Setiap tahunnya, penetapan alokasi dana kesehatan dalam APBN menjadi sorotan dan perhatian masyarakat luas. Anggaran ini jadi cermin keseriusan negara dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat, sekaligus penentu arah kebijakan untuk kesehatan nasional.
Di tengah berbagai tantangan ekonomi dan tuntutan pemerataan layanan, bagaimana pemerintah memutuskan dan menyalurkan anggaran APBN kesehatan untuk mendukung masyarakat luas? Kami dari WeCare.id mencoba mengulas mengenai isu di artikel berikut.
Daftar isi:
Strategi Penentuan Anggaran APBN Kesehatan 2025
Untuk memahami bagaimana anggaran APBN kesehatan tahun 2025 ditetapkan, penting bagi kita mengetahui strategi dan pendekatan yang digunakan pemerintah dalam proses pengambilan keputusan ini.
- Penyusunan Berdasarkan Kebutuhan Program
Mulai tahun 2025, besarnya anggaran APBN 2025 untuk kesehatan tidak lagi sekadar memenuhi syarat “wajib habis” seperti pada aturan mandatory spending sebelumnya. Pemerintah tetap mengalokasikan porsi sekitar 6% dari total APBN 2025 atau sekitar Rp217,3 triliun, meski kewajiban mandatory spending telah dihapus.
Paradigma baru ini memaksa perencanaan anggaran dilakukan berdasarkan kebutuhan nyata program, bukan sekadar menyerap dana demi memenuhi target persentase.
- Fokus Prioritas dan Program Unggulan
Dari total anggaran kesehatan Rp217,3 triliun untuk 2025, pengelolaan utama dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (sekitar Rp129,8 triliun), sisanya oleh pemerintah daerah sebagai dana alokasi khusus.
Anggaran APBN kesehatan ini diprioritaskan untuk berbagai program unggulan, misalnya pemeriksaan kesehatan gratis, percepatan penurunan stunting, pengendalian TBC, pengembangan rumah sakit daerah, serta peningkatan akses layanan JKN. Semua kebijakan diarahkan untuk mendukung visi SDM sehat dan produktif menuju Indonesia Emas 2045.
Berdasarkan data yang tercantum dalam dokumen Program Prioritas Kemenkes 2024-2025, berikut alokasi anggaran untuk program prioritas:
1. Layanan Primer
Anggaran 2024: Rp 20.150,00 miliar
Anggaran 2025: Rp 24.900,00 miliar
Program ini mencakup penguatan Puskesmas, posyandu, dan layanan kesehatan dasar lainnya.
2. Layanan Rujukan
Anggaran 2024: Rp 15.880,00 miliar
Anggaran 2025: Rp 18.750,00 miliar
Termasuk pengembangan rumah sakit daerah dan layanan spesialis.
3. Pembiayaan Kesehatan
Anggaran 2024: Rp 18.345,00 miliar
Anggaran 2025: Rp 22.100,00 miliar
Dana tersebut diarahkan untuk program Jaminan Kesehatan Nasional serta subsidi premi bagi kelompok masyarakat kurang mampu.
4. SDM Kesehatan
Anggaran 2024: Rp 12.500,00 miliar
Anggaran 2025: Rp 15.300,00 miliar
Untuk pelatihan, penempatan, dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan.
5. Sistem Ketahanan Kesehatan
Anggaran 2024: Rp 10.250,00 miliar
Anggaran 2025: Rp 12.800,00 miliar
Termasuk pengadaan alat kesehatan, obat, dan logistik kesehatan.
6. Teknologi Kesehatan
Anggaran 2024: Rp 8.150,00 miliar
Anggaran 2025: Rp 10.200,00 miliar
Untuk pengembangan sistem informasi kesehatan dan inovasi digital.
7. Transformasi Internal
Anggaran 2024: Rp 5.207,32 miliar
Anggaran 2025: Rp 5.599,38 miliar
Mencakup penguatan tata kelola dan birokrasi Kementerian Kesehatan.
Total anggaran prioritas Kemenkes:
Tahun 2024: Rp 90.482,32 miliar
Tahun 2025: Rp 105.649,38 miliar
Transparansi dan Akuntabilitas
Menurut pemerintah, menghilangkan kewajiban belanja akan membuat penggunaan anggaran kesehatan APBN menjadi lebih efisien dan akuntabel. Dengan strategi berbasis kebutuhan, belanja anggaran jadi lebih tepat sasaran.
Contohnya, anggaran yang dulu digunakan untuk renovasi fasilitas kini lebih difokuskan pada hal-hal berdampak besar, seperti penambahan tenaga kesehatan, penyediaan obat, serta program promotif dan preventif penyakit.
Tujuannya agar anggaran APBN 2025 dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan bukan sekadar habis tanpa hasil yang jelas.
Manfaat Kesehatan dari Anggaran APBN 2025

Mari kita telusuri bagaimana anggaran APBN 2025 dapat memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat.
- Kesehatan Gratis dan Perlindungan untuk Semua
Salah satu dampak nyata dari keputusan anggaran APBN 2025 adalah semakin luasnya pemeriksaan kesehatan gratis hingga ke pelosok. Komitmen ini diperkuat lewat dana besar untuk memperbaiki fasilitas rumah sakit, memperluas cakupan imunisasi, serta menangani penyakit menular seperti malaria dan HIV/AIDS.
Selain itu, program seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan penugasan tenaga kesehatan ke daerah terpencil membantu masyarakat kurang mampu mendapat layanan kesehatan yang layak.
- Dukungan bagi SDM Kesehatan dan Industri Farmasi
Sebagian besar anggaran kesehatan juga digunakan untuk pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan, agar distribusinya merata dan kualitasnya tinggi, termasuk penempatan dokter ke daerah terpencil.
Fokus lain pemerintah adalah memperkuat industri farmasi nasional untuk mencapai kemandirian obat dan alat kesehatan, sehingga tidak terlalu bergantung pada impor. Langkah ini mendukung kedaulatan kesehatan bangsa di masa depan.
Tantangan dan Strategi Pengelolaan Anggaran
Meskipun anggaran kesehatan terus meningkat, tantangan utama masih terletak pada efektivitas penyerapan dan kualitas belanja. Beberapa masalah yang perlu diatasi antara lain:
- Ketimpangan Distribusi: Masih adanya kesenjangan distribusi tenaga kesehatan dan fasilitas antara kota besar dan daerah terpencil. WHO merekomendasikan rasio tertentu, tetapi banyak daerah yang belum memenuhinya.
- Fokus Kuratif daripada Preventif: Saat ini, sebagian besar anggaran masih digunakan untuk pendekatan kuratif, sementara upaya promotif dan preventif belum optimal.
- Inflasi Biaya Kesehatan: Mengutip Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Biaya kesehatan di Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 13% pada 2024, lebih tinggi dari rata-rata global.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah berfokus pada:
- Penguatan Sistem Kesehatan Digital: Integrasi sistem informasi kesehatan seperti SatuSehat dan penggunaan teknologi deteksi dini penyakit.
- Peningkatan Literasi Kesehatan Masyarakat: Edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan pencegahan penyakit.
Komitmen Bersama untuk Kesehatan yang Lebih Baik
Keputusan soal anggaran APBN kesehatan tidak hanya soal nominal besar, tapi soal bagaimana dana tersebut dikelola untuk memastikan masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya. Penting untuk selalu terlibat, mengikuti perkembangan, dan ikut mengawasi pelaksanaan anggaran agar kesehatan masyarakat terus meningkat.
Untuk informasi lebih lanjut tentang kesehatan dan gaya hidup, kunjungi blog kami di WeCare.id. Sobat WeCare akan menemukan artikel-artikel informatif terkait kesehatan, gaya hidup dan isu-isu aktual lainnya yang bermanfaat.
Referensi
APBN Alokasikan Rp3,4 Triliun untuk Program Cek Kesehatan Gratis Masyarakat. (2025). Diambil kembali dari www.kemenkeu.go.id.
D.I., R. S. (2025). Investasi Kesehatan: Pemerintah Kebut Eliminasi TBC di Indonesia. Diambil kembali dari mediakeuangan.kemenkeu.go.id.
Formula Jitu Pemerintah Atasi Kenaikan Inflasi Medis dan Biaya Kesehatan. (2024). Diambil kembali dari www.setneg.go.id.
Muhawarman, A. (2024). Walau Tak Ada Lagi Mandatory Spending, Anggaran Kesehatan 2025 Tetap di Atas 5%. Diambil kembali dari kemkes.go.id.
Program Prioritas Kementerian Kesehatan Tahun 2024 – 2025. (2025). Diambil kembali dari ppid.kemkes.go.id.
Putri. (2024). Pemerintah Alokasikan Rp217,3 Triliun untuk Kesehatan 2025. Diambil kembali dari infopublik.id.
Supriyanto, B. E. (2025). Anggaran Kesehatan APBN: Investasi Strategis untuk SDM Sehat, Produktif, Dan Tangguh Hadapi Tantangan Zaman. Diambil kembali dari djpb.kemenkeu.go.id.
Sumber Featured Image : Jakub Żerdzicki di Unsplash