Sebelumnya dunia dihebohkan dengan kemunculan varian Delta yang berasal dari India. Varian ini sukses merontokan tempat layanan kesehatan di dunia. Bahkan negara yang telah lama bersih dari kasus Covid-19, New Zealand, juga tak kuasa menahan penyebarannya sehingga harus lockdown.
Belum selesai dunia berjibaku melawan virus Covid-19 Delta, kini telah muncul kembali jenis lainnya yang disebutkan berasal dari Kolombia. Varian yang dinamakan Mu ini pertama kali terdeteksi pada awal tahun di Kolombia. Varian ini berhasil menyebar dengan cepat di Amerika Selatan dan Eropa.
Seperti apa Covid-19 Mu ini? Berikut ini fakta sekitar strain Mu dari SARS-CoV-2 yang masuk dalam perhatian WHO ini.
Jakarta Bergerak Bantu Masyarakat Terdampak
Daftar isi:
Varian Baru Mu Pertama Kali Terdeteksi di Kolumbia
Pertama kali Mu atau B1621 terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021. Di AS, saat ini CDC tidak memasukan Mu dalam kategori VOI, tetapi WHO menetapkannya sebagai salah satu VOI.
Masuknya Mu dalam VOI karena merebaknya di Eropa dan peningkatan infeksi di Kolombia serta Ekuador. Di kedua negara ini varian tersebut menyebabkan masing-masing 39% dan 13% infeksi COVID-19. Sudah terdeteksi di 40 negara, tapi sekarang diperkirakan hanya menyebabkan 0,1% infeksi secara global.
Lebih Umum Ditemukan di Kolumbia Dibandingkan Negara Lain
Varian Mu ini telah jauh lebih umum di Kolombia dibandingkan di negara lain. Saat melihat sampel virus corona yang sudah diurutkan secara genetik, 39% dari sampel hasil analisis di Kolombia adalah Mu. Meskipun demikian dalam empat minggu terakhir para peneliti tidak menemukan sampel Mu yang tercatat di sana.
Sebaliknya, di Ekuador varian baru Mu terdapat dalam 13% sampel, sedangkan di di Chili varian Mu hanya di bawah 40% dari sampel yang diurutkan selama bulan terakhir. Ini artinya virus tak lagi beredar di negara Kolombia, tapi sedang dalam proses penularan ke negara-negara terdekat lainnya yang ada di Amerika Selatan.
Terjadi Penyebaran Mu yang Sporadis di Eropa
Varian Mu yang baru mendapatkan namanya masuk dalam Variant of Interest (VOI) dalam daftar terbitan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) pada 26 Agustus.
ECDC pada 1 September menyatakan jika sudah terdeteksi “secara sporadis” di beberapa negara Eropa di antaranya Austria, Finlandia, Denmark, Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Irlandia, Inggris, Belanda, Luksemburg, Spanyol, dan Portugal. Namun menurut Sibylle Bernard-Stoecklin dari departemen penyakit menular Santé publique Prancis dalam konferensi pers mingguannya menyebutkan sepertinya tidak terjadi peningkatan varian Mu baru-baru ini.
BenarkahVarian Baru Mu Kebal Terhadap Vaksin?
Untuk tahu seberapa berbahayanya varian baru Mu ini adalah dengan mengetahui apakah varian ini lebih menular dibandingkan delta, varian yang dominan saat ini. Selain itu, apakah varian ini juga mengakibatkan penyakit yang lebih parah.
Mu mempunyai mutasi yang dinamakan P681H yang dilaporkan pertama kali dalam varian alfa. P681H memiliki potensi untuk menyebar lebih cepat. Akan tetapi penemuan ini belum ditinjau resmi oleh para ilmuwan yang lain.
Mu merupakan varian kelima yang menarik untuk dipantau sejak Maret oleh WHO. Badan kesehatan memperingatkan varian baru ini mempunyai sejumlah mutasi yang menunjukkan varian tersebut bisa lebih tahan terhadap vaksin. Namun WHO menekankan bahwa perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hal ini.
Efektivitas Vaksin Terhadap Mu
Data awal memperlihatkan penurunan efektivitas vaksin hampir sama dengan yang terlihat untuk varian Beta. Pemantauan terhadap varian Mu di Amerika Selatan akan dilakukan, khususnya dengan co-sirkulasi varian Delta.
Terdapat kemungkinan yang akan muncul suatu hari nanti yang bisa secara signifikan kebal terhadap vaksin sekarang ini. Namun, para produsen vaksin Covid-19 terkemuka telah siap bila ini terjadi. Beberapa sudah mengembangkan vaksin untuk varian terbaru, seperti delta.
Kesimpulan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan Mu COVID-19 sebagai VOI, yang artinya penanda genetik spesifik sudah dikembangkan yang bisa membuatnya lebih menular atau tahan terhadap vaksin.
Para ahli mengatakan bahwa sementara jenis ini mungkin bisa meningkatkan risiko rawat inap dan kematian, tapi sekarang tersedia vaksin yang efektif. Para ahli juga mengatakan vaksinasi merupakan cara terbaik untuk mencegah variann Covid-19 karena menjauhkan virus dari inang yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup.
Itulah fakta mengenai Mu yang kehadirannya mulai meresahkan karena dikabarkan kebal terhadap vaksin. Meski demikian para ahli tetap menyarankan kita untuk melakukan vaksin karena itulah perlindungan yang tersedia saat ini. Untuk yang belum vaksin, sambil menunggu giliran untuk vaksin, yuk bantu juga saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan biaya pengobatan. Caranya mudah sekali. Cukup download download aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Sejak Lahir Adik Naysilla Alami Kelainan pada Lengan Kanannya, Bantuanmu Sangat diharapkan!
Referensi
Citroner, G. (2021). What We Know About the Mu Variant and if It Will Spread Widely. Diambil kembali dari healthline.com.
COVID-19: New Mu variant could be more vaccine-resistant. (2021). Diambil kembali dari news.un.org.
COVID-19: What is the Mu variant? (2021). Diambil kembali dari unric.org.
Crist, C. (2021). WHO Tracking New COVID-19 Variant Called Mu. Diambil kembali dari webmd.com.
Griffin, P. (2021). Everything you need to know about the Mu COVID-19 variant. Diambil kembali dari weforum.org.
Kalich, S. (news10.com). What’s the mu variant? And will we keep seeing more COVID-19 variants? Diambil kembali dari 2001.
O’Neill, L. (2021). Mu: everything you need to know about the new coronavirus variant of interest. Diambil kembali dari theconversation.com.What is the Mu variant of COVID-19 the WHO is now monitoring? (2021). Diambil kembali dari abc.net.au.