Salah satu vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi COVID-19 adalah vaksin Pfizer yang dibuat oleh dua perusahaan yang berasal dari Amerika, Pfizer, dan Jerman, BioNTech. Adapun pencetus vaksin tersebut adalah BioNTech yang didirikan oleh dua ilmuwan Jerman.
Sebelum mewabahnya Covid-19, BioNTech biasanya memproduksi imunoterapi kanker. Namun dengan adanya pandemi ini, mereka pun mengalihkan perhatiannya. Seperti apa vaksin Pfizer itu? Berikut ini sederet faktanya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Klik Untuk Donasi - Vaksinasi Untuk Eliminasi COVID-19 | #SinergiUntukJakarta- Terdanai Rp.1,259,000
- Pencapaian 0.81%
- Donatur 21
Daftar isi:
Vaksin mRNA pertama yang tersedia di pasaran
Vaksin pertama yang tersedia di pasaran yang terdiri dari informasi genetik virus dalam bentuk RNA duta, RNA pembawa pesan atau mRNA, yaitu sejenis molekul yang biasanya bertugas membawa salinan instruksi genetik di sekitar sel untuk memandu perakitan protein. Bayangkan sebuah mRNA sebagai ticker tape yang panjang yang membawa instruksi. Ini merupakan hal yang cukup rumit. Oleh karena itulah mengapa vaksin ini perlu disimpan pada suhu sekitar -73 °C sebelum digunakan.
Vaksin Pfizer Dipasarkan dengan nama resmi Comirnaty
Setelah mendapatkan persetujuan resmi dari FDA, Pfizer BioTEch sudah diizinkan untuk menggunakan nama resminya, Comirnaty ketika memasarkan vaksin Pfizer.
Comirnaty yang cara pengucapannya adalah koe-mir’na-tee ini merupakan gabungan kata dari Covid-19, community, immunity serta mRNA, yaitu teknologi yang dipakai dalam vaksin. Comirnaty diciptakan dengan Co- sebagai awalan, diikuti dengan -mirna merujuk pada mRNA, dan diakhiri dengan akhiran -ty, yang mewakili kata community dan immunity.
Kandungan bahan dalam vaksin Pfizer
Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya apa saja kandungan yang terdapat di dalam vaksin Pfizer? Berikut ini adalah bahan yang terkandung dalam vaksin tersebut:
- mRNA
- Potasium klorida
- Lemak
- Natrium klorida
- Kalium fosfat monobasa
- Sukrosa
- Natrium fosfat dibasic dehidrasi
Batasan usia untuk mendapatkan vaksin Pfizer
Vaksin Pfizer disetujui untuk orang dengan usia 12 tahun ke atas. Keamanan dan efektivitasnya untuk orang dengan usia kurang dari 12 tahun belum ditetapkan.
Efektivitas vaksin
Berdasarkan bukti uji klinis, vaksin Pfizer 95% efektif pada orang berusia 16 tahun ke atas untuk mencegah infeksi yang dikonfirmasi laboratorium dengan virus penyebab Covid-19 pada orang yang menerima dua dosis dan tidak memiliki bukti terinfeksi sebelumnya.
Dalam uji klinis, vaksin Pfizer juga sangat efektif pada remaja berusia 12–15 tahun dalam mencegah infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi laboratorium. Selain itu, respons imun pada orang berusia 12–15 tahun setidaknya sekuat respons imun pada orang berusia 16-25 tahun.
Pada uji klinis, vaksin Pfizer juga sangat efektif untuk mencegah Covid-19 di antara orang-orang dari bermacam kategori usia, ras, jenis kelamin, dan etnis dan di antara orang-orang yang memiliki kondisi medis yang mendasarinya.
Bukti memperlihatkan kalau vaksin mRNA Covid-19 memberikan perlindungan yang sama dalam kondisi dunia nyata seperti yang vaksin ini perlihatkan dalam pengaturan uji klinis, yaitu mengurangi risiko COVID-19, termasuk penyakit parah sampai 90% atau lebih, pada orang-orang yang divaksinasi lengkap. Adapun dosis vaksin ini membutuhkan 2 dosis untuk perlindungan maksimal.
Ibu Iis Lawan Tumor Langka yang Mengancam Nyawanya, Uluran Tanganmu Sangat diHarapkan!!
Kemungkinan efek samping
Biasanya sesudah menerima vaksin, timbul efek samping sementara. Efek ini bisa berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari sesudah mendapatkan vaksin Pfizer. Ini merupakan respons alami tubuh, karena tubuh bekerja keras untuk membangun perlindungan terhadap penyakit. Efek samping vaksin yang umum mungkin dirasakan di antaranya:
Gejala di tempat disuntikannya vaksin, di antaranya:
- pembengkakan
- kemerahan
- rasa sakit
Gejala mirip flu, meliputi:
- panas dingin
- nyeri sendi
- demam ringan
- sakit kepala
- kelelahan
- nyeri otot
Efek samping vaksin langka
Reaksi langka yang sudah dilaporkan dan dikonfirmasi sesudah menerima vaksin Pfizer adalah:
- Miokarditis (peradangan yang terjadi pada otot jantung) dan perikarditis kondisi jantung yang umumnya ditandai dengan peradangan perikardium atau kantung disekitar jantung.
- Bell’s palsy (kelumpuhan wajah)
Reaksi alergi parah (anafilaksis) sesudah mendapatkan vaksin Pfizer juga terjadi namun sangat jarang. Tanda dan gejala anafilaksis di antaranya:
- pembengkakan pada bibir, wajah, lidah, atau saluran napas
- gatal-gatal (benjolan pada kulit yang seringkali sangat gatal)
- peningkatan denyut jantung
- sulit bernafas
- hilang kesadaran
- tekanan darah rendah mendadak
- sakit perut, muntah dan diare
Itulah fakta tentang vaksin Pfizer yang menjadi salah satu vaksin yang diberikan kepada masyarakat oleh pemerintah. Banyak yang berminat dengan vaksin karena efikasinya yang tinggi serta diakui di banyak negara. Apakah kamu sudah mendapatkan vaksin? Jika belum, sambil menunggu yuk bantu pasien yang membutuhkan biaya pengobatan. Caranya cukup unduh saja aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Klik Untuk Donasi - Tunaikan Zakat Anda Bersama BaznasReferensi
Gamillo, E. (2021). Why the Pfizer-BioNTech Covid-19 Vaccine Is Called Comirnaty. Diambil kembali dari smithsonianmag.com.
page, A. R. (2020). What are the ingredients of Pfizer’s covid-19 vaccine? Diambil kembali dari technologyreview.com.
Pfizer-BioNTech Comirnaty COVID-19 vaccine. (2020). Diambil kembali dari canada.ca.
Pfizer–BioNTech COVID-19 vaccine. (2021). Diambil kembali dari en.wikipedia.org.
Pfizer-BioNTech COVID-19 Vaccine Overview and Safety. (2021). Diambil kembali dari cdc.gov.Sumartiningtyas, H. K. (2021). Penulis Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas |. Diambil kembali dari kompas.com.