Heboh! Kurs Dolar AS ke Rupiah Anjlok di Level Rp8.170

Heboh! Kurs Dolar AS ke Rupiah Anjlok di Level Rp8.170

Pada Sabtu, 1 Februari 2025, jagat maya Indonesia dihebohkan oleh sebuah fenomena yang mengejutkan. Google Finance menampilkan kurs dolar AS ke rupiah yang anjlok drastis ke level Rp8.170,65. Tentu saja, hal ini memicu berbagai reaksi dan spekulasi di kalangan netizen. Kami dari Tim WeCare mencoba menelusuri fakta tersebut. Apakah benar rupiah menguat? 

Awal Mula Kehebohan

Semua bermula ketika pengguna internet melakukan pencarian “USD to IDR” di Google Finance. Hasilnya sungguh mengejutkan: nilai tukar dolar AS ke rupiah tercatat di angka 8.170,65. Ini berarti terjadi penurunan tajam sebesar 50,04% dibandingkan hari sebelumnya. 

Bahkan, Euro pun ikut terdampak, dengan nilai tukarnya terhadap rupiah berada di kisaran 8.348.

Tak pelak, fenomena ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya platform X (dahulu Twitter). Berbagai akun mulai membahas dan menanggapi fenomena tersebut, dengan banyak netizen yang mengaitkannya dengan kemungkinan adanya kesalahan dalam proses pengambilan data. 

Istilah-istilah seperti “error” dan “1 USD” menjadi topik trending, menunjukkan betapa besar perhatian publik terhadap isu yang tampak aneh ini. Jadi sebenarnya apakah harga Dolar As turun atau naik? 

Realita di Balik Kurs Dolar As ke Rupiah

Meski tampilan Google Finance menunjukkan angka yang fantastis, kenyataannya jauh berbeda. Berdasarkan data resmi dari Bank Indonesia (BI), kurs jual rupiah pada saat itu sebenarnya berada di level Rp 16.340,30 per dolar AS, sementara kurs beli di Rp 16.177,70. Kurs JISDOR (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) tercatat sebesar Rp 16.312,00.

Sumber-sumber lain seperti Xe.com, layanan e-rate BCA, dan Livin Mandiri juga menunjukkan harga dolar AS ke rupiah yang konsisten di kisaran Rp 16.300 – Rp 16.357 per dolar AS. Ini membuktikan bahwa angka yang ditampilkan Google jauh dari realitas pasar valuta asing.

Tanggapan Pihak BI dan Google

Bank Indonesia memberikan klarifikasi. Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior BI, menegaskan bahwa posisi rupiah di level 8.000-an disebabkan oleh masalah di Google, bukan cerminan kondisi pasar yang sebenarnya. BI bahkan telah melaporkan masalah ini ke tim Google untuk ditindaklanjuti.

Menanggapi kehebohan ini, perwakilan Google segera angkat bicara. Mereka mengakui adanya masalah yang mempengaruhi informasi kurs dolar AS ke rupiah di mesin pencari mereka. 

Google menjelaskan bahwa kesalahan tersebut berasal dari data pihak ketiga yang mereka gunakan. Mereka berjanji untuk segera menghubungi penyedia data dan memperbaiki kesalahan tersebut secepat mungkin.

Insiden Serupa Pernah Terjadi

Ternyata, kejadian seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. Pada Februari 2024, Malaysia juga mengalami insiden serupa di mana Google menampilkan nilai tukar ringgit terhadap dolar AS yang tidak akurat. 

Bank Negara Malaysia (BNM) saat itu meminta penjelasan dari Google dan meminta langkah korektif untuk mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.

Insiden-insiden ini menyoroti pentingnya verifikasi data dan keandalan sumber informasi, terutama yang berkaitan dengan data finansial yang sensitif.

Sejarah Nilai Tukar Rupiah

Meski nilai Rp 8.000-an per dolar AS terdengar menggiurkan, perlu diingat bahwa rupiah pernah berada di level tersebut di masa lalu. Setidaknya pada tahun 1999 dan 2011, rupiah pernah menyentuh kisaran Rp 8.000-an per dolar AS. Namun, konteks ekonomi saat itu sangat berbeda dengan kondisi saat ini.

Krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial global 2008 menjadi faktor utama yang mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap AS dolar di masa lalu. Saat ini, kondisi ekonomi Indonesia relatif lebih stabil, meskipun tetap menghadapi tantangan global.

Pentingnya Cross-Check Informasi

Insiden “anjloknya” kurs dolar AS ke rupiah di Google Finance pada 1 Februari 2025 menjadi pengingat penting bagi kita semua. Di era informasi digital yang serba cepat, kemampuan untuk memverifikasi data dan mengakses sumber terpercaya menjadi keterampilan yang semakin krusial.

Penting untuk selalu kritis dan melakukan verifikasi terhadap data yang kita terima, terutama yang berkaitan dengan informasi finansial. Koordinasi cepat antara BI dan Google untuk mengklarifikasi masalah ini membuat masyarakat tidak lagi harus menerka-nerka apakah dolar naik atau turun.

Apakah Sobat WeCare termasuk salah satu netizen yang ikut bertanya-tanya ketika melihat nilai kurs dolar AS ke rupiah yang anjlok? Sayangnya ini hanya sebuah eror. Daripada sedih karena dolar tidak jadi turun ke angka Rp8.000-an, yuk kunjungi blog WeCare.id dan dapatkan info menarik lainnya. Unduh juga aplikasi WeCare.id untuk kenyamanan mencari informasi.

Referensi

Deny, S. (2025). Fakta-Fakta Google Catat Kurs Rupiah jadi 8.000-an per Dolar AS. Diambil kembali dari www.liputan6.com.

Tim Kompas.com. (2025). Heboh Kurs Dollar AS Anjlok Jadi Rp 8.170,65: Ternyata Google Error, Nilai USD Justru Berpotensi Menguat. Diambil kembali dari www.kompas.com.

Melani, A. (2025). Dolar AS Tiba-Tiba Merosot ke Rp 8.170, Ini Tanggapan Bank Indonesia. Diambil kembali dari www.liputan6.com.

Puspadini, M. (2025). Heboh Dolar Anjlok ke Rp8.170 di Google, Segini Nilai Aslinya. Diambil kembali dari www.cnbcindonesia.com.

Uly, Y. A. (2025). Kapan Terakhir Kali Kurs Rupiah Sentuh Rp 8.000 Per Dollar AS? Diambil kembali dari money.kompas.com.