Melihat Program Kerja Capres dan Cawapres di Bidang Kesehatan

Melihat Program Kerja Capres dan Cawapres di Bidang Kesehatan

Menjelang pemilihan Presiden 2024, Indonesia masih harus menghadapi beberapa tantangan di bidang kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sebut saja masalah tengkes atau stunting, pengendalian penyakit menular hingga masih belum meratanya pelayanan kesehatan. 

Padahal hidup sehat merupakan hak asasi setiap manusia yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar 1945, sudah sangat jelas bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Jadi, sudah sangat jelas jika hidup sehat merupakan investasi jangka panjang sebuah negara.

Klik Untuk Donasi - Bantu Wujudkan Indonesia Bebas Stunting
  1. Terdanai Rp.27,406,876
  2. Pencapaian 23.73%
  3. Donatur 332

Beberapa indikator yang menunjukkan kesehatan masih menjadi tantangan di Indonesia yaitu Indonesia menempati urutan tertinggi ke-27 dari 154 negara yang memiliki data tengkes atau stunting menurut UNICEF dan WHO. Selain itu, Indonesia tercatat menempati posisi kedua dengan jumlah penderita tuberkulosis terbanyak di dunia setelah India, diikuti China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Republik Demokratik Kongo secara berurutan.

Nah, mendekati pemilihan Presiden pada tanggal 14 Februari nanti, sudah tahu belum apa saja yang menjadi program kerja para pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden di bidang kesehatan? Yuk, cari tahu melalui artikel ini.

Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar

Berikut ini program kerja pasangan Anies Baswedan di bidang kesehatan.

  • Membangun satu rumah sakit kelas A di tiap provinsi dengan keterpaduan layanan rujukan
  • Mewujudkan sistem rujukan pelayanan bagi peserta JKN yang lebih mudah dan berorientasi keselamatan pasien
  • Pemberian insentif bagi kader kesehatan
  • Ketersediaan tenaga medis dan tenaga kesehatan di setiap fasilitas layanan kesehatan dengan pemberian tunjangan khusus
  • Menurunkan prevalensi tengkes dari 21,6% (2022) menuju 11,00%-12,5% (2029) melalui pendampingan ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak
  • Menghadirkan tempat penitipan anak berbasis komunitas
  • Mengubah status Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dari mahasiswa menjadi tenaga kesehatan
  • Mendorong hadirnya konselor kesehatan mental (psikolog) di puskesmas dan menyediakan layanan konseling daring gratis berkolaborasi dengan lembaga dan komunitas yang ada
  • Menyediakan layanan pusat krisis hotline 24 jam di tiap kabupaten/ kota yang terintegrasi dengan layanan rumah sakit dan rumah aman

Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

Berikut ini program kerja dari pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

  • Membangun rumah sakit lengkap berkualitas di kabupaten
  • Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia: Peningkatan BPJS Kesehatan dan penyediaan obat untuk rakyat
  • Menaikkan gaji ASN tenaga kesehatan
  • Menambahkan Kartu Anak Sehat yang dimasukkan dalam program perlindungan sosial dan kesehatan sebagai penanggulangan tengkes
  • Cegah tengkes dengan Program Gizi Seimbang dan Gerakan Emas (Emak-emak dan Anak-anak Minum Susu)
  • Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil
  • Menurunkan kasus TBC 50% dalam 5 tahun
  • Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis
  • Menurunkan hingga menghapuskan bea masuk alat kesehatan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri

Alami Cacat Lahir pada Kerongkongannya Hingga Gizi Kurang, Habib Butuh Pertolongan Segera!

Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD

Berikut ini program kerja dari pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

  • 1 desa-1 puskesmas/ pustu-1 dokter/ nakes
  • Menetapkan standar waktu pelayanan pasien BPJS Kesehatan, baik di Posyandu, puskesmas atau rumah sakit
  • Layanan konsul keliling (koling)
  • Membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas dan seluruh rumah sakit umum
  • Target prevalensi tengkes dibawah 9 persen
  • Mendukung program 1.000 hari pertama dan pasokan gizi anak hingga usia 5 tahun
  • Mendukung gizi dan akses layanan kesehatan selama masa kehamilan dan menyusui
  • Penyediaan nomor darurat kesehatan mental 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya
  • Membentuk lembaga komunikasi krisis untuk tangani masalah kesehatan mental

Jadi, sudahkah kamu menentukan pilihan kamu? Selain fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memadai dan belum merata, yang masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia adalah sulitnya menjangkau fasilitas kesehatan karena ketiadaan biaya. Akibatnya angka kesehatan masyarakat miskin masih rendah. Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil dan sulit mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu, mari bersama kita bantu pasien-pasien yang membutuhkan bantuan untuk melanjutkan pengobatan dengan berdonasi melalui WeCare.id. Bantuan terbaik kamu bisa diberikan melalui website WeCare.id atau dengan aplikasi yang bisa kamu unduh melalui App Store dan Google Play.