Dampak KDRT Pada Kesehatan Mental Korban Kekerasan

Dampak KDRT Pada Kesehatan Mental Korban Kekerasan

Baru-baru ini dunia hiburan digegerkan dengan berita mengenai KDRT, atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yang menimpa penyanyi dangdut ternama, Lesti Kejora. Sang biduan melaporkan kekerasan yang dilakukan suaminya, Rizki Billar, ke Polres Metro Jakarta Selatan. Ternyata tak hanya berdampak pada kondisi fisik, KDRT yang dialami baik oleh perempuan maupun laki-laki akan berdampak pada kesehatan mental korbannya. 

Efek Jangka Panjang Kekerasan Fisik Terhadap Korbannya

Kekerasan dalam rumah tangga, yang terkadang disebut dengan kekerasan pasangan intim, merupakan masalah yang kerap ditemui di masyarakat. Korban kekerasan fisik ini tak hanya dialami perempuan tapi juga laki-laki. Masih ingat kasus persidangan yang menghebohkan antara Johnny Depp dengan Amber Heard? Dalam kasus KDRT ini, Johnny Depp-lah yang mengadukan kekerasan fisik kepada yang berwenang. 

Dampak fisik jangka pendek dari KDRT bisa dilihat dengan mudah, seperti memar, benjolan, atau luka lainnya. Namun yang lebih sulit terlihat dan diobati adalah dampak negatif jangka panjang yang ditimbulkan oleh KDRT pada kesehatan mental korban. 

Adapun dampak kesehatan mental jangka panjang dari KDRT terhadap korban di antaranya mencakup:

  1. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)

Post-traumatic stress disorder atau PTSD merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh trauma atau pengalaman yang menakutkan atau mengejutkan, seperti kekerasan fisik atau serangan seksual.

Korban yang mengalami kekerasan kemungkinan akan jadi mudah terkejut, merasa tegang atau gelisah, sulit tidur, atau marah meledak-ledak. Selain itu, korban bisa juga mengalami kesulitan mengingat sesuatu atau mempunyai pikiran negatif mengenai diri sendiri atau orang lain. 

  1. Depresi

Depresi merupakan masalah mental yang serius. Depresi ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan serta kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya dilakukan dengan senang hati. Jika merasa tertekan, bicaralah dengan profesional kesehatan mental. 

  1. Kecemasan

Masalah kesehatan mental ini dapat berupa kecemasan umum mengenai segala hal. Selain itu, kecemasan bisa juga berupa serangan tiba-tiba dari rasa takut yang hebat. Seiring berjalannya waktu kecemasan bisa menjadi lebih buruk dan mengganggu kehidupan sehari-hari korbannya. 

Dampak lain KDRT

Tak hanya yang disebutkan di atas, dampak lain dari kekerasan bisa termasuk mengucilkan diri dari orang lain, tidak dapat mempercayai orang lain, dan mempunyai harga diri yang rendah.

Mereka yang menjadi korban kekerasan mengatasi trauma yang mereka alami dengan mengonsumsi obat-obatan, merokok, minum alkohol, atau makan berlebihan. Mungkin penggunaan zat membuat korban kekerasan merasa lebih baik pada saat itu. Namun dalam jangka panjang akan membuat korban menjadi lebih buruk. Obat-obatan, alkohol, rokok, atau makan berlebihan tidak akan membantu melupakan atau mengatasi pengalaman yang dialami. Jika kamu korban KDRT yang berpikir untuk menggunakan obat-obatan atau alkohol untuk mengatasinya, segeralah cari bantuan dari profesional.

Dampak permanen: hilangnya agensi

Pengalaman umum yang dirasakan oleh penyintas korban KDRT yang berdampak pada kesehatan mental mereka yaitu kehilangan hak pilihan. “Agensi merupakan istilah teknis untuk perasaan mengontrol atau bertanggung jawab atas hidupmu: mengetahui posisimu dalam lingkungan, mengetahui bahwa kamu berhak untuk bersuara atas apa yang terjadi pada dirimu, mengetahui bahwa kamu mempunyai beberapa kemampuan untuk membentuk takdirmu. 

Trauma bisa mematikan kompas batin (skema panduan batin yang memberi tahu apa yang penting bagi seseorang dan membantu mengarahkan perilaku dan pengambilan keputusan masa depan) korban. Selain itu, trauma juga bisa merampas imajinasi yang dibutuhkan oleh seseorang untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik.

Tidak mampu untuk membedakan apa yang terjadi di dalam tubuh mereka, mengakibatkan korban kekerasan tidak mengetahui atau menyadari kebutuhan mereka. Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan mengurus diri mereka sendiri. Kegagalan untuk memiliki pengetahuan tentang tubuh mereka berkontribusi pada kurangnya perlindungan diri yang terdokumentasi dengan baik. Korban juga rentan mengalami reviktimisasi, atau menjadi korban kekerasan lagi. Mereka juga sangat kesulitan untuk bisa merasakan kesenangan, sensualitas, dan menemukan makna.

Mencari bantuan

Kalau kamu sudah didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental, kamu berada dalam posisi yang sangat rentan. Bisa jadi kamu akan mengalami kesulitan untuk melaporkan KDRT yang dialami. 

Mungkin kamu merasa malu karena stigma di masyarakat tentang orang dengan menderita gangguan kesehatan mental. Kondisi ini membuatmu jadi lebih tidak berdaya. 

Jangan salahkan dirimu karena kondisi kejiwaanmu bukanlah kesalahanmu. Kamu tidak bertanggung jawab atas kekerasan tersebut dan yang bertanggung jawab adalah pelaku kekerasan itu sendiri. Kamu berhak mendapatkan dukungan dan bantuan. 

KDRT memang bukan hanya terjadi pada perempuan, tapi korban perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Efek dari KDRT ini bisa berdampak lama bahkan permanen, terutama yang berhubungan dengan kesehatan mental. Jika kamu merasakan masalah dengan kondisi mentalmu, segeralah berkonsultasi dengan profesional. Bila kamu ingin membantu pasien yang mengalami gangguan kesehatan fisik, kamu bisa membantu biaya pengobatan.melalui WeCare.id. Caranya yaitu dengan mengunduh aplikasi  WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Referensi

Azizah, N. (2022). Dampak KDRT Terhadap Kesehatan Mental Perempuan. Diambil kembali dari tirto.id.

Effects of violence against women. (2018). Diambil kembali dari womenshealth.gov.

Loss of Agency: How Domestic Violence Impacts Mental Health. (2020). Diambil kembali dari wadvocates.org.