Pernah dengar tentang Vaksin HPV? Ini bukan sekadar vaksin biasa, lho, tapi tameng utama kita melawan kanker serviks, salah satu momok kesehatan perempuan yang sangat bisa dicegah! Pemerintah bahkan sedang gencar menggalakkan program deteksi dini dengan cek HPV gratis. Yuk, kupas pentingnya dua senjata ampuh ini bersama kami tim WeCare.id!
Daftar isi:
HPV dan Kanker Serviks: Ancaman Nyata
HPV bukanlah virus biasa yang bisa dianggap sepele. Virus ini merupakan dalang utama di balik 95% kasus kanker serviks di Indonesia. HPV menyebar melalui kontak seksual dan bisa menginfeksi tanpa gejala. Tidak semua infeksi HPV berujung kanker, tapi beberapa tipe, seperti HPV 16 dan 18, sangat berisiko tinggi.
Faktanya, mayoritas penderita kanker serviks datang ke fasilitas kesehatan saat sudah stadium lanjut, sehingga peluang sembuh menjadi sangat kecil.
Data Globocan 2021 menunjukkan terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat. Angka yang mencengangkan ini membuat pemerintah bergerak cepat untuk mengambil langkah preventif.
Melihat risiko yang begitu besar, program skrining HPV dan vaksinasi menjadi langkah revolusioner untuk pencegahan kanker serviks. Dengan menyediakan cek HPV gratis, terutama untuk perempuan kelompok usia prioritas (sering 30-50 tahun), pemerintah bertujuan menemukan infeksi HPV risiko tinggi sebelum berkembang menjadi kanker.
Vaksin HPV: Perlindungan Dini dari Kanker Serviks
Di Indonesia, kanker serviks menempati posisi kedua sebagai penyebab utama kematian pada kaum perempuan setelah kanker payudara, dengan korban yang mencapai ribuan jiwa setiap tahun. Namun, kabar baiknya, kini pemerintah makin serius melindungi kesehatan perempuan lewat program cek HPV gratis dan pemberian Vaksin HPV secara bertahap.
Langkah ini bukan sekadar kebijakan, tapi investasi jangka panjang untuk menyelamatkan generasi.
Vaksin HPV adalah langkah pencegahan kanker serviks yang paling efektif. Vaksin berfungsi membangun sistem kekebalan tubuh guna mencegah infeksi virus HPV sejak dini. Vaksin ini bekerja dengan melatih sistem imun tubuh untuk mengenali dan melawan jenis HPV paling berbahaya sebelum kita terpapar.
Prioritas utama program pemberian vaksin HPV oleh pemerintah adalah anak perempuan usia 9-14 tahun. Pada tahun 2024, Kementerian Kesehatan mulai menargetkan perluasan jangkauan vaksinasi gratis hingga anak berusia 15 tahun. Pemilihan kelompok usia ini sangat strategis karena vaksin bekerja paling optimal ketika diberikan sebelum terpapar virus HPV.
Jadwal pemberian vaksin pun telah disesuaikan dengan rekomendasi WHO. Untuk anak usia 9-14 tahun, vaksin diberikan dua dosis dalam periode 6-12 bulan, sedangkan remaja dan dewasa (15-20 tahun) memerlukan tiga dosis dalam waktu 6 bulan.
Kabar Gembira! Vaksin HPV Gratis Bakal Lebih Luas!

Kabar baik datang dari Kementerian Kesehatan RI! Pemerintah berencana memperluas cakupan vaksin HPV gratis bagi wanita berusia 20 tahun ke atas, melanjutkan program pemeriksaan HPV gratis yang sudah ada. Rencananya pemberian vaksin ini akan dimulai pada tahun 2027.
Menurut Kemenkes, kebijakan ini akan dijalankan secara bertahap dan disesuaikan dengan kesiapan anggaran serta distribusi vaksin. Program ini juga akan menyasar kelompok yang belum menikah maupun yang sudah, selama belum pernah mendapat vaksinasi. Jadi, meskipun Sobat WeCare sudah berusia dewasa, masih bisa mendapatkan vaksin ini.
Pemberian vaksin pada kelompok usia dewasa juga penting karena risiko paparan HPV tetap tinggi seiring bertambahnya usia dan aktivitas seksual. Meski detail teknis pelaksanaannya masih dalam tahap pembahasan, pemerintah menargetkan cakupan vaksinasi hingga 90 persen pada anak perempuan usia 15 tahun pada 2030.
Target pemerintah lainnya adalah memperluas skrining dan pengobatan untuk deteksi dini kanker serviks. Strategi ini diharapkan dapat menyelamatkan jutaan nyawa dari ancaman kanker serviks di masa depan.
Cek HPV, Mengapa Penting?
Selain Vaksin HPV, tes HPV juga penting. Menurut dr. I Gusti Ayu Raka Susanti, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali di laman situs RRI, deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa karena kanker serviks sering baru ketahuan saat stadium lanjut.
Bahkan, jika ditemukan lesi pra-kanker, peluang sembuh total bisa mencapai 100% dengan penanganan tepat! Ini merupakan investasi kesehatan paling berharga demi masa depan kaum wanita.
Menurut data WHO, lebih dari 95% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV yang berlangsung lama. Karena itu, akses tes HPV sangat krusial, apalagi untuk kelompok rentan seperti perempuan usia 30 tahun ke atas.
Upaya berkelanjutan dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menekan angka kejadian kanker serviks yang masih menjadi momok menakutkan bagi perempuan.
Tes HPV Gratis: Siapa yang Boleh, Prosesnya, dan Manfaat Besarnya!
Informasi yang diberikan dr. Raka menyebutkan, pemerintah telah menyediakan skrining kanker serviks gratis di semua fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas. Program ini bagian dari gerakan nasional untuk wujudkan “Zero Case Kanker Serviks 2030”.
Menurut Detik Health, awal percobaan program tes HPV DNA gratis yang diluncurkan di DKI Jakarta pada tahun 2023. Program tersebut telah mencakup lima kota di provinsi tersebut, termasuk Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
Siapa yang berhak dapat cek HPV gratis? Utamanya perempuan usia 30-50 tahun, sesuai panduan Kemenkes RI. Warga bisa langsung mengunjungi Puskesmas terdekat. Salah satunya di Puskesmas Kembangan yang berlokasi di Jakarta Barat.
Ada dua metode tes yang digunakan:
- Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat): Dokter atau bidan akan mengolesi serviks dengan cairan asam asetat, lalu memantau perubahan warna/jaringan abnormal secara langsung. Praktis dan hasilnya langsung diketahui!
- Tes HPV DNA: Prosesnya pun tidak rumit. Petugas kesehatan akan mengambil sampel sel dari leher rahim, lalu sampel dianalisis di lab guna mendeteksi material genetik virus HPV risiko tinggi. Metode ini lebih akurat untuk menangkap infeksi sejak dini.
Hasil tes ini bisa menjadi penentu langkah selanjutnya, apakah perlu pemeriksaan lanjutan atau cukup dengan pemantauan rutin.
Sinergi Tes dan Vaksin HPV untuk Perlindungan Maksimal
Mengandalkan salah satu saja, baik vaksin maupun cek HPV, tidak cukup. Vaksin akan mencegah infeksi, sedangkan tes akan mendeteksi bila virus sudah masuk ke tubuh. Dengan menggabungkan keduanya, kita bisa mendapatkan perlindungan maksimal—baik dari sisi pencegahan maupun deteksi dini.
Pemerintah Indonesia pun menyusun roadmap agar seluruh perempuan bisa mengakses kedua layanan ini. Di masa depan, ini diharapkan menjadi program nasional yang menyeluruh, mulai dari sekolah hingga fasilitas kesehatan tingkat dasar.
Tantangan & Harapan: Mewujudkan Indonesia Bebas Kanker Serviks
Tentu saja, tidak semua berjalan mulus. Kendala utama meliputi keterbatasan fasilitas kesehatan di daerah terpencil, kurangnya tenaga medis terlatih, dan masih adanya stigma serta misinformasi di masyarakat tentang vaksinasi.
Tantangan logistik juga cukup besar mengingat Indonesia memiliki ribuan pulau dengan akses yang beragam. Mengelola rantai dingin (cold chain management) untuk distribusi vaksin menjadi kendala, khususnya di daerah terpencil.
Namun, dengan edukasi yang terus digencarkan dan dukungan berbagai pihak, diharapkan cakupan vaksinasi dan deteksi dini bisa mencapai target minimal 70% perempuan usia subur, demi menuju eliminasi kanker serviks di Indonesia pada 2030.
Yuk, Lindungi Diri dan Orang Tersayang!
Pencegahan kanker serviks bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita semua. Dengan memanfaatkan cek HPV gratis dan mengikuti vaksinasi HPV, kita bisa melindungi diri dan orang-orang tercinta dari ancaman kanker serviks.
Jangan ragu untuk bertanya atau berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai prosedur dan manfaatnya. Yuk, jadikan Vaksin HPV dan deteksi dini sebagai bagian dari gaya hidup sehat!
Kunjungi blog WeCare.id untuk mendapatkan informasi kesehatan terbaru dan tips hidup sehat, karena kami selalu menyediakan konten berkualitas untuk Sobat WeCare.
Referensi
5 cara mencegah kanker serviks. (2024). Diambil kembali dari www.biofarma.co.id.
Admin Kesehatan. (2023). Sosialisasi HPV DNA dan imunisasi HPV. Diambil kembali dari dinkes.banjarmasinkota.go.id.
Aminudin, M. (2024). Bahaya Kanker Serviks, Pakar Soroti Tingginya Risiko Kematian. Diambil kembali dari www.detik.com.
K, N. S. (2024). Kemenkes Juga Beri Vaksin Kanker Serviks Gratis untuk 21-26 Tahun, Ini Rencananya. Diambil kembali dari health.detik.com.
K, N. S. (2025). Kabar Baik! Kemenkes Berencana Gratiskan Vaksin HPV Bagi Perempuan Usia 20+. Diambil kembali dari health.detik.com.
Masa Depan Tanpa Kanker Serviks: Melindungi Anak Perempuan Indonesia Melalui Imunisasi HPV. (2025). Diambil kembali dari www.unicef.org.
Panduan Usia untuk Vaksin HPV: Dari Remaja Hingga Dewasa. (2024). Diambil kembali dari bumame.com.
Pencanangan Nasional Perluasan Imunisasi Human Papillomavirus (HPV). (2023). Diambil kembali dari www.who.int.
Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia Tahun 2023-2030. (2023). Diambil kembali dari kemkes.go.id.
Rinihapsari, K. A. (2025). Kemenkes RI Gratiskan Skrining Kanker Serviks Wujudkan Zero Case 2030. Diambil kembali dari www.rri.co.id.
Rokom. (2023). Kemenkes Canangkan Perluasan Imunisasi Gratis Untuk Cegah Kanker Leher Rahim. Diambil kembali dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Suryoadji, K. A., Ridwan, A. S., & Kusuma, F. (2022). VAKSIN HPV SEBAGAI STRATEGI PENCEGAHAN. JIMKI.
Syarat Mendapatkan Tes HPV Kanker Serviks Gratis di DKI. (2023). Diambil kembali dari www.cnnindonesia.com.
Vaksin HPV. (2014). Diambil kembali dari www.alodokter.com.
Vaksin HPV, Mencegah Kanker Leher Rahim Demi Mewujudkan Generasi Sehat. (2024). Diambil kembali dari ayosehat.kemkes.go.id.
WHO, UNFPA mengapresiasi upaya Indonesia mengeliminasi kanker serviks, mendorong strategi vaksin terpadu, dan memperkuat skrining. (2024). Diambil kembali dari www.who.int.
Sumber Featured Image : Mufid Majnun on Unsplash