Sebagai bumil, tentu tetap ingin menjaga kesehatan serta kecantikan kulit, kan? Namun saat masa kehamilan, timbul kekhawatiran soal penggunaan produk karena takut berbahaya bagi si kecil. Untuk menjawab keresahan bumil, kami dari tim WeCare.id akan membahas soal produk skincare bumil yang aman dan yang harus dihindari. Yuk, simak di sini!
Daftar isi:
Mengapa Keamanan Skincare Sangat Penting Saat Hamil?
Kehamilan adalah momen spesial yang membawa banyak perubahan, termasuk pada kulit. Banyak ibu merasa kulitnya jadi lebih sensitif, kering, atau bahkan berjerawat. Namun, memilih skincare ibu hamil aman bukan sekadar soal kecantikan—ini juga soal kesehatan ibu dan janin.
Kandungan tertentu dalam produk skincare bumil bisa terserap ke dalam tubuh dan berpotensi memengaruhi perkembangan janin. Karena itu, penting banget untuk tahu mana bahan yang boleh dan tidak boleh dipakai selama kehamilan.
Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), paparan bahan kimia tertentu dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan reproduksi.
Dampak dari berbagai bahan kimia masih belum dipahami sepenuhnya, namun para ahli menduga sebagian di antaranya dapat:
- Menyulitkan kehamilan.
- Membahayakan janin selama kehamilan.
- Berpotensi terkait dengan keguguran dan cacat lahir.
Meningkatkan risiko:
- Kelahiran prematur,
- Bayi berat lahir rendah,
- Kesulitan belajar atau masalah kognitif pada anak,
- Kanker di masa kanak-kanak atau dewasa.
Catatan Penting:
Riset tambahan masih dibutuhkan untuk mengonfirmasi keterkaitan antara paparan bahan kimia berbahaya dengan berbagai gangguan kesehatan ini.
Para ilmuwan terus mempelajari dampak bahan kimia terhadap kesehatan dan jenis paparan mana yang paling berbahaya.
Bahan Skincare yang Wajib Dihindari Ibu Hamil
Agar tetap glowing tanpa risiko, berikut beberapa bahan yang sebaiknya benar-benar dihindari dalam skincare untuk ibu hamil dan menyusui:
- Retinoid (Retinol, Tretinoin, dsb.)
Istilah “retinoid” digunakan untuk berbagai macam produk berbasis vitamin A yang digunakan pada kulit untuk jerawat dan anti-aging. Namun, bahan ini terbukti dapat menyebabkan cacat lahir dan gangguan saraf pada janin, bahkan dalam bentuk oles sekalipun.
Menurut studi prospektif multinasional yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Pharmacology (2012), keamanan dan manfaat penggunaan retinoid topikal selama masa kehamilan masih menjadi perdebatan dan belum dapat dipastikan. Studi ini merekomendasikan konsultasi dokter sebelum penggunaan dan menghindari retinoid dalam bentuk oles jika memungkinkan.
- Asam Salisilat Konsentrasi Tinggi
Asam salisilat (salicylic acid) konsentrasi tinggi, terutama dalam bentuk oral atau peeling, bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Untuk produk topikal, menurut pedoman ACOG dapat digunakan saat hamil tetapi dalam dosis rendah. Pastikan konsentrasinya di bawah 2% dan tidak digunakan berlebihan.
Namun FDA (BPOM Amerika Serikat) menilai bahan tersebut sebagai tingkat C untuk kehamilan, yang berarti ‘risiko tidak dapat dikesampingkan’.
- Hydroquinone
American Academy of Dermatology Association (AADA) memasukkan bahan ini ke dalam bahan yang harus dihindari selama kehamilan. Zat pemutih kulit ini dapat menimbulkan iritasi dan berisiko membahayakan janin karena tingkat penyerapannya yang cukup tinggi.
Hydroquinone mudah terserap kulit dan dapat menimbulkan flek sulit hilang jika dipakai jangka panjang.
- Phthalates & Formaldehyde
Phthalates umum dipakai dalam parfum dan cat kuku, berfungsi agar produk bisa melekat lebih lama pada kulit. Sementara itu, formaldehyde atau yang sering disebut formalin berperan sebagai bahan pengawet dalam produk. AADA memasukkan phthalates sebagai bahan yang harus dihindari saat hamil.
Kedua zat tersebut memiliki pengaruh terhadap keseimbangan hormon serta pertumbuhan janin, serta berpotensi menyebabkan iritasi maupun efek racun pada jangka panjang. Penelitian yang diterbitkan pada JAMA Pediatrics (2022) ada kaitan antara phthalates dengan kemungkinan kelahiran prematur.
Cek label dan hindari nama seperti “fragrance/parfum”, “DEP”, “DBP”, “DEHP”, atau “formalin”.
- Oxybenzone (Sunscreen Kimia)
Berdasarkan sebuah studi tahun 2023 yang diterbitkan pada jurnal Environment Internasional oxybenzone dapat terdeteksi dalam tubuh manusia akibat penggunaan rutin.
Paparan oxybenzone berpotensi mengganggu sistem hormon dan berdampak pada kesehatan reproduksi serta perkembangan janin, meski bukti pada manusia masih perlu dikaji lebih lanjut.
Saat sedang hamil, para ibu disarankan untuk lebih cermat dalam menentukan pilihan sunscreen yang akan digunakan. Pilihlah tabir surya berbahan mineral seperti zinc oxide atau titanium dioxide, karena kedua kandungan ini dinilai lebih aman untuk digunakan oleh ibu hamil dan tidak mudah diserap ke dalam kulit.
Rekomendasi Kandungan Skincare Ibu Hamil Aman

Kabar baiknya, masih banyak bahan aktif yang terbukti aman dan efektif untuk merawat kulit selama kehamilan. Berikut beberapa kandungan yang direkomendasikan oleh para ahli:
- Asam Hialuronat (Hyaluronic Acid)
Super aman dan sangat efektif untuk melembapkan kulit kering. Sangat cocok untuk mengatasi masalah kulit kering selama kehamilan. Berdasarkan data dari Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology (2022) asam hialuronat (HA) itu seperti spons alami dalam tubuh. Tugasnya menyerap dan mengikat air di kulit, sendi, dan jaringan ikat.
Karena fungsinya membuat kulit tetap kenyal dan lembap, bahan ini sangat aman untuk ibu hamil—sebab zat aktif ini mirip sekali sama zat yang sudah ada di tubuh. Selain itu, asam hialuronat tidak akan diserap ke dalam tubuh karena molekulnya besar.
Tapi ada tipsnya: pilih produk dengan label “low molecular weight HA” (berat molekul rendah). Mengapa? Partikelnya lebih kecil, jadi lebih gampang meresap ke lapisan kulit dalam, supaya hasilnya lebih optimal!
- Niacinamide
Bahan ini membantu meratakan warna kulit, mengatasi jerawat, dan hiperpigmentasi tanpa efek samping pada kehamilan. Banyak produk skincare bumil yang mengandalkan niacinamide karena manfaatnya yang luas.
Berdasarkan riset “An Integrative Approach to Treating Hyperpigmentation in Pregnancy” yang diterbitkan pada Journal of Integrative Dermatology pada tahun 2024, niacinamide aman digunakan secara topikal atau dioleskan selama kehamilan.
Meski dapat menembus plasenta dan terkonsentrasi dalam darah janin, tidak ada laporan efek buruk pada janin terkait penggunaan topikal.
- Vitamin C
Masih berdasarkan riset di atas, vitamin C aman digunakan dalam bentuk serum atau krim. Defisiensi vitamin C selama kehamilan dikaitkan dengan gangguan perkembangan neurologis janin, sehingga penggunaan topikal justru dapat mendukung kesehatan kulit tanpa risiko.
Vitamin C Antioksidan kuat yang meningkatkan sintesis kolagen, menyamarkan hiperpigmentasi, mempercepat penyembuhan luka, dan melindungi kulit dari kerusakan UV.
- Asam Azelaic
Riset tersebut juga membahas asam azelaic atau azelaic acid. Zat aktif ini direkomendasikan untuk penggunaan terbatas (area kecil) dan dihindari pada trimester pertama. Bahan ini efektif untuk mengatasi jerawat serta hiperpigmentasi selama kehamilan.
- Asam Glikolat & Asam Laktat (Konsentrasi Rendah)
Kedua bahan ini termasuk kelompok AHA yang membantu eksfoliasi kulit. Beberapa bentuk chemical peel seperti asam glikolat dan asam laktat mungkin diperbolehkan selama kehamilan. Menurut riset yang sama bahan ini dianggap aman selama digunakan dalam konsentrasi rendah, maksimal 10%.
- Sunscreen Mineral (Zinc Oxide, Titanium Dioxide)
Berdasarkan jurnal Frontrier in Medicine (2025) titanium dioxide dan zinc oxide sebagai bahan sunscreen yang aman untuk ibu hamil karena:
- Penyerapan sistemik sangat minimal atau tidak ada, sehingga risiko efek samping pada janin sangat rendah.
- Bahan ini terbukti tidak mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh.
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menetapkan titanium dioxide dan zinc oxide sebagai komponen yang telah terbukti aman dan efektif untuk dipakai, terutama dalam formulasi produk pelindung sinar matahari.
Pilih produk dengan label “physical sunscreen” atau “mineral sunscreen”.
Tips Memilih dan Menggunakan Skincare Ibu Hamil Aman
Agar perawatan kulit selama hamil makin maksimal dan bebas khawatir, coba terapkan tips berikut:
- Konsultasi ke Dokter
Selalu jadikan konsultasi dengan dokter atau dokter kulit sebagai prioritas, terutama jika ingin mencoba produk baru atau punya riwayat alergi tertentu.
- Periksa Label Produk
Cari produk dengan label “aman untuk hamil”, “pregnancy-safe”, atau “hypoallergenic”. Hindari produk yang mengandung bahan berisiko tinggi meski hanya sedikit.
- Patch Test
Sebelum memakai skincare baru, coba dulu di area kecil kulit (misal di belakang telinga atau pergelangan tangan). Tunggu 24-48 jam, kalau tidak ada reaksi merah, gatal, atau bentol, baru bisa dipakai. Tujuannya adalah sebagai pencegahan terhadap reaksi alergi maupun iritasi.
- Fokus pada Dasar Perawatan
Skincare ibu hamil aman sebaiknya mengutamakan tiga langkah utama: pembersih lembut, pelembap, dan sunscreen mineral. Produk skincare bumil dengan formula sederhana dan bahan alami lebih direkomendasikan.
Rekomendasi Rutinitas Skincare Aman
Panduan perawatan kulit simpel dan aman bagi bumil menurut Mustela.com:
Cuci Wajah dan Tubuh
- Pakai sabun pembersih wajah serta badan yang ringan dan tanpa mengandung wewangian sebanyak dua kali dalam sehari.
- Hindari scrub atau eksfoliator kasar yang bisa mengiritasi kulit.
Gunakan Pelembap di Pagi Hari
- Oleskan pelembap yang aman untuk kehamilan setiap pagi dan malam.
- Pilih produk dengan bahan alami, hypoallergenic, dan aman untuk ibu hamil serta menyusui.
Jaga Hidrasi Kulit
- Bedakan antara hidrator dan pelembap; gunakan hidrator untuk menambah kadar air di kulit, lalu kunci dengan pelembap.
- Pilih formula ringan yang melembapkan tanpa membuat kulit berminyak.
Eksfoliasi Seminggu Sekali
- Lakukan eksfoliasi ringan (misal: baking soda dan air) satu atau dua kali seminggu untuk mengangkat sel kulit mati.
- Jauhkan diri dari kandungan kimia yang keras dan selalu lakukan uji coba di area kecil kulit terlebih dulu.
Rawat dan Cegah Stretch Marks
- Gunakan krim atau minyak khusus stretch marks di area rentan seperti perut dan pinggul, mulai sejak awal kehamilan.
- Lakukan pemijatan ringan setiap pagi dan malam untuk hasil optimal.
Pakai Sunscreen Setiap Hari
- Pilih sunscreen mineral berbahan zinc oxide atau titanium dioxide, SPF minimal 30, dan bebas pewangi.
- Aplikasikan pada seluruh bagian kulit yang terbuka, termasuk ketika berada di dalam rumah.
Tips Tambahan Skincare Aman untuk Ibu Hamil
- Konsumsi air mineral dalam jumlah cukup untuk mempertahankan hidrasi kulit dari dalam tubuh.
- Tidur cukup agar kulit tetap segar dan sehat.
- Terapkan konsep minimalis dalam perawatan kulit dengan hanya menggunakan produk yang memang diperlukan.
- Atasi masalah melasma dan hiperpigmentasi dengan cara menjauhkan diri dari paparan sinar matahari secara langsung dan gunakan pelembap yang mengandung vitamin E.
- Konsumsi makanan sehat kaya buah, sayur, dan protein untuk mendukung kesehatan kulit.
- Ingat, perubahan kulit saat hamil biasanya sementara dan akan membaik setelah melahirkan.
Rangkaian perawatan ini berkontribusi menjaga kondisi kulit tetap sehat, lembut, dan terlindungi sepanjang masa kehamilan, sambil tetap aman untuk ibu dan janin.
Ingat ya, less is more! Tidak perlu pakai banyak produk sekaligus. Yang penting konsisten dan aman.
Rawat Diri, Rawat Janin
Menjadi ibu hamil bukan berarti harus mengorbankan perawatan kulit. Dengan memilih produk skincare ibu hamil aman, bumil tetap bisa tampil glowing tanpa rasa khawatir.
Ingat, selalu konsultasikan ke dokter sebelum mencoba produk baru, cek label dengan teliti, dan utamakan bahan-bahan yang sudah terbukti aman. Dengan begitu, kulit sehat dan kehamilan pun tetap terjaga!
Untuk cek artikel kesehatan terkini dan tips kesehatan ter-update, langsung kunjungi blog WeCare.id ! Temukan beragam artikel terkini yang bisa membantu Sobat WeCare menjaga kesehatan diri dan keluarga.
Sumber Featured Image : engin akyurt on Unsplash
Referensi
Ahuja, K., & Lio, P. (2024). An Integrative Approach to Treating Hyperpigmentation in Pregnancy. Journal of Integrative Dermatology.
Ames, H. (2023). Pregnancy and skin care: What products are safe to use? Diambil kembali dari www.medicalnewstoday.com.
Bozzo, P., Chua-Gocheco, A., & Einarson, A. (2011). Safety of skin care products during pregnancy. Canadian Family Physician.
Is Your Skincare Routine Safe For Your Pregnancy? (2018). Diambil kembali dari www.mustelausa.com.
Lim, H. W., dkk. (2025). Photoprotection in pregnancy: addressing safety concerns and optimizing skin health. Frontiers in Medicine.
Mustieles, V., dkk. (2023). Benzophenone-3: Comprehensive review of the toxicological and human evidence with meta-analysis of human biomonitoring studies. Environment International.
Panchaud, A., Csajka, C., Merlob, P., & Schaefer, C. (2011). Pregnancy Outcome Following Exposure to Topical Retinoids: A Multicenter Prospective Study. The Journal of Clinical Pharmacology.
Pregnancy Skincare 101: The Essential Safety Guide for Common Products & Ingredients. (2023). Diambil kembali dari www.bostondermadvocate.com.
Pregnancy Skincare, Here’s What You Can & Can’t Use. (2023). Diambil kembali dari cityskinclinic.com.
Putra, I. B., Jusuf , N. K., & Dewi , N. K. (2022). Skin Changes and Safety Profile of Topical Products During Pregnancy. JCAD.
Safe Skin Care During Pregnancy and Breastfeeding. (2023). Diambil kembali dari vitamedlaserclinic.ca.
Schleehauf, B. (2025). Dermatologist-approved pregnancy skin care. Diambil kembali dari www.aad.org.
Toxic Chemicals: Steps to Stay Safer Before and During Pregnancy. (2022). Diambil kembali dari www.acog.org.
Valeii, K. (2024). 12 Cosmetic Chemicals to Avoid During Pregnancy. Diambil kembali dari www.parents.com.
Welch, B. M., Keil, A. P., & Buckley, J. P. (2022). Associations Between Prenatal Urinary Biomarkers of Phthalate Exposure and Preterm Birth. JAMA Pediatrics.