Bagi semua orang tua kesembuhan anak adalah yang nomor satu. Mereka akan melakukan apa pun agar anak mereka bisa segera mendapat pengobatan. Begitu pula yang ada di benak orang tua Azkia, bayi mungil yang divonis menderita bronkopneumonia bilateral dan gizi buruk.
Ketika Azkia kesakitan, Pak Yadi langsung memboyong anak ketiganya tersebut ke rumah sakit. Saat masuk rumah sakit, Azkia tidak menggunakan BPJS. Setelah enam hari, barulah Pak Yadi menggunakan BPJS untuk pengobatan Azkia. Malang, ternyata kartu BPJS tersebut belum bisa digunakan untuk pembayaran. Kebingungan Pak Yadi semakin bertambah karena Azkia butuh perawatan lanjutan.
Daftar isi:
Apa Itu Bronkopneumonia Bilateral?
Bronkopneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang ditandai dengan peradangan di saluran pernapasan dan kantong udara di paru-paru. Peradangan sebabkan peningkatan lendir dan bisa juga disertai suara napas yang tak normal. Sering kali penyebabnya adalah bakteri dan umum terjadi pada anak-anak. Penyakit ini adalah salah satu penyebab utama rawat inap dan kematian pada anak di bawah 5 tahun.
Istilah bilateral berarti peradangan terjadi di kedua sisi paru-paru, kanan dan kiri. Jadi, bronkopneumonia bilateral, berarti ada peradangan di saluran dan jaringan paru-paru pada kedua sisi. Pengobatannya biasanya memerlukan waktu antara 7-14 hari.
Alami Bronkopneumonia dan Gizi Buruk Sejak Lahir, Yuk Bantu Kesembuhan Bayi Azkia!
Seperti Apa Gejalanya?
Gejala dan tingkat keparahannya dapat bervariasi, tetapi sering termasuk batuk, kesulitan bernapas, dan demam. Kemungkinan gejala bisa lebih parah jika pasien termasuk dalam kategori berisiko tinggi. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena bronkopneumonia termasuk bronkopneumonia bilateral adalah:
- Usia: Orang berusia 65 tahun ke atas dan anak-anak berusia 2 tahun atau lebih muda memiliki risiko lebih tinggi.
- Lingkungan: Mereka yang bekerja atau sering mengunjungi rumah sakit atau panti jompo memiliki risiko lebih tinggi.
- Gaya hidup: Merokok, nutrisi buruk, dan penggunaan alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko.
- Kondisi medis: Penyakit paru kronis (seperti asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)), HIV/AIDS, sistem kekebalan yang lemah, penyakit kronis (seperti penyakit jantung atau diabetes), penyakit autoimun (seperti rheumatoid arthritis atau lupus), kanker, batuk kronis, kesulitan menelan, dan dukungan ventilator.
- Untuk individu yang termasuk dalam kelompok berisiko, direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang tips pencegahan dan pengelolaan.
Komplikasi
Baik bronkopneumonia atau bronkopneumonia bilateral bila tidak diobati atau parah bisa menyebabkan komplikasi. Kondisi komplikasi ini banyak terjadi pada kelompok berisiko seperti anak-anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Karena mempengaruhi pernapasan seseorang, bronkopneumonia bisa menjadi sangat serius dan kadang-kadang bisa menyebabkan kematian. Komplikasi bronkopneumonia di antaranya:
- Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS): Bentuk gagal napas yang lebih parah dan berbahaya.
- Gagal napas: Terjadi ketika pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru tidak berfungsi dengan baik. Orang dengan kondisi ini mungkin memerlukan ventilator untuk membantu bernapas.
- Abses paru-paru: Kantong berisi nanah yang terbentuk di dalam paru-paru.
- Sepsis: Dikenal juga sebagai keracunan darah, terjadi ketika infeksi memicu respons imun berlebihan yang merusak organ dan jaringan tubuh, berpotensi menyebabkan kegagalan organ ganda.
- Terdanai Rp.1,204,000
- Pencapaian 28.14%
- Donatur 22
Pencegahan Bronkopneumonia
Vaksinasi dapat mencegah beberapa bentuk bronkopneumonia, termasuk bronkopneumonia bilateral. American Lung Association (ALA) atau Asosiasi Paru-Paru Amerika merekomendasikan anak-anak di bawah lima tahun dan orang dewasa di atas 65 tahun untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai vaksinasi terhadap pneumonia pneumokokus. Rekomendasi ALA lainnya adalah:
- Vaksinasi terhadap penyakit lain yang bisa menyebabkan pneumonia seperti flu, campak, cacar air, Hib, atau pertusis.
- Konsultasi dengan dokter tentang pencegahan pneumonia dan infeksi lainnya bagi penderita kanker atau HIV.
- Mencuci tangan secara rutin untuk menghindari kuman.
- Tidak merokok karena merokok merusak kemampuan paru-paru melawan infeksi.
- Memahami dan mengenali gejala pneumonia.
Mari Ulurkan Tangan untuk Bantu Azkia Melawan Bronkopneumonia Bilateral
Bayi Azkia kini menunggu uluran tangan TemanPeduli untuk biaya pengobatannya. Pak Yadi, ayahnya, hanya seorang buruh proyek serabutan yang tak bisa mendapatkan penghasilan tetap. Kondisi ekonominya yang serba kekurangan membuat Pak Yadi tak memiliki dana untuk membayar perawatan Azkia selama di rumah sakit. Padahal Azkia juga harus melakukan perawatan lanjutan.
Selain itu, bayi Azkia juga mengalami gizi buruk yang tentunya memperburuk kondisi penyakit bronkopneumonia bilateral yang diidapnya. Mari ringankan beban Pak Yadi dan Azkia dengan berdonasi melalui WeCare.id. TemanPeduli bisa klik kampanye penggalangan dana untuk Azkia dan kirimkan donasi melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di App Store atau Google Play.
Yuk, mari bantu bayi Azkia untuk sembuh dari penyakitnya bersama WeCare.id.
Referensi
Apa itu bronchopneumonia bilateral? (2020). Diambil kembali dari alodokter.com.
Charles, S. (2022). What Is Bronchopneumonia? Diambil kembali dari verywellhealth.com.
Corrin, B., & Nicholson, A. G. (2011). Chapter 5 – Infectious diseases. Dalam B. Corrin, & A. G. Nicholson, Pathology of the Lungs.
Kandola, A. (2023). What is bronchopneumonia? Diambil kembali dari medicalnewstoday.com.Martel, J. (2019). Bronchopneumonia: Symptoms, Risk Factors, and Treatment. Diambil kembali dari healthline.com.
Sumber Featured Image : Christian Bowen on Unsplash