Pada pertengahan tahun 2025, isu pandemi Covid-19 (virus corona) kembali menjadi sorotan utama di kawasan Asia. Setelah sempat mereda, sejumlah negara di wilayah ini kembali melaporkan peningkatan kasus akibat kemunculan varian baru serta menurunnya daya tahan tubuh masyarakat.
Kami dari tim WeCare.id akan menyajikan ulasan lengkap mengenai situasi terkini virus corona, penyebab dan langkah antisipasi yang diambil negara-negara Asia.
Daftar isi:
Negara-Negara yang Terdampak Gelombang Baru Covid-19 Hari Ini
Sejak Mei 2025, negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, India, dan China melaporkan kenaikan signifikan kasus infeksi virus corona. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kasus global mencapai lebih dari 91.000 dalam 28 hari terakhir hingga 11 Mei, dengan lonjakan terbesar terjadi di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Menurut siaran pers dari Kementerian Kesehatan Singapura, negara tersebut mencatat 14.200 kasus mingguan, diiringi peningkatan signifikan pasien rawat inap dari rata-rata 102 menjadi 133 per hari.
Malaysia mencatat rata-rata 600 kasus per minggu. Pemerintah setempat mengeluarkan peringatan waspada, meski angka kematian tetap rendah.
Sejak April, Hong Kong mengalami peningkatan Covid-19. Hal ini terlihat dari tingginya konsentrasi virus di limbah dan banyaknya hasil tes positif. Otoritas kesehatan memperkirakan aktivitas virus akan tetap tinggi selama satu hingga dua bulan ke depan.
Thailand dan China juga melaporkan lonjakan, dengan China mencatat lebih dari 168.000 kasus pada April. Varian Omicron sub-lini XDV mendominasi di negara tersebut.
India mencatat lebih dari 1.000 kasus aktif, dengan beberapa negara bagian seperti Kerala dan Maharashtra menjadi pusat kenaikan kasus.
Penyebab Angka Kenaikan Covid Hari Ini
Ada beberapa penyebab utama peningkatan kasus infeksi virus corona di Asia selama 2025:
- Varian Terbaru
Lonjakan kasus di Asia tidak lepas dari kemunculan varian-varian covid-19 baru yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi. Varian NB.1.8.1 pertama kali terdeteksi pada Januari 2025 dan dilaporkan menjadi penyebab lonjakan kasus di China dan mulai menyebar ke negara-negara lain. Varian ini dan telah menyebar ke 22 negara, termasuk Thailand dan Hong Kong.
NB.1.8.1 dikenal memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya, meskipun tidak menyebabkan gejala yang lebih parah. Varian NB.1.8.1 yang masuk kategori Variant Under Monitoring (VUM) menjadi sorotan utama.
Selain itu, varian JN.1 juga menjadi pemicu lonjakan Covid-19 di Asia pada Mei 2025. Varian turunan JN.1 ini menyumbang 10,7% sekuens global per Mei 2025, meningkat pesat dari 2,5% empat minggu sebelumnya 24. Varian-varian ini menunjukkan kemampuan adaptasi virus yang terus berkembang, membuat upaya pengendalian menjadi lebih menantang.
- Penurunan Kekebalan Penduduk
Masih banyak penduduk, khususnya kelompok lanjut usia, yang belum memperoleh dosis penguat (booster) terkini. Kekebalan yang menurun membuat kelompok rentan lebih mudah terinfeksi dan berpotensi mengalami gejala berat.
- Mobilitas Tinggi
Banyak agenda internasional, seperti konser dan pertemuan bisnis, meningkatkan pergerakan masyarakat lintas negara. Hal ini memperbesar peluang penularan, terutama di pusat-pusat keramaian dan transportasi publik.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Peningkatan kasus menyebabkan kenaikan jumlah pasien di rumah sakit, terutama di Singapura dan Hong Kong. Meski demikian, tingkat keparahan penyakit dan angka kematian tetap stabil, berkat tingkat vaksinasi dasar yang cukup tinggi serta kesigapan layanan kesehatan.
Di India, pemerintah daerah memperkuat kesiapan rumah sakit dengan memastikan ketersediaan oksigen, ICU, dan ventilator. Pemerintah juga menyediakan hotline khusus Covid-19 agar bisa merespons lonjakan kasus dengan cepat.
Lonjakan kasus infeksi virus corona di Asia tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga mempengaruhi pasar finansial regional.
Laporan Bloomberg menyebutkan saham-saham perusahaan yang memproduksi alat tes dan vaksin untuk infeksi virus corona mengalami kenaikan signifikan. Misalnya, Sugentech Inc. dari Korea Selatan naik 29% dan Daiichi Sankyo di Jepang naik 7,4%.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar mengantisipasi peningkatan permintaan produk kesehatan terkait Covid-19.
Langkah Antisipasi dan Imbauan Pemerintah
Negara-negara Asia segera mengambil langkah antisipatif guna mencegah lonjakan lebih besar:
- Peningkatan Pengamatan dan Deteksi Dini
Langkah antisipasi diambil dengan memperkuat pengawasan, mempercepat mekanisme pelaporan kasus, dan meningkatkan skrining di berbagai pintu masuk negara.
- Imbauan Booster Vaksin
Kelompok berisiko tinggi, seperti manula dan penderita penyakit penyerta (komorbid), sangat disarankan segera mendapat vaksin booster guna memperkuat proteksi terhadap varian terbaru.
- Protokol Kesehatan Diperketat
Masyarakat di kawasan Asia, tak terkecuali Indonesia, perlu menggencarkan kembali sikap waspada menghadapi ancaman Covid-19. Penggunaan cuci tangan, dan jaga jarak kembali digalakkan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan penderita penyakit komorbid.
- Pengawasan Mobilitas
Masyarakat yang baru kembali dari luar negeri diminta segera melapor jika mengalami gejala pernapasan, untuk pemeriksaan dan observasi lebih lanjut.
- Isolasi Mandiri
Tinggal di rumah saat merasa tidak sehat untuk mencegah penularan.
Situasi di Indonesia: Tetap Waspada Meski Tren Turun
Di tengah lonjakan di negara tetangga, Indonesia justru menunjukkan tren penurunan kasus. Pada minggu ke-19 tahun 2025 atau awal Mei, tercatat ada 28 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia, menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan, angka ini masih dalam batas yang dapat dikendalikan.
Berdasarkan pemantauan Kementerian Kesehatan RI hingga minggu ke-19 tahun 2025, situasi penyebaran virus di Indonesia masih dinyatakan terkendali dan aman. Pernyataan ini memberikan keyakinan bahwa sistem kesehatan Indonesia mampu menangani situasi saat ini.
Jakarta sebagai ibu kota juga menunjukkan angka yang terkendali. Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan ada 35 kasus infeksi virus corona di Jakarta sepanjang 2025, yang tersebar di berbagai wilayah metropolitan.
Saat ini, varian MB.1.1 menjadi yang paling dominan. Meski begitu, belum ada peningkatan signifikan dalam kasus infeksi virus corona yang parah atau kematian. Namun, pemerintah tetap mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi mereka yang berencana bepergian ke negara lain.
Surat edaran dikeluarkan untuk memperkuat deteksi dini dan respons cepat jika terjadi kasus baru.
Infeksi Virus Corona Belum Berakhir, Tetap Siaga
Lonjakan kasus Covid-19 di Asia tahun 2025 ini menjadi bukti bahwa virus masih aktif bermutasi dan potensial menyebabkan gelombang infeksi. Varian baru, penurunan imunitas, dan mobilitas tinggi menjadi tantangan utama. Masyarakat diimbau tetap waspada, mengikuti informasi resmi, dan menjaga kesehatan diri serta keluarga.
Apakah ulasan seputar lonjakan infeksi virus corona di Asia menarik untuk Sobat WeCare? Jika membutuhkan informasi penting lain seputar kesehatan, jangan lupa kunjungi blog WeCare.id. dan unduh aplikasinya.
Referensi
Alam, S. O. (2025). Daftar Negara di Asia yang Dilaporkan Alami Kenaikan Kasus COVID-19. Diambil kembali dari www.detik.com.
Cha, S. (2025). Covid Test, Vaccine Maker Stocks Jump As Cases Surge in Asia. Diambil kembali dari www.bloomberg.com.
Daftar Negara dengan Lonjakan Kasus Covid-19 Tertinggi di Asia. (2025). Diambil kembali dari www.cnnindonesia.com.
Mukherjee, V. (2025). India, Thailand, Singapore see uptick in Covid cases; WHO urges vigilance. Diambil kembali dari www.business-standard.com.
P, M. Y., & Sulistiyandar, R. (2025). Govt issues warning as Asian COVID-19 cases surge. Diambil kembali dari en.antaranews.com.
Pristiandaru, D. L. (2025). Daftar Negara di Asia yang Laporkan Lonjakan Kasus Covid-19. Diambil kembali dari www.kompas.com.
Rokom. (2025). COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada. Diambil kembali dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
The pandemic isn’t over: New COVID cases are on the rise in Hong Kong, Singapore, Thailand, and other Southeast Asian countries – should you be worried? (2025). Diambil kembali dari economictimes.indiatimes.com.
Tim News. (2025). Kemenkes Catat Kenaikan Kasus COVID-19 di Asia, Indonesia Trennya Menurun. Diambil kembali dari www.liputan6.com.
Ulya, F. N. (2025). Kemenkes Pastikan Covid-19 Varian XEC Belum Merebak di Indonesia. Diambil kembali dari nasional.kompas.com.
UPDATE ON COVID-19 SITUATION. (2025). Diambil kembali dari www.moh.gov.sg.
Wiryono, S. (2025). Covid-19 Kembali Mengganas di Asia Tenggara, Bagaimana dengan Indonesia? Diambil kembali dari nasional.kompas.com.
Sumber Featured Image : Hakan Nural on Unsplash