Dalam masyarakat kita, istilah yatim dan piatu sering digunakan, namun tak jarang terjadi kesalahpahaman mengenai makna sebenarnya dari kedua kata tersebut. Kami dari tim WeCare.id akan membahas tentang perbedaan yatim dan piatu, serta mengapa kita perlu peduli terhadap mereka.
Daftar isi:
Memahami Perbedaan Yatim dan Piatu
Supaya tidak keliru memahami yatim, piatu, dan yatim piatu, berikut ini penjelasan mengenai apa itu yatim, piatu, dan yatim piatu.
Apa itu Yatim?
Jika kita mengkaji etimologi atau asal-usul kata, “yatim” berasal dari kata yang bermakna kesendirian atau terpisah. Dalam konteks budaya Arab, penggunaan kata yatim tidak terbatas pada anak yang kehilangan ayah saja, tetapi juga dipakai untuk menggambarkan kondisi kesendirian secara umum.
Hal ini tercermin dalam penggunaan istilah al-yatimah untuk mendeskripsikan seorang wanita yang hidup tanpa suami.
Dalam literatur Islam klasik, khususnya dalam karya at-Ta’rifat yang ditulis oleh ulama terkemuka Ali bin Muhammad al-Jurjani, dijelaskan bahwa dalam konteks manusia, kata yatim secara khusus merujuk pada seorang anak yang tidak lagi memiliki ayah karena kematian.
Dalam konteks Islam, yatim merujuk pada anak yang belum mencapai usia balig dan telah ditinggal wafat oleh ayahnya. Batas usia seorang anak disebut yatim adalah ketika ia telah memasuki usia balig dan dewasa.
Penting untuk diingat bahwa status yatim bukan hanya tentang kehilangan figur ayah, tetapi juga tentang hilangnya sumber nafkah utama dalam keluarga. Dalam banyak budaya, termasuk Islam, ayah memiliki tanggung jawab utama untuk menafkahi keluarga. Oleh karena itu, anak yatim sering kali menghadapi tantangan ekonomi selain kehilangan secara emosional.
Apa itu Piatu?
Piatu adalah istilah yang digunakan untuk anak yang telah kehilangan ibunya karena meninggal dunia. Dalam bahasa Arab, anak yang ditinggal wafat oleh ibunya disebut ‘ajiyy atau ‘ajiyyah. Meskipun kehilangan ibu juga merupakan hal yang berat, istilah piatu tidak sering disebutkan bersama yatim dalam konteks sosial dan agama.
Hal ini bukan berarti kehilangan ibu kurang penting, tetapi lebih karena peran tradisional ibu yang berbeda dari ayah. Ibu lebih sering diasosiasikan dengan peran pengasuhan dan dukungan emosional, sementara ayah lebih dikaitkan dengan peran pencari nafkah.
Dan Apa itu Yatim Piatu?
Yatim piatu merujuk pada anak yang telah kehilangan kedua orang tuanya karena meninggal dunia. Kondisi ini dianggap sebagai yang paling berat karena anak kehilangan baik figur ayah maupun ibu, yang berarti kehilangan sumber nafkah dan pengasuhan sekaligus.
Dalam konteks sosial dan agama, anak yatim piatu sering mendapat perhatian khusus karena dianggap paling rentan dan membutuhkan dukungan lebih banyak dari masyarakat sekitar. Mereka tidak hanya kehilangan dukungan finansial, tetapi juga kehilangan figur panutan dan sumber kasih sayang dalam keluarga inti.
Mengapa Harus Perhatian Terhadap Yatim dan Piatu
Setelah memahami perbedaan yatim dan piatu, pertanyaan selanjutnya adalah mengapa kita harus menyantuni anak yatim, piatu dan yatim piatu?
Perhatian terhadap anak yatim dan piatu bukan hanya anjuran moral, tetapi juga memiliki dasar kuat dalam ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam Islam, misalnya, ada banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang menekankan pentingnya menyayangi dan merawat anak yatim, di antaranya:
1. Surat Ad-Dhuha:9
2. An-Nisa:36
3. Orang yang merawat dan menyayangi anak yatim akan mendapat kedudukan istimewa di surga, di mana posisinya sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW, diibaratkan seperti betapa dekatnya dua jari yang bersebelahan.
Memberikan perhatian kepada anak yatim dan piatu memiliki banyak manfaat, baik bagi anak-anak tersebut maupun bagi masyarakat secara luas. Bagi anak-anak, perhatian ini dapat membantu mereka mengatasi trauma kehilangan, memberikan dukungan emosional, dan memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi.
Bagi masyarakat, ini merupakan bentuk solidaritas sosial yang dapat memperkuat ikatan komunitas. Selain itu, dari perspektif agama, merawat anak yatim dan piatu dipandang sebagai amal yang sangat mulia.
Bagaimana Cara Praktis Menolong Anak-anak Yatim dan Piatu
Nah, sekarang sudah jelas apa perbedaan yatim dan piatu juga alasan mengapa harus menyantuni mereka. Lalu, bagaimana cara untuk menolong mereka?
Ada banyak cara praktis untuk membantu anak-anak yatim dan piatu. Berikut beberapa di antaranya:
- Memberikan santunan berupa uang, makanan, atau pakaian. Bantuan ini dapat disalurkan langsung atau melalui lembaga yang terpercaya.
- Mengadopsi atau menjadi orang tua asuh bagi anak yatim piatu, jika memungkinkan.
- Membantu memenuhi kebutuhan pendidikan mereka, seperti membayar biaya sekolah atau menyediakan perlengkapan belajar.
- Memberikan dukungan emosional dengan mengunjungi mereka secara rutin dan mendengarkan cerita mereka.
- Menjadi relawan di panti asuhan atau lembaga sosial yang menampung anak-anak yatim dan piatu.
- Mengajak orang lain untuk ikut peduli dan membantu anak-anak yatim dan piatu.
- Membantu mengembangkan keterampilan hidup dan potensi mereka melalui pelatihan atau bimbingan.
Penting untuk diingat bahwa dalam membantu anak-anak yatim dan piatu, kita harus melakukannya dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan. Bantuan yang diberikan sebaiknya tidak hanya bersifat material, tetapi juga mencakup dukungan emosional dan spiritual.
Mari Berkontribusi dalam Memperbaiki Kehidupan Mereka
Dengan memahami perbedaan antara yatim, piatu, dan yatim piatu, serta pentingnya memberikan perhatian kepada mereka, kita dapat lebih bijak dalam memberikan bantuan. Setiap tindakan kecil yang kita lakukan dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan anak-anak yang kurang beruntung ini.
Mari Sobat WeCare bersama-sama menjadi bagian dari solusi dan memberikan harapan bagi masa depan mereka. Caranya dengan mengirimkan donasi melalui WeCare.id. Untuk kemudahan berdonasi, Sobat WeCare bisa mengunduh aplikasi WeCare.id.
Referensi
Mengapa Kita Harus Peduli Dengan Anak Yatim? Ini Jawabannya. (2024). Diambil kembali dari mizanamanah.or.id.
Pengertian Anak Yatim dan Piatu, Apakah Keduanya Sama? Simak Perbedaannya! (2023). Diambil kembali dari pantiyatim.or.id.
Santunan Anak Yatim: Cara Praktis Membantu Mereka dengan Ikhlas. (2024). Diambil kembali dari baznas.go.id.
Shaina, P. (2023). Perbedaan Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu dalam Islam. Diambil kembali dari blog.sahabatpedalaman.org.