KawanPeduli, perkenalkan, Aku Febryan. Aku telah didiagnosis menderita leukemia atau kanker darah. Sejak kecil, Aku tergolong anak yang sehat dan aktif. Namun, ketika Aku duduk di bangku Taman Kanak-kanak, Aku mulai sering mengalami demam dan nyeri sendi.
Meskipun kondisi kesehatan sering terganggu, semangatku untuk bersekolah tetap tinggi hingga akhirnya Aku menjalani pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) Aku berada di bawah normal sehingga membutuhkan transfusi darah.
Daftar isi:
Divonis Kanker Darah
Pada saat itu, orang tuaku tidak segera membawa saya ke rumah sakit karena beranggapan bahwa kondisi ini akan membaik dengan sendirinya. Pada awal Januari 2024, orang tuaku akhirnya membawaku ke rumah sakit daerah. Di sana, Aku mendapatkan perawatan intensif dan transfusi darah selama 5 hari.
Pada akhir Januari, dokter merujukku ke RS Hasan Sadikin untuk menjalani prosedur BMP (Bone Marrow Puncture) atau pengambilan sampel sumsum tulang. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Aku positif menderita leukemia.
Mengenal Leukemia Limfoblastik Akut (ALL)
Vonis dokter menyebutkan bahwa Aku menderita Leukemia limfoblastik akut (ALL) High Risk. Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan satu dari beberapa jenis kanker darah yang sangat umum terjadi, khususnya pada anak-anak. Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih (limfosit) yang belum matang, mengakibatkan penumpukan sel-sel tersebut di sumsum tulang dan aliran darah.
Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini dapat membahayakan nyawa orang yang menderitanya. Oleh sebab itu, memahami ALL dengan baik sangat penting agar dapat memastikan penanganan yang efektif.
Melansir laman situs RSK Dharmais, pada kanker anak dengan LLA, terdapat tiga kelompok risiko utama: risiko standar (standard risk), risiko tinggi (high risk), dan risiko sangat tinggi (very high risk).
Pasien dalam kategori risiko standar berusia antara 1 hingga 10 tahun dengan jumlah sel darah putih di bawah 50.000/μL. Kelompok risiko tinggi mencakup anak berusia 10 tahun atau lebih dengan jumlah sel darah putih 50.000/μL atau lebih.
Sementara itu, kategori risiko sangat tinggi meliputi pasien berusia di bawah 1 tahun, memiliki mutasi gen tertentu, menunjukkan respons lambat terhadap terapi awal, atau masih memiliki tanda-tanda leukemia setelah 4 minggu pengobatan.
Gejala Leukemia
Gejala LLA umumnya muncul secara tiba-tiba dan dapat memengaruhi anak-anak juga orang dewasa dengan cara yang serupa. Beberapa gejala umum meliputi:
- Anemia
- Pendarahan yang tidak normal
- Memar yang mudah terjadi
- Kelelahan
- Demam
- Infeksi yang penyebabnya adalah virus maupun bakteri yang kerap terjadi.
- Nyeri sendi
- Kehilangan nafsu makan
- Keringat malam
- Sesak napas
- Kulit yang tampak lebih pucat dari kondisi normal.
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui faktor penyebabnya
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini juga dapat muncul pada kondisi kesehatan lain yang tidak terlalu serius. Jika KawanPeduli mengalami perubahan pada tubuh yang berlangsung lebih dari dua minggu, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis.
Faktor Risiko
Meskipun penyebab penyakit leukemia LLA masih belum diketahui, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi:
- Paparan radiasi tinggi
- Paparan bahan kimia tertentu, seperti benzena
- Infeksi virus tertentu (HTLV-1 dan EBV)
- Sindrom genetik tertentu (misalnya Sindrom Down)
- Usia (baik anak-anak maupun orang dewasa di atas 50 tahun) merupakan faktor risiko.
- Jenis kelamin (lebih umum pada laki-laki)
- Memiliki saudara kembar identik yang menderita LLA
Perlu diketahui bahwa hanya karena mempunyai satu atau lebih faktor risiko bukan berarti seseorang pasti akan mengalami LLA.
Metoda Pengobatan
Pengobatan LLA umumnya melibatkan beberapa tahap:
- Kemoterapi: Merupakan pengobatan utama yang terdiri dari tiga fase dan dapat berlangsung selama 2-2,5 tahun.
- Terapi yang diarahkan ke sistem saraf pusat: Bertujuan mencegah penyebaran LLA ke cairan tulang belakang.
- Terapi target: Fokus pada perubahan genetik spesifik, seperti penggunaan terapi tyrosine kinase inhibitor (TKI) untuk pasien dengan kromosom Philadelphia.
- Imunoterapi: Membantu sistem kekebalan tubuh menyerang sel kanker, termasuk terapi CAR-T cell dan antibodi monoklonal.
- Terapi radiasi: Digunakan untuk LLA yang kambuh atau menyebar ke otak dan cairan tulang belakang.
- Transplantasi sel induk (sumsum tulang) alogenik: Dipertimbangkan ketika pengobatan lain tidak berhasil, terutama untuk pasien dewasa1
Prognosis dan Harapan Hidup
Meskipun LLA adalah penyakit serius, kemajuan dalam pengobatan telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup secara signifikan. Peluang anak-anak untuk dapat sembuh dari penyakit ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan orang dewasa. Lebih dari 95% anak-anak dan 75-80% orang dewasa dengan LLA mencapai remisi lengkap setelah terapi induksi remisi.
Pencegahan Kanker Darah
Saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah LLA, terutama pada anak-anak karena penyakit ini terkait dengan perubahan genetik yang terjadi sebelum kelahiran. Namun, orang dewasa dapat mengurangi risiko dengan menghindari karsinogen seperti tembakau dan bahan kimia beracun. Penelitian terus dilakukan untuk memahami penyebab LLA dan mengembangkan pengobatan yang lebih efektif.
Butuh Biaya Operasional ke Rumah sakit
Klik Untuk Donasi - Mengidap Kanker Darah, Febryan Butuh Uluran Tanganmu untuk Melanjutkan Kemoterapi!- Terdanai Rp.480,000
- Pencapaian 4.17%
- Donatur 15
Selain leukemia, Aku juga didiagnosis menderita TB pleura yang mengharuskanku menjalani pengobatan selama 6 bulan. Saat ini, pengobatan baru berjalan 3 bulan. Komplikasi lain yang Aku alami adalah pembengkakan jantung yang memerlukan tindakan operasi pemasangan selang untuk mengeluarkan cairan.
Saat ini, Aku sedang menjalani kemoterapi yang telah berlangsung selama 2 bulan. Selama masa perawatan di rumah sakit, ayah selalu mendampingiku sehingga beliau terpaksa tidak dapat bekerja. Ketika bekerja pun, penghasilan ayah hanya sekitar Rp50.000 per hari, itu pun tidak menentu.
Ibuku adalah ibu rumah tangga, dan Aku memiliki saudara yang masih bersekolah di SMP yang tentunya membutuhkan biaya pendidikan. Selama ini, keluarga kami bergantung pada bantuan dari kerabat dan orang-orang yang peduli.
Melalui tulisan ini, Aku memohon bantuan KawanPeduli untuk meringankan biaya pengobatan dan operasional selama perawatan di rumah sakit. Bantuan dapat disalurkan melalui platform WeCare.id, baik melalui situs web maupun aplikasi.
Setiap donasi yang diberikan KawanPeduli melalui WeCare.id sangat berarti bagi kesembuhanku. Aku mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepedulian yang diberikan.
Referensi
Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL). (2023). Diambil kembali dari my.clevelandclinic.org.
Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) Treatment. (2015). Diambil kembali dari www.stjude.org.
Aisyi, M. dkk. (2024). CNA dan MRD pada Leukemia Limfoblastik Akut B-Lineage Anak. Diambil kembali dari dharmais.co.id.
High-Risk Leukemia Program. (2018). Diambil kembali dari www.seattlechildrens.org.Risk Factors for Acute Lymphocytic Leukemia (ALL). (2024). Diambil kembali dari www.cancer.org.