TBC (tuberkulosis) atau yang lebih sering disingkat menjadi TB, merupakan penyakit infeksi serius yang umumnya menyerang paru-paru. Bakteri yang menyebabkan TBC paru dapat menyebar dari satu orang ke orang lain lewat percikan air liur yang menyebar ke udara ketika orang tersebut batuk atau bersin. Selain tuberkulosis yang menyerang paru-paru, masih banyak lagi jenis TB lain yang mungkin menyerang organ tubuh kita.
Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia, WHO, TBC adalah salah satu dari 10 penyakit paling mematikan di dunia. Pada tahun 2016 saja, ada setidaknya 1,7 juta orang yang meninggal karena penyakit ini. Tuberkulosis diketahui paling sering terjadi di negara berkembang.
Daftar isi:
Klik Untuk Donasi - Menderita Meningitis, Nadhira Membutuhkan Bantuanmu!- Terdanai Rp.7,611,092
- Pencapaian 13.28%
- Donatur 19
Penyebab TBC
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis. Ada berbagai jenis TB dan beberapa di antaranya kebal terhadap pengobatan. Bakteri bisa menyebar melalui percikan air ludah orang yang terinfeksi yang menyebar di udara. Penularan terjadi ketika pengidapnya bersin, batuk, berbicara bahkan bernyanyi. Karena itu, menghindari penderitanya adalah cara pencegahan terbaik yang bisa kamu lakukan agar tidak tertular.
Jika kamu terinfeksi bakteri namun sistem kekebalan tubuh kamu baik, gejala mungkin tidak akan timbul. Kondisi ini dikenal dengan sebutan TB laten atau TBC yang tidak aktif. Meski tidak menular, tapi seiring berjalannya waktu, ini bisa menjadi penyakit aktif. Menurut data dari WHOTrust Source, sekitar seperempat populasi di dunia menderita TB laten.
Kejang dari Lahir, Ayo Bantu Ringankan Penderitaan Aqilla!
Pengobatan TBC
Kebanyakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dapat diobati dengan konsumsi antibiotik selama satu atau dua minggu. Tapi hal ini tidak berlaku bagi pasien penderita tuberkulosis. Orang yang didiagnosis dengan penyakit TB aktif harus mengonsumsi obat selama 6 sampai 9 bulan. Pengobatan lengkap ini harus dituntaskan karena jika tidak, penyakitnya bisa kambuh kembali. Jika kamu mengalami kekambuhan, bakteri akan menjadi kebal pada obat dan akhirnya semakin sulit disembuhkan.
Adapun kombinasi obat yang biasa diresepkan untuk penderita TB adalah isoniazid, pirazinamida, rifampisin, rifapentine dan lain sebagainya. Beberapa jenis obat ini diketahui dapat memengaruhi fungsi hati sehingga pasiennya harus waspada terhadap masalah kerusakan hati. Gejala yang muncul dari efek samping obat ini antara lain kehilangan nafsu makan, urin yang berwarna gelap, demam hingga lebih dari 3 hari, mual dan muntah yang tidak bisa dijelaskan hingga sakit kuning.
Klik Untuk Donasi -Jenis-jenis TB Lain Selain TBC Paru
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bakteri penyebab tuberkulosis bisa menyerang organ tubuh lain selain paru-paru. Jenis tuberkulosis yang tidak menyerang area sistem pernapasan disebut dengan extrapulmonary TB.
Salah satu jenis TB lain yang banyak diderita orang adalah TB kelenjar atau limfadenitis. Penyakit ini terjadi karena adanya radang akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang bagian lain tubuh yakni kelenjar getah bening di leher. Ciri-ciri yang timbul bisa berupa pembengkakan kelenjar getah bening, demam tinggi, turunnya berat badan, kelelahan hingga berkeringat di malam hari.
Klik Untuk Donasi - Bantu Adik Jawidah Sembuh dari Radang Selaput Otak- Terdanai Rp.612,000
- Pencapaian 5.72%
- Donatur 9
Selanjutnya ada TB tulang yang dapat menginfeksi tulang belakang dan sistem persendian. Meski jarang terjadi, kasus TB tulang umumnya menyerang negara-negara yang memiliki pengidap HIV tinggi. Selain itu tuberkulosis juga bisa menyerang area genital, hati bahkan otak.
Karena tingginya angka penderita dan mahalnya biaya pengobatannya, banyak penderita TBC yang sulit sembuh di Indonesia. Nah, untuk kamu yang ingin berbagi rezeki untuk mendukung kesembuhan mereka sekaligus meningkatkan awareness lewat leaflet TBC, WeCare.id siap menjadi perantara untuk kamu. Ayo download aplikasi WeCare.id di ponselmu dan kirim donasimu sekarang juga!
Referensi:
Nall, R. (2018). Tuberculosis. healthline.com.
Mayo Clinic (2019). Tuberculosis. mayoclinic.org
Thakkar, K dkk (2020). Lymphadenopathy: Differentiation between Tuberculosis and Other Non-Tuberculosis Causes like Follicular Lymphoma. ncbi.nlm.nih.gov
Trifiana, A (2020). Jenis TB, dari yang Umum Terjadi Hingga yang Langka. sehatq.com