Hernia adalah penyakit yang terjadi ketika bagian usus Anda atau jaringan lain mendorong melalui lapisan otot yang lemah di perut Anda. Risiko terkena hernia pada ibu hamil meningkat karena adanya tekanan pada perut saat hamil.
Terkadang perubahan pada tubuh pada perempuan hamil bisa membuat masalah yang jarang terjadi, salah satunya yang mungkin tak pernah terpikirkan adalah hernia umbilikalis. Penyakit jarang terjadi, tetapi bukan berarti tidak mungkin terjadi. Disebut juga hernia pusar, jenis hernia ini lebih sering terjadi pada perempuan dan kehamilan bisa menyebabkan atau memperburuk hernia ini.
Apa Itu Hernia Umbilikalis?
Hernia umbilikalis adalah hernia yang terjadi ketika bagian dari usus atau jaringan lemak menonjol melalui area di dekat pusar, mendorong melalui titik lemah di dinding perut sekitarnya. Biasanya hernia jenis ini tidak berbahaya. Tak hanya perempuan hamil, bayi, dan balita juga orang dewasa yang tidak hamil pun bisa menderita hernia umbilikalis. Faktanya, justru penyakit ini lebi sering terjadi pada orang-orang yang disebutkan tadi dibandingkan pada perempuan hamil.
Pada orang dewasa hernia umbilikalis juga dapat terjadi, terutama jika secara klinis mereka menderita kelebihan berat badan, batuk terus-menerus, atau mengangkat benda berat. Pada perempuan yang sudah mengalami kehamilan lebih dari satu kali, risiko terjadinya hernia umbilikalis menjadi lebih tinggi.
Penyebab Hernia Umbilikalis Pada Kehamilan
Saat hamil, perut Anda mengalami lebih banyak tekanan karena pertumbuhan perut dan bayi. Ketika hamil, otot-otot dinding perut meregang yang menyebabkan otot-otot tersebut menjadi lebih tipis dan lemah. Dorongan dan otot yang melemah dapat menyebabkan hernia umbilikalis selama kehamilan, atau memperburuk keadaan.
Selama kehamilan, rahim Anda yang asalnya kecil menjadi tersisi seperti balon. Rahim mencapai ketinggian pusar pada trimester kedua, yaitu sekitar minggu ke-20 sampai ke-22. Ketika rahim Anda mengembang, usus Anda didorong dengan lembut ke bagian perut Anda. Karena itulah biasanya hernia umbilikalis selama kehamilan lebih sering terjadi sejak trimester kedua dan bukan di trimester pertama.
Hernia umbilikalis lebih mungkin terjadi selama kehamilan jika:
- sebelum Anda hamil, Anda menderita hernia umbilikalis
- memiliki otot perut lemah bawaan
- menderita kelebihan berat badan atau obesitas
- memiliki lubang pada otot perut
- mengalami kelebihan cairan pada perut atau tubuh
Gejala Hernia Umbilikalis
Gejala hernia umbilikalis tidak muncul pada beberapa perempuan, tetapi sebagian yang lain mengalami gejala sebagai berikut:
- Benjolan yang muncul di dekat pusar. Ukuran benjolan ini bisa beragam dari mulai sebesar anggur sampai sebesar grapefruit atau jeruk bali merah. Biasanya benjolan itu akan hilang ketika Anda berbaring dan membengkak ketika duduk, batuk, atau buang air besar. Beberapa perempuan bisa melihat benjolan ini sedangkan sebagian lagi tidak.
- Tekanan di dekat pusar
- Nyeri tumpul (seperti diremas atau ditekan) yang menjadi lebih buruk ketika melakukan aktivitas
- Sembelit dan mual, terutama pada hernia yang sudah parah
Efek Hernia Umbilikalis Pada Perempuan Hamil dan Bayi
Pada kondisi hernia umbilikalis yang lebih serius, bagian dari usus bisa melingkar di dalam lubang. Kondisi ini bisa sangat menjepit atau menekan usus sehingga memutus suplai darah. Contohnya seperti ketika selang terpelintir dan aliran air terhenti.
Kemungkinan terburuknya, hernia umbilikalis bisa menyebabkan pencernaan Anda tidak bisa bekerja dengan baik atau menyebabkan komplikasi berbahaya lainnya. Jika Anda pernah mengalami hernia umbilikalis saat kehamilan sebelumnya atau sebelum hamil, Anda mungkin akan mengalaminya lagi saat kehamilan sekarang.
Hernia umbilikalis yang terjadi selama kehamilan tidak akan membahayakan bayi Anda. Karena bayi ada di dalam perut Anda, maka kesehatan Anda merupakan prioritas. Jika tidak diobati, hernia umbilikalis bisa membuat Anda merasa sangat kesakitan.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Menderita Hernia Umbilikalis
Bicaralah dengan dokter jika Anda merasa mengalami hernia umbilikalis. Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mendorong benjolan itu masuk dengan cara memberikan tekanan kuat, dan pusar Anda akan kembali normal setelah bayi Anda lahir.
Meskipun jarang terjadi, hernia bisa terperangkap di dinding perut. Kondisi ini bisa merusak organ Anda, khususnya usus, dan memutus suplai darah. Jika situasinya seperti ini, kemungkinan Anda memerlukan operasi laparoskopi kecil dengan melakukan sayatan kecil untuk memperbaikinya.
Menurut Hakan Kulacoglu dari Ankara Hernia Center, Ankara, Turkey dalam artikelnya diterbitkan pada jurnal Frontiers jika pasien menderita hernia kecil dan asimtomatik, sebaiknya operasi ditunda sampai dia melahirkan. Namun ada juga kemungkinan dokter melakukan operasi selama kehamilan, umumnya pada trimester kedua karena periode ini merupakan periode yang tepat untuk operasi.
Sementara itu, Anda bisa melakukan langkah berikut untuk mengendalikan kondisi hernia Anda:
- Hindari sembelit karena sembelit bisa menyebabkan ketegangan saat buang air besar, yang bisa memperburuk hernia. Tetaplah terhidrasi dan makan makanan dengan kandungan serat yang tinggi.
- Jangan mengangkat barang yang berat karena tekanan tersebut mungkin bisa memperluas hernia Anda.
- Kenakan kemeja longgar dengan celana low-rise, yaitu yang bagian pinggangnya jatuh di bawah pusar untuk mencegah iritasi.
Akankah Mengangkat dan Menggendong Bayi Diperbolehkan Setelah Operasi Perbaikan?
Hakan Kulacoglu menjelaskan bahwa umumnya ahli bedah akan memberikan batasan mengangkat beban pada pasien setelah operasi perbaikan hernia. Bahkan perbaikan hernia yang menggunakan mesh (material prostetik yang digunakan untuk memperbaiki hernia) rentan terhadap peningkatan tekanan intra-abdominal pada periode awal pasca operasi. Meskipun tidak ada konsensus tentang batasan beban yang boleh diangkat setelah perbaikan hernia, ahli bedah tidak menyarankan pasien untuk mengangkat beban apapun selama 2 minggu pertama. Setelah 2-4 minggu, pasien diperbolehkan mengangkat beban yang sedang yaitu yang kurang dari 10 kg. Setelah 8 minggu, pasien baru diperbolehkan mengangkat beban lebih dari 10 kg.
Faktanya, menggendong dan mengangkat bayi harus tetap dalam batasan yang disarankan. Namun, perempuan yang tidak memiliki bayi dan melakukan operasi perbaikan hernia umbilikalis, waktu pembatasan mengangkat bebannya akan lebih lama.
Hai #TemanPeduli! Bagaimana kabarnya hari ini? Sebagai pelengkap hari dan penenang hati, yuk beri bantuin kepada orang-orang yang sangat membutuhkan melalui link berikut : https://wecare.id/untuksemua/
Terimakasih sudah turut membantu untuk kesembuhan mereka!
Sumber:
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fsurg.2018.00001/full
https://www.cureus.com/articles/33025-how-to-treat-hernias-in-pregnant-women
https://www.healthline.com/health/pregnancy/umbilical-hernia-pregnancy