Idul Adha, Mengenal Sejarah dan Istilah Hari Raya Kurban

Idul Adha, Mengenal Sejarah dan Istilah Hari Raya Kurban

Menjelang hari raya Idul Adha, umat Islam akan mulai beramai-ramai membeli hewan kurban. Saat hari raya Idul Adha, negara-negara Arab akan merayakan lebih meriah dari Indonesia. Selain itu, kita juga sering mengaitkan hari raya kedua umat Islam ini dengan ibadah haji, bahkan muncul istilah Lebaran Haji. Mengapa demikian? Berikut ini penjelasan lengkap mengenai sejarahnya juga penamaannya.

Sejarah Idul Adha

Menurut sejarahnya, Idul Adha berkaitan dengan peristiwa ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih anaknya, yaitu Nabi Ismail. Perintah itu muncul dalam mimpi Nabi Ibrahim dan terjadi secara berulang-ulang.

Nabi Ismail merupakan anak Nabi Ibrahim dari Siti Hajar. Nabi Ibrahim AS sangat gundah gulana ketika mendapatkan mimpi yang memerintahkannya untuk menyembelih Nabi Ismail. Hal ini karena, Nabi Ismail merupakan anak yang mematuhi perintah Allah SWT dan orang tuanya. 

Karena mimpi itu merupakan perintah dari Allah SWT, Nabi Ibrahim AS pun tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian Nabi Ibrahim AS datang kepada Nabi Ismail untuk membahas mengenai mimpi yang beliau alami tersebut, seperti yang tercantum dalam Surat As-Saffat Ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ 

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang menjadi perintah dari Allah SWT; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Bentuk dari ketaatan Nabi Ibrahim AS, beliau pun memilih untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Nabi Ismail, meminta kepada ayahnya untuk mengikatnya menggunakan tali kemudian menajamkan pisau agar saat proses penyembelihan, Nabi Ismail tak meronta kesakitan. Nabi Ismail pun meminta agar memberikan pakaiannya pada sang ibu sebagai bentuk kenang-kenangan.

Pada saat itu, Nabi Ibrahim AS tidak data menggunakan pisau untuk menyembelih Ismail. Ternyata, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor kambing, seperti yang tercantum dalam QS. Ash-Saffat ayat 107:

وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ 

Artinya: “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Disebut Juga Hari Raya Kurban atau Lebaran Haji

Setelah Allah mengganti Nabi Ismail dengan sembelihan, Nabi Ibrahim tak jadi menyembelih anaknya, melainkan seekor kambing. Oleh karena itu, Hari Raya Idul Adha jadi identik dengan menyembelih hewan kurban. Perintah ini berlaku untuk mereka yang mampu. Sementara itu hewan yang kerap menjadi hewan kurban adalah, sapi, domba, kambing, kerbau atau unta.

Nama lain untuk Idul Adha, selain hari raya kurban adalah Lebaran Haji. Hal itu karena dari mulai tanggal 9 Dzulhijjah, umat Islam yang melaksanakan ibadah Haji sedang melakukan ritual haji yang paling utama yakni wukuf pada Padang Arafah.

Adapun wukuf merupakan ritual haji yang mengajarkan kepada umat Islam untuk sejenak meninggalkan aktivitasnya supaya bisa merenungkan apa yang sudah mereka lakukan. Ini sama seperti yang Nabi Ibrahim alami saat beliau melaksanakan perintah untuk mengorbankan Nabi Ismail.

Umat Islam yang belum mampu untuk melaksanakan ibadah haji, mereka sebaiknya melaksanakan ibadah sunah puasa Arafah pada waktu yang sama, yakni 9 Dzulhijah.

Sisikan seribu untuk nasi gratis yg akan di bagikan tiap hari jumat

Makna Idul Adha

Bagi umat Islam, hari raya Idul Adha memiliki makna penting, yaitu:

Mengajarkan untuk Ikhlas

Ibadah kurban mengajarkan kita untuk selalu ikhlas serta bertakwa karena kedua itulah yang bisa mencapai Ridha Allah. Yang akan sampai kepada Allah bukanlah daging hewan kurban ataupun darahnya, tapi keikhlasan kita untuk berkurban. Begitu juga dengan ibadah haji, tujuan dari ibadah haji tersebut adalah mengajarkan umat Islam untuk ikhlas dan bukan untuk mencari gelar serta sanjungan. 

Mengajarkan untuk Sedekah Harta

Idul Adha berkaitan dengan ibadah kurban. Ketika berkurban, kita mengorbankan harta kita untuk membeli hewan kurban dan membagikan dagingnya untuk yang membutuhkan. Idul Adha mengajarkan kita untuk menyedekahkan harta kita bagi mereka yang membutuhkan.

Itulah fakta seputar sejarah Idul Adha serta maknanya. Pada hari raya ini, umat Islam yang mampu akan melakukan ibadah kurban. Berkurban mengajarkan kita untuk ikhlas dan mau bersedekah. Jika memiliki kelebihan harta setelah berkurban, kita bisa bersedekah dengan membantu pasien yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan. Caranya cukup unduh aplikasi WeCare.id melalui Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja. 

Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!

Klik Untuk Donasi - Derita Pembengkakan pada Ginjal, Adik Rayyan Butuh Pertolonganmu Segera!
Hidronefrosis, Sepsis
RAYYAN DHAFI RAMADHAN
Oleh Medikator
  1. Terdanai Rp.760,000
  2. Pencapaian 10.34%
  3. Donatur 20

Referensi

  • Awal Mula Idul Adha. (2020). Diambil kembali dari Kumparan.com.
  • SUGITO, N. H. (2019). Makna Idul Adha. Diambil kembali dari bkd.cilacapkab.go.id.
  • Surat ash-Shaffat. (2020). Diambil kembali dari tafsirweb.com.Syahrial, M. (2021). Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban? Diambil kembali dari kompas.com.