Pendarahan di Otak Merenggut Nyawa Suami Najwa Shihab

Pendarahan di Otak Merenggut Nyawa Suami Najwa Shihab

Ibrahim Assegaf, pasangan hidup Najwa Shihab, menghembuskan nafas terakhirnya pada 20 Mei 2025, tepatnya hari Selasa, sekitar setengah tiga sore WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) yang berada di kawasan di Jakarta Timur. Penyebab kematiannya diduga akibat pendarahan di otak yang dalam istilah kedokteran disebut stroke hemoragik.

Kami akan menjelaskan apa itu stroke hemoragik dan penyebab pendarahan di otak secara lengkap di artikel berikut. Simak terus untuk informasi selengkapnya dari tim WeCare.id!

Apa Itu Stroke Hemoragik?

Pendarahan otak termasuk dalam kategori stroke hemoragik, yang merupakan jenis stroke yang lebih jarang terjadi dibandingkan stroke iskemik. Meskipun hanya sekitar 13% dari semua kasus stroke, stroke hemoragik cenderung lebih mematikan dibandingkan jenis stroke lainnya.

Stroke hemoragik adalah keadaan darurat medis di mana pecahnya pembuluh darah di otak menyebabkan pendarahan ke jaringan otak atau area sekitarnya. Perdarahan ini meningkatkan tekanan di dalam tengkorak dan merusak sel-sel otak, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Sekitar 10-15% dari seluruh kasus stroke adalah stroke hemoragik, dengan angka kematian mencapai 30-50% dalam 30 hari pertama. Melansir Ayosehat.kemkes.go.id, di Indonesia, stroke menjadi faktor utama kematian, dengan persentase 19,42% kasus menurut IHME 2019.

Jenis-Jenis Stroke Hemoragik

Perdarahan Intraserebral: Terjadi di dalam jaringan otak, sering disebabkan oleh hipertensi kronis yang melemahkan pembuluh darah kecil.

  • Perdarahan Subaraknoid: Darah terkumpul di antara otak dan selaput pelindungnya (meningen), umumnya akibat pecahnya aneurisma atau malformasi arteriovenosa (AVM).
  • Perdarahan subaraknoid lebih jarang tetapi berisiko tinggi menyebabkan komplikasi seperti hidrosefalus atau kejang berulang .

Penyebab dan Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ruptur pembuluh darah otak atau stroke hemoragik antara lain:

  • Hipertensi: Peningkatan tekanan darah yang tidak terpantau dapat mengakibatkan kerusakan pada lapisan pembuluh darah.
  • Aneurisma: Pembengkakan tidak normal pada dinding pembuluh darah yang memiliki risiko tinggi untuk pecah sehingga menyebabkan pendarahan.
  • Malformasi Arteri-Vena (AVM): Kelainan bawaan di mana pembuluh darah arteri dan vena terhubung langsung tanpa kapiler, meningkatkan risiko perdarahan.
  • Gangguan Pembekuan Darah: Konsumsi obat-obatan penghambat pembekuan darah atau kondisi medis seperti hemofilia.
  • Trauma Kepala: Cedera fisik dapat memicu perdarahan spontan.
  • Faktor risiko lain meliputi usia lanjut, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan riwayat keluarga dengan stroke .

Ciri-ciri Pecah Pembuluh Darah di Otak

Gejala pecah pembuluh darah di otak dapat muncul secara tiba-tiba dan meliputi:

  • Kemunculan rasa nyeri kepala yang begitu menyakitkan dan tiba-tiba, kerap kali diumpamakan seperti sambaran petir.
  • Mual, muntah, atau kehilangan kesadaran.
  • Kelemahan atau kelumpuhan di satu sisi tubuh.
  • Gangguan bicara, penglihatan kabur, atau kebingungan.
  • Kejang tanpa riwayat epilepsi.
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
  • Kehilangan kesadaran atau pingsan
  • Gejala perdarahan subaraknoid mungkin disertai kaku leher dan sensitivitas terhadap cahaya .

Diagnosis: Teknologi untuk Deteksi Cepat

Untuk mendiagnosis stroke hemoragik, dokter akan melakukan:

  • Pemeriksaan Fisik dan Neurologis: Menilai fungsi saraf dan mencari tanda-tanda stroke.
  • Pencitraan Otak: CT scan atau MRI digunakan untuk mendeteksi lokasi dan luasnya perdarahan.
  • Tes Laboratorium: Memeriksa kemampuan darah untuk membeku dan menilai faktor risiko lainnya.

Penanganan dan Pengobatan Pendarahan Otak

Penanganan stroke hemoragik bertujuan untuk menghentikan perdarahan, mengurangi tekanan di otak, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Beberapa langkah pengobatan meliputi:

  • Obat-obatan: Untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kejang, dan mengurangi pembengkakan otak.
  • Pembedahan: Dalam kasus tertentu, operasi diperlukan untuk mengangkat darah yang terkumpul, memperbaiki pembuluh darah yang pecah, atau menghilangkan AVM.
  • Rehabilitasi: Setelah kondisi stabil, pasien mungkin memerlukan terapi fisik, okupasi, atau bicara untuk memulihkan fungsi yang terganggu.

Pencegahan: Kurangi Risiko Sebelum Terlambat

Langkah pencegahan stroke hemoragik meliputi:

  • Kontrol Tekanan Darah: Targetkan tekanan di bawah 130/80 mmHg dengan diet rendah garam dan olahraga teratur.
  • Hindari Rokok https://blog.wecare.id/kanker-serviks/dan Alkohol: Keduanya meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah.
  • Skrining Aneurisma: Jika memiliki riwayat keluarga, lakukan MRI atau CT angiogram.
  • Manajemen Obat: Hindari penggunaan aspirin atau antikoagulan tanpa pengawasan dokter.
  • Kendalikan Stres: Tekanan mental juga sangat berpengaruh dalam mencegah stroke, sebab ia dapat mengganggu tidur, pola makan, dan stabilitas tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi pemicu stres dan mencari cara untuk mengatasinya.
  • Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi sayuran hijau dan biji-bijian utuh dapat memperkuat kesehatan pembuluh darah .

Prospek dan Tantangan Pemulihan

Tingkat kelangsungan hidup bergantung pada lokasi, ukuran perdarahan, dan kecepatan penanganan. Sekitar 50% pasien meninggal dalam bulan pertama, sementara penyintas sering mengalami cacat permanen seperti gangguan motorik atau kognitif. Dukungan keluarga dan terapi jangka panjang menjadi kunci meningkatkan kualitas hidup .

Kesadaran Publik: Kunci Menyelamatkan Nyawa

Melansir Jurnal AHA tahun 2017 edukasi tentang gejala stroke dan respons cepat dapat mengurangi keterlambatan penanganan. Program edukatif seperti kampanye “BE FAST” (Keseimbangan, Mata, Wajah, Lengan, Ucapan, Waktu) perlu disebarluaskan untuk meningkatkan kepekaan masyarakat.

BE FAST merupakan alat bantu sederhana untuk deteksi cepat gejala stroke.Dengan menambahkan “B” (Balance) untuk masalah keseimbangan dan “E” (Eyes) untuk gangguan penglihatan, alat ini meningkatkan akurasi identifikasi stroke dibandingkan metode FAST konvensional.

Penelitian menunjukkan bahwa FAST tradisional sering gagal mendeteksi stroke di area sirkulasi posterior (misalnya, pusing mendadak atau penglihatan ganda), sementara BE FAST mampu mengurangi keterlambatan diagnosis dengan mencakup gejala non-spesifik seperti limbung atau kehilangan penglihatan tiba-tiba.

Kombinasi pemeriksaan wajah asimetris, kelemahan lengan, bicara pelo, serta respons cepat (Time) memastikan pasien segera mendapat pertolongan medis, yang krusial untuk efektivitas terapi seperti trombolisis atau trombektomi.

Edukasi publik tentang BE FAST diharapkan meningkatkan kesadaran akan tanda darurat stroke dan menekan risiko kecacatan atau kematian.

Pembelajaran Penting dari Kematian Ibrahim

Kematian Ibrahim menyadarkan publik akan bahaya pendarahan di otak atau stroke hemoragik. Data Kemenkes memperlihatkan 1 dari 4 penduduk Indonesia berisiko terkena stroke akibat gaya hidup yang tidak sehat. Edukasi tentang gejala darurat dan pemeriksaan rutin menjadi kunci mengurangi angka kematian.

Dengan mengenali gejala dan faktor risikonya, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko terjadinya stroke hemoragik dapat dikurangi. Untuk Sobat WeCare atau keluarga yang menunjukkan tanda-tanda stroke, sangat penting untuk segera ke fasilitas medis demi peluang kesembuhan yang lebih baik.

Perlu wawasan penting lainnya seputar kesehatan terkini? Jelajahi situs web WeCare.id dan instal aplikasinya agar lebih mudah mendapatkan kabar terbaru.

Referensi

Administrator. (2023). JURNAL STROKE HEMORAGIK. Diambil kembali dari ejurnal.co.id.

Administrator. (2025). Stroke Hemoragik: Penyebab, Gejala, hingga Penanganan yang Harus Diketahui untuk Selamatkan Nyawa. Diambil kembali dari rspp.co.id/.

Aroor, S., Singh, R., & Goldstein, L. B. (2017). BE-FAST (Balance, Eyes, Face, Arm, Speech, Time): Reducing the Proportion of Strokes Missed Using the FAST Mnemonic. Diambil kembali dari www.ahajournals.org.

Atmadja, A. S. (2025). Mengenal Stroke Hemoragik: Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya. Diambil kembali dari royalprogress.com.

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. (2023). Kenali Stroke dan Penyebabnya. Diambil kembali dari ayosehat.kemkes.go.id.

Hemorrhagic stroke. (2023). Diambil kembali dari www.health.harvard.edu.

Inayah, G. (2023). Kelola Komorbid dan Stres Untuk Cegah Stroke. Diambil kembali dari ayosehat.kemkes.go.id.

Kusumastuti, R. A. (2025). Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Meninggal Dunia karena Stroke, Ini Penjelasan Penyakitnya…. Diambil kembali dari health.kompas.com.

Let’s Talk About Hemorrhagic Stroke. (2023). Diambil kembali dari www.stroke.org.

Sari, P. P. (2025). Profil Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab yang Meninggal Dunia. Diambil kembali dari www.metrotvnews.com.

Unnithan, A. K., Das, J. M., & Mehta, P. (2023). Hemorrhagic Stroke. Diambil kembali dari www.ncbi.nlm.nih.gov.

Widyawati. (2019). Begini Cara Mengenali Gejala Stroke. Diambil kembali dari kemkes.go.id.