Setelah gempa di Cianjur, Indonesia kembali dilanda bencana alam. Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur mengalami letusan serta erupsi pada Minggu, 4 Desember 2022, pukul 02.46 WIB. Letusan dan erupsi terjadi puluhan kali semenjak berstatus ‘Siaga’ atau Level III. Karena itu, Pusat Vulkanologi serta Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG mengubah status Semeru menjadi ‘Awas’ atau Level IV pada Minggu tanggal 4 Desember 2022.
Hasil Pengamatan Gunung Semeru
Mukdas Sofian, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, pada Senin, 5 Desember, menginformasikan bahwa selama periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB telah terjadi hampir 30 kali erupsi atau letusan di Gunung Semeru.
Selain itu, terjadi guguran awan panas sebanyak satu kali dengan amplitudo 25 mm serta gempa yang terjadi selama 386 detik. Mengutip berita Antara, berdasarkan hasil pengamatan gempa hari ini, Gunung Semeru telah mengalami sekitar 29 kali erupsi dan letusan dengan amplitudo 11-12 mm. Adapun gempa terjadi selama 65-20 detik. Aktivitas Semeru lain yang terekam adalah 6 kali gempa guguran serta gempa yang terjadi selama 50-140 detik, 1 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa vulkanik dalam.
Dilaporkan juga muncul abu vulkanik di Gunung Semeru yang membumbung tinggi. Warnanya abu dan hitam pekat. Karena abu sudah mulai turun serta hujan yang terjadi di sekitar lokasi, jarak pandang pun menjadi sangat terbatas. Efek dari meletusnya Semeru membuat hampir 2.000 warga di sekitar wilayah gunung tersebut mengungsi.
Apa Itu Abu Vulkanik?
Kerap kali disebut juga dengan istilah pasir vulkanik ataupun jatuhan piroklastik, abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang keluar menyembur ke udara. Semburan tersebut terjadi ketika terjadi letusan, seperti letusan Gunung Semeru. Material yang terkandung di dalamnya adalah batuan berukuran besar hingga berukuran halus. Biasanya batuan dengan ukuran besar (bongkah – kerikil) jatuh di sekitar kawah hingga radius 5-7 km jaraknya dari kawah. Sementara itu, batuan yang halus bisa jatuh hingga jarak ratusan km, bahkan bisa mencapai jarak ribuan km dari kawah. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh hembusan angin.
Di dalam abu vulkanik terdapat banyak kandungan unsur logam, misalnya Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Kadmium ( Cd), Krom (Cr), Boron (B), Seng (Zn), Selenium (Se), Barium (Ba), Besi (Fe), Perak (Ag), SiO2, pH H2O, dan Silika (Si). Selain itu, di dalam abu vulkanik terdapat kandungan lapisan asam yang berbahaya untuk Kesehatan. Jika terkena abu vulkanik seperti dari letusan Gunung Semeru bisa mengakibatkan orang terkena gangguan pernapasan, iritasi pada paru-paru, batuk, serta mata ataupun kulit tubuh.
Klik Untuk Donasi - Bersama Pulihkan Cianjur dari Gempa- Terdanai Rp.187,712,364
- Pencapaian 8.00%
- Donatur 1,094
Bahaya Abu Vulkanik
Abu vulkanik yang turun di Gunung Semeru dapat mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan. Melansir laman situs Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang diakibatkan abu vulkanik:
1. Gangguan Pernapasan
Partikel abu vulkanik sangat halus karenanya bisa masuk ke dalam paru-paru saat orang bernapas. Jika terkena paparan abu yang cukup tinggi, maka orang sehat pun bisa mengalami kesulitan bernapas dengan dibarengi oleh batuk dan iritasi.
Adapun gejala penyakit pernapasan akut yang diakibatkan oleh abu vulkanik, di antaranya adalah:
- Iritasi serta sakit tenggorokan, terkadang dibarengi oleh batuk kering
- Iritasi hidung serta pilek
- Untuk penderita yang memiliki penyakit pernapasan, abu vulkanik bisa mengakibatkan penyakit yang dideritanya menjadi serius, misalnya muncul tanda-tanda bronkitis akut untuk beberapa hari (misalnya: batuk kering, sesak napas, mengi, dan produksi dahak berlebih)
- Iritasi saluran pernapasan untuk orang yang menderita asma atau bronkitis
- Ketidaknyamanan ketika bernapas
2. Penyakit mata
Dampak kesehatan lain karena abu vulkanik Gunung Semeru adalah iritasi mata. Iritasi ini terjadi karena butiran-butiran abu tersebut tajam sehingga bisa merusak kornea mata serta membuat mata jadi merah. Untuk para pengguna lensa kontak, segera lepas lensa kontak untuk menghindari terjadinya abrasi kornea.
Gejala umum iritasi mata karena abu vulkanik, di antaranya:
- Merasakan seperti ada partikel yang masuk ke dalam mata
- Mata menjadi terasa sakit, gatal, perih, maupun kemerahan
- Mengeluarkan air mata serta lengket
- Kornea menjadi lecet atau tergores
- Mata menjadi merah akut atau kantong mata membengkak di sekitar bola mata disebabkan oleh abu, yang mengakibatkan mata memerah, mata terbakar serta menjadi sangat sensitif pada cahaya.
3. Iritasi kulit
Untuk sebagian orang, abu vulkanik juga bisa mengakibatkan iritasi kulit, khususnya saat abu vulkanik tersebut bersifat asam.
Gejala iritasi kulit, di antaranya:
- Kulit mengalami iritasi dan memerah
- Infeksi sekunder dikarenakan garukan
Itulah informasi penting seputar bahaya dari abu vulkanik untuk kesehatan. Maka dari itu, bagi penduduk yang berada di daerah letusan gunung berapi, seperti Gunung Semeru, harus berhati-hati terhadap abu vulkanik. Bagi kamu yang ingin menolong para korban bencana seperti gempa di Cianjur ataupun erupsi gunung merapi seperti Gunung Semeru serta pasien yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan, kamu bisa menyalurkan donasimu melalui WeCare. Tidak butuh waktu lama dan mudah sekali caranya. Cukup unduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Bahaya Abu Vulkanik. (2019). Diambil kembali dari dinkes.jogjaprov.go.id.
Gunung Semeru meletus: Erupsi terjadi puluhan kali, status dinaikkan menjadi awas, hampir 2.000 warga mengungsi. (2022). Diambil kembali dari bbc.com.
Sumber Featured Image : Waranont (Joe) on Unsplash