Di media massa nasional muncul berita tentang balita berusia 3 tahun dari Samarinda yang dinyatakan positif narkoba. Disebutkan kalau balita tersebut tidak tidur selama 3 hari juga tidak makan dan minum. Dia mengoceh terus dan banyak berkeringat. Bagaimana sabu-sabu bisa masuk ke dalam tubuh balita tadi dan apa bahayanya yang mengintai sang balita? Berikut ulasan lengkapnya.
Klik Untuk Donasi - Alami Kelainan Langka Sejak Lahir Hingga Derita Gizi Buruk, Rasyid Butuh Bantuanmu Segera!- Terdanai Rp.8,460,920
- Pencapaian 36.63%
- Donatur 186
Kronologi Balita di Samarinda Mengonsumsi Narkoba
Dirangkum dari berbagai sumber disebutkan bila awalnya balita tersebut dibawa ibunya berkunjung ke rumah tetangganya. Balita tersebut kemudian merasa kehausan dan meminta air kepada ibunya. Kemudian sang ibu meminta air kepada tetangganya tersebut. Anak tersebut diberi air dari botol air mineral yang tinggal setengah.
Sepulang dari rumah tetangganya, balita tersebut, yang biasanya sudah tidur jam 7 malam, masih melek hingga subuh. Dia juga sangat aktif bergerak. Karena merasa aneh, sang ibu bertanya pada tetangganya perihal air yang diberikan. Tidak puas dengan jawaban tetangganya, sang ibu curhat di Facebook.
Ternyata curhatan-nya direspons oleh TRC PPA (Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak). Ibu balita tersebut kemudian menceritakan kembali apa yang terjadi pada balita dari Samarinda tersebut.
Balita tersebut kemudian disarankan untuk tes urine dan hasilnya terbukti positif mengandung metamfetamin, yang merupakan unsur sabu. Tim TRC PPA akhirnya membawa balita tersebut ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie yang ada di Samarinda setelah berkonsultasi dengan para dokter.
Diduga bayi tersebut terpapar narkotika dari air yang bercampur sabu-sabu bekas “nyabu”. Tetangganya yang sudah jadi tersangka tersebut menghisap sabu-sabu menggunakan bong, jadi yang dihisap adalah asapnya dan bukan airnya.
Apa Itu Sabu-Sabu (Metamfetamin)?
Sabu-sabu adalah istilah slang yang digunakan untuk merujuk pada methamphetamine, metamfetamin, atau meth, yang merupakan narkotika stimulan yang sangat adiktif dan berbahaya. Sabu-sabu biasanya berbentuk kristal bening atau serbuk putih, dan digunakan secara ilegal sebagai obat rekreasional.
Metamfetamin secara kimiawi mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan pelepasan dan menghambat pengambilan kembali neurotransmiter (zat kimia yang bertindak sebagai penghubung komunikasi antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta sistem saraf tepi), seperti dopamin, norepinefrin, dan serotonin.
Zat narkoba ini menghasilkan efek psikoaktif yang kuat, termasuk perasaan euforia, meningkatnya energi dan kegairahan, peningkatan kewaspadaan, dan penurunan nafsu makan. Namun, efek jangka pendek yang dihasilkan oleh sabu-sabu sering diikuti oleh efek samping yang berbahaya dan merugikan.
Penggunaan sabu-sabu dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang parah setelah efeknya hilang, kecemasan, paranoia, halusinasi, perilaku impulsif dan agresif, serta kerusakan gigi dan masalah kesehatan oral lainnya yang dikenal sebagai “meth mouth”.
Efek penggunaan sabu-sabu yang berkelanjutan dan penyalahgunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, gangguan mental serius, gangguan tidur kronis, penurunan fungsi kognitif, dan risiko tinggi terhadap ketergantungan narkoba.
Alami Cacat Lahir pada Jantungnya, Zayan Mengharapkan Bantuanmu Segera!
Efek Metamfetamin Pada Anak
Mengutip dari laman situs web OHSU, anak-anak, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah lahir, seperti kasus di Samarinda, keduanya berada dalam bahaya jika terpapar metamfetamin. Berikut ini efek sabu-sabu pada janin dan bayi setelah lahir:
Bahaya Metamfetamin Pada Janin
Seorang anak di dalam rahim ibu seorang penyalahguna narkoba atau alkohol terpapar pada zat-zat berbahaya yang melintasi plasenta. Beberapa risiko yang diketahui dari metamfetamin terhadap janin adalah:
- Cacat lahir
- Pertumbuhan terhambat
- Kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah
- Lesi otak
Namun, efek yang tepat dari paparan prenatal sulit diprediksi dan masih banyak hal yang tidak diketahui. Variasi efek akan bergantung pada frekuensi dan intensitas penggunaan oleh ibu, gizi dan kesehatan secara keseluruhan, perawatan prenatalnya, dan apakah sang ibu juga menggunakan alkohol atau zat berbahaya lainnya.
Efek Metamfetamin Pada Bayi yang sudah Lahir
Bayi yang terpapar metamfetamin saat dalam kandungan, setelah lahir mungkin mengalami salah satu atau beberapa masalah berikut:
- Kesulitan mengisap atau menelan
- Hipersensitivitas terhadap sentuhan
- Ketegangan otot yang ekstrem
- Masalah pernapasan
Bayi-bayi ini juga berisiko mengalami masalah di masa depan seperti:
- Gagal tumbuh
- Terhambat pertumbuhan
- Keterlambatan atau gangguan perkembangan
- Kelainan neurologis
- Gangguan kognitif
- Gangguan belajar
Selain itu, bayi bisa mengalami gejala penarikan ketergantungan yang dapat berlanjut selama berbulan-bulan. Gejala ini bervariasi bergantung pada penggunaan zat-zat lain, seperti alkohol dan obat-obatan lainnya.
Gejala penarikan ketergantungan di antaranya:
- Kesulitan dalam beradaptasi atau menghadapi perubahan lingkungan
- Ketidaknyamanan dengan sensasi tubuh (buang air besar, telanjang, mandi)
Perawatan bayi ini menjadi sulit ketika bayi-bayi tersebut mengalami sensitivitas yang ekstrem, kerusakan neurologis, dan kesulitan dalam merasa nyaman.
Bahaya narkoba seperti metamfetamin sudah terbukti menghancurkan para penggunanya, baik secara fisik maupun mental. Kasus metamfetamin pada bayi di Samarinda juga dikhawatirkan akan berdampak pada kesehatan dan pertumbuhannya di masa depan.
Selain bayi-bayi yang bermasalah dengan narkoba seperti bayi di Samarinda, di Indonesia banyak bayi-bayi yang mengalami masalah kesehatan seperti kanker. Diketahui terdapat 3.834 kasus baru kanker anak pada kurun waktu 2021-2022 menurut data dari Indonesian Pediatric Center Registry. Banyak orang tua dari anak-anak tersebut yang mengalami kesulitan biaya pengobatan anaknya. Kita bisa membantu mereka dengan berdonasi melalui WeCare.id. Adapun cara untuk memberikan donasi bisa melalui situs web WeCare.id. Selain itu, bisa juga dengan mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
Daton, Z. D. (2023). Balita di Samarinda Positif Narkoba, Ternyata karena Minum dari Botol Bekas Alat Isap Sabu. Diambil kembali dari regional.kompas.com.
Nurchayanti, C. A. (2023). 7 FAKTA Balita 3 Tahun di Samarinda Positif Narkoba, Tak Tidur 3 Hari hingga Dikira Kesurupan. Diambil kembali dari surabaya.tribunnews.com.
ORPARC. (2019). Parenting Children Who Have Been Exposed to Methamphetamine . Diambil kembali dari ohsu.edu.Sadya, S. (2023). Ada 3.834 Kasus Baru Kanker Anak di Indonesia pada 2021-2022. Diambil kembali dari dataindonesia.id.