causes a Brain Hemorrhage? (2021). Diambil kembali dari hackensackmeridianhealth.org.

Sumber Featured Image : Andrea Piacquadio