Pada bulan Mei warga Kabupaten Ciamis, tepatnya Desa Cisontrol, digegerkan oleh kasus mutilasi yang dilakukan oleh seorang penduduknya. Pelaku yang bernama Tarsum memutilasi istrinya, Yanti. Dugaan sementara penyebab pelaku memutilasi istrinya karena depresi. Warga menyebutkan pelaku alami depresi akibat utang setelah bisnisnya bangkrut. Apakah depresi yang dialami pelaku termasuk gangguan mental?
Daftar isi:
Mengenal Gangguan Mental
Dikenal dengan istilah mental illness/disorder, gangguan mental atau jiwa merupakan kondisi medis yang memengaruhi pemikiran, suasana hati, perasaan, kemampuan berinteraksi, juga fungsi keseharian seseorang. Kondisi ini bisa disamakan seperti penyakit diabetes yang merupakan gangguan pankreas. Kerusakan pankreas dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Gangguan jiwa dapat mempengaruhi siapa saja tanpa memandang usia, ras, atau latar belakang dan hal ini bukanlah akibat kelemahan pribadi atau kurangnya karakter. Beberapa jenis kondisi kesehatan mental yang serius di antaranya depresi berat, skizofrenia, gangguan bipolar, OCD, gangguan kecemasan, PTSD, dan gangguan kepribadian ambang.
Gangguan mental dapat diobati, dan banyak individu dapat merasakan kelegaan dari gejala melalui pengobatan yang tepat.
Klik Untuk Donasi - Alami Kelainan Jantung Bawaan, Kirana Butuh Biaya untuk Berobat!- Terdanai Rp.2,990,000
- Pencapaian 10.35%
- Donatur 47
Jumlah Penderita Gangguan Jiwa
Mengutip laman situs WHO pada tahun 2019, satu dari setiap delapan orang di dunia, atau sekitar 970 juta orang, hidup dengan gangguan mental, dengan gangguan kecemasan dan depresi menjadi yang paling umum. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 telah menyebabkan jumlah penderita gangguan kecemasan dan depresi meningkat secara signifikan.
Perkiraan awal memperlihatkan terdapat peningkatan untuk gangguan kecemasan sebesar 26% untuk dan depresi berat 28% hanya dalam satu tahun. Meskipun tersedia pilihan pencegahan dan pengobatan yang efektif, sayangnya banyak individu yang mengalami gangguan mental tak dapat mengakses perawatan yang memadai. Mereka juga sering kali alami stigma, diskriminasi, dan pelanggaran HAM.
Mengenal Jenis-jenis Mental Illness
Masalah kesehatan mental sangat beragam dan kompleks, dengan lebih dari 200 bentuk gangguan mental yang diakui oleh para profesional. Gangguan ini mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku dalam berbagai kombinasi dan intensitas. Untuk memahami masalah ini, mental illness biasanya dikelompokkan menjadi tujuh kategori utama:
- Gangguan Kecemasan
Melibatkan kecemasan yang persisten dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis gangguan kecemasan yang umum termasuk gangguan kecemasan umum, gangguan panik, dan OCD.
- Gangguan Suasana Hati
Mencakup perasaan ekstrem seperti mania atau depresi yang sulit dikelola. Contohnya adalah depresi dan gangguan bipolar.
- Gangguan Psikotik
Menyebabkan distorsi pemikiran seperti halusinasi dan delusi. Gangguan delusi dan skizofrenia merupakan contoh umumnya.
- Gangguan Makan
Ini merupakan jenis gangguan mental yang menyebabkan hubungan seseorang dengan makanan menjadi terdistorsi. Kerap kali penyebabnya adalah masalah mendalam seperti kehilangan kendali. Contoh gangguan ini adalah anoreksia dan bulimia.
- Gangguan Kepribadian
Jenis gangguan mental ini melibatkan cara berpikir dan berperilaku yang tidak sehat, seperti gangguan kepribadian ambang dan narsistik.
- Demensia
Penyakit ini menyebabkan seseorang kehilangan ingatan parah dan kesulitan merawat diri, seperti Alzheimer dan Parkinson.
- Autisme
Disebut juga Gangguan Spektrum Autisme, ini adalah kondisi perkembangan yang biasanya didiagnosis pada usia dini. Gejalanya bervariasi antar individu, sering kali mencakup kesulitan dalam berbicara, interaksi sosial, dan komunikasi nonverbal. Beberapa gejala dapat berkurang dengan psikoterapi.
Dua Tahun Tanpa Anus, Bantu Rayan Segera Operasi!
Gejala Gangguan Mental
Gejala gangguan mental bisa bermacam-macam bergantung pada individu serta jenis gangguannya. Penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan agar dapat mencari bantuan yang tepat. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat menunjukkan adanya gangguan jiwa:
Pemikiran yang tidak logis: Keyakinan yang tidak biasa atau berlebihan mengenai kemampuan pribadi untuk memahami makna atau mempengaruhi peristiwa; pemikiran tidak logis atau “magis” yang biasa ditemukan pada anak-anak, tetapi muncul pada orang dewasa.
- Kecemasan: Rasa takut atau pun curiga pada orang lain maupun perasaan cemas yang kuat.
- Perubahan suasana hati: Perubahan emosi yang cepat atau signifikan, perasaan depresi, dan peningkatan iritabilitas.
- Perubahan tidur atau nafsu makan: Perubahan yang drastis dalam pola tidur dan nafsu makan, atau penurunan dalam perawatan diri.
- Penarikan diri: Penarikan sosial yang baru-baru ini terjadi dan kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya disukai.
- Penurunan fungsi: Penurunan fungsi yang tidak biasa di sekolah, tempat kerja, atau dalam aktivitas sosial, seperti berhenti berolahraga, kegagalan akademis di sekolah, atau kesulitan dalam melakukan tugas yang sudah familier.
- Masalah berpikir: Kesulitan dalam berkonsentrasi, mengingat, atau berpikir dan berbicara secara logis yang sulit dijelaskan.
- Sensitivitas yang meningkat: Sensitivitas berlebihan terhadap penglihatan, suara, bau, atau sentuhan; menghindari situasi yang terlalu merangsang.
- Apati: Kehilangan inisiatif atau keinginan untuk terlibat dalam aktivitas apa pun.
- Merasa terputus: Perasaan samar terputus dari diri sendiri atau lingkungan sekitar; merasa tidak nyata.
- Perilaku yang tidak biasa: Perilaku yang aneh, tidak biasa, atau tidak sesuai dengan karakter.
- Perubahan di sekolah atau kerja: Meningkatnya ketidakhadiran, penurunan kinerja, dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya dan rekan kerja.
Faktor Risiko Gangguan Mental
Gangguan mental muncul dari hubungan kompleks antara faktor genetik, biologis, kepribadian, dan lingkungan. Faktor risiko spesifik meliputi:
- Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa
- Usia
- Jenis kelamin
- Penyalahgunaan zat
- Penyakit kronis
- Stres dari keluarga, tempat kerja, dan peristiwa kehidupan.
Kemiskinan dan Risiko Tinggi Gangguan Jiwa
Menurut WHO, orang yang mengalami keadaan buruk seperti kemiskinan, kekerasan, disabilitas, dan ketidaksetaraan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk saling mendukung dan membantu mereka yang membutuhkan. Mari berkontribusi dengan berdonasi untuk membantu kesejahteraan masyarakat bersama WeCare.id
Setiap donasi, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak besar dalam membantu mereka mendapatkan pengobatan dan dukungan yang diperlukan. Kirimkan donasi melalui situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh dengan sangat mudah di App Store atau Google Play.
Yuk, bersama WeCare.id kita bantu mereka yang membutuhkan!
Referensi
About Mental Health Conditions. (2016). Diambil kembali dari namica.org.
Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Diduga Depresi. (2024). Diambil kembali dari cnnindonesia.com.
Mental disorders. (2022). Diambil kembali dari who.int.
Mental Illness. (2024). Diambil kembali dari canada.ca.
Mental Illness: Top 7 types of Mental Health Disorders. (2021). Diambil kembali dari alterbehavioralhealth.com.
Pagi yang Keji di Ciamis, Suami Depresi Bunuh dan Mutilasi Istri. (2024). Diambil kembali dari detik.com.
Warning Signs of Mental Illness. (2022). Diambil kembali dari psychiatry.org.
What is Mental Illness? (2022). Diambil kembali dari psychiatry.org.
Sumber Featured Image : Nathan Cowley