Kembali muncul kekhawatiran di Eropa dan Amerika akibat kehadiran virus corona terbaru, Pirola atau varian BA.2.86. Berdasarkan data yang diperoleh dari laman situs CDC sampai tanggal 23 Agustus 2023, telah ada laporan 9 kasus varian BA.2.86 di seluruh dunia, tersebar di berbagai negara, seperti Denmark (3), Inggris (1), Amerika Serikat (2), Afrika Selatan (2), dan Israel (1).
Pemantauan Genomik Berbasis Perjalanan CDC berhasil mendeteksi salah satu kasus di Amerika Serikat, mengungkapkan adanya penyebaran internasional. Lalu apa itu Varian Pirola?
Daftar isi:
Virus Corona Terbaru
Covid varian baru yang disebut “Pirola” ini namanya merupakan gabungan huruf Yunani Pi dan Rho. Covid-19 Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein puncaknya jika dibandingkan dengan XBB.1.5, varian Omicron. Protein puncak ini merupakan cara virus corona masuk ke dalam sel manusia.
Menurut Dr. Scott Roberts, seorang ahli penyakit menular dari Yale Medicine, tingginya jumlah mutasi pada varian ini adalah sesuatu yang perlu diperhatikan. Ia menambahkan bahwa jumlah mutasi ini hampir sebanding dengan perbedaan mutasi antara Delta, salah satu varian awal virus corona, dengan Omicron.
Klik Untuk Donasi -Di mana Saja Covid-19 Pirola Ditemukan?
Varian BA.2.86 pertama kali ditemukan di Denmark pada akhir Juli dan kemudian muncul di Amerika Serikat pada bulan Agustus. Pirola sejauh ini telah terdeteksi di 15 negara di seluruh dunia, termasuk:
- Denmark
- UK
- Swedia
- Prancis
- Spanyol
- Portugal
- Jerman
- Amerika Serikat
- Kanada
- Israel
- Thailand
- Jepang
- Korea Selatan
- Australia
- Afrika Selatan
Gejala Covid Baru
Adapun gejala yang terkait dengan virus corona terbaru ini, yang merupakan bagian dari keluarga Omicron, menurut Zoe Health Study, ada lima. Gejala paling umum yang dikaitkan dengan Omicron, yaitu:
- Sakit kepala
- Hidung berair
- Kelelahan (ringan atau parah)
- Sakit tenggorokan
- Bersin-bersin
Namun, laman situs New Scientist melaporkan bahwa tiga gejala lain juga sering dilaporkan, yaitu:
- Diare
- Ruam
- Iritasi mata
Dr. Renu Bindra, direktur insiden di UK Health Security Agency (UKHSA), mengungkapkan bahwa meskipun virus corona terbaru, BA.2.86, mengandung sejumlah mutasi yang signifikan dalam genom virus bila dibandingkan dengan varian Covid-19 yang beredar saat ini, data yang telah tersedia masih terbatas. Akibatnya sulit untuk membuat kesimpulan pasti mengenai dampak Covid-19 Pirola terhadap tingkat penularan, tingkat keparahan, atau kemampuan virus untuk menghindari kekebalan.
Tingkat Keparahan Virus Corona Terbaru
Ketika berbicara tentang keparahan, menurut CDC saat ini masih terlalu awal untuk menilai apakah varian ini memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian sebelumnya. CDC melakukan pemantauan yang teliti terhadap tingkat hospitalisasi guna mencari tanda-tanda awal yang mungkin mengindikasikan bahwa virus corona terbaru, BA.2.86, dapat menyebabkan penyakit yang lebih berat.
Sampai saat ini, wilayah-wilayah yang melaporkan varian covid baru ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam indikator penularan seperti jumlah kasus atau kunjungan ke unit gawat darurat. Namun, perlu ditekankan bahwa ini masih fase awal dalam perkembangan varian Pirola, dan masih terlalu dini untuk mengevaluasi dampaknya berdasarkan indikator-indikator ini.
Apakah Pirola Mudah Menyebar?
Sehubungan dengan penyebaran, sekarang masih terlalu awal untuk menilai tingkat kecenderungan virus corona terbaru ini untuk menular dengan mudah, khususnya dengan hanya 9 urutan kasus yang sudah terdeteksi. Temuan di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa tingkat penularan tampaknya ada. Para ahli bekerja untuk mengetahui sejauh mana penularan ini terjadi.
Bantu Syafiq Lawan Kanker Darah!
Apakah Vaksin dan Booster Bisa Melawan Varian Covid-19 Baru Ini?
Tingginya jumlah mutasi pada virus corona terbaru ini memunculkan kekhawatiran mengenai potensi virus untuk menghindari kekebalan yang sudah ada dikarenakan vaksinasi atau infeksi sebelumnya, dibandingkan dengan varian-varian terbaru lainnya.
Analisis mutasi menunjukkan bahwa perbedaannya mungkin sebanding atau bahkan lebih besar dibandingkan dengan varian BA.2 (Omicron) dan XBB.1.5. (Kraken) Meskipun demikian, data yang lebih kuat masih diperlukan untuk menguji dampaknya terhadap antibodi secara lebih rinci.
Di Indonesia, mayoritas penduduk telah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 melalui vaksinasi, infeksi sebelumnya, atau keduanya. Hasilnya, kemungkinan besar antibodi ini akan terus memberikan perlindungan terhadap penyakit parah yang disebabkan oleh varian ini.
Apakah Pirola Sudah Terdeteksi di Indonesia?
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa sampai saat ini, varian BA.2.86 atau subvarian Pirola belum terdeteksi di Indonesia. Dr. Mohammad Syahril, juru bicara Kementerian Kesehatan, mengungkapkan hal ini pada tanggal 13 September. Meskipun demikian, ia tetap mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh, meningkatkan kewaspadaan, dan tetap disiplin dalam menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Dr. Syahril juga menekankan bahwa saat ini belum ada kebutuhan mendesak untuk kembali menggunakan masker karena belum terjadi peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Semua indikator endemi juga masih dalam kendali atau memiliki tingkat yang rendah.
Berbagi dengan yang Membutuhkan
Dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat, sangat penting untuk tetap waspada terhadap perkembangan situasi terkini. Meskipun varian Pirola belum terdeteksi di Indonesia, kita harus selalu siap dalam menghadapi perubahan. Selain itu, mari kita tunjukkan empati dan solidaritas dengan sesama dengan berdonasi bagi pasien yang membutuhkan biaya pengobatan melalui WeCare.id. Kirimkan donasi lewat situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Diahwahyuningtyas, A. (2023). Mengenal Covid-19 Varian Pirola yang Telah Ditemukan di AS dan Eropa. Diambil kembali dari kompas.com.
Goodyer, J. (2023). Pirola COVID variant: an expert explains what you need to know about the new coronavirus strain. Diambil kembali dari sciencefocus.com.
Landman, K. (2023). Covid is on the rise again, but it’s different now. Diambil kembali dari vox.com.
Machmudi, M. I. (2013). Kemenkes: Covid-19 Subvarian Pirola Belum Terdeteksi di Indonesia. Diambil kembali dari mediaindonesia.com.
Macmillan, C. (2023). Will BA.2.86 (‘Pirola’), the New Coronavirus Variant, Increase COVID-19 Cases? Diambil kembali dari yalemedicine.org.
Risk Assessment Summary for SARS CoV-2 Sublineage BA.2.86. (2023). Diambil kembali dari cdc.gov.Zakir-Hussain, M. (2023). Pirola Covid strain: What are the symptoms of the new variant? Diambil kembali dari independent.co.uk.