Saat ini medsos, seperti Twitter dan YouTube sedang diramaikan dengan isu mengenai krisis ekonomi yang akan terjadi di tahun 2023. Para influencer banyak yang membagikan teknik untuk menyelamatkan diri di masa sulit tersebut. Bahasan-bahasan seputar memburuknya ekonomi di tahun 2023 ini membuat sebagian netizen merasa ketakutan. Namun, ada juga yang tetap optimis karena negara kita sudah berhasil melalui beberapa krisis, di antaranya krisis ekonomi global di tahun 2008.
Sebelum panik dan ketakutan, yuk kita bahas dahulu apa itu resesi, penyebabnya juga tanda-tanda atau indikatornya.
Daftar isi:
Pengertian Resesi
Sebenarnya tidak ada definisi tunggal untuk resesi. Ada yang menyebutkan bahwa resesi itu adalah terjadinya penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi selama beberapa bulan, bahkan tahun. Sedangkan menurut para ahli, disebut resesi apabila produk domestik bruto (PDB) suatu negara negatif, tingkat pengangguran meningkat, penjualan ritel menurun, dan ukuran pendapatan serta manufaktur yang berkontraksi untuk waktu yang cukup lama.
Adalah Julius Shiskin, Komisioner Biro Statistik Tenaga Kerja AS kesembilan yang juga seorang ekonom, muncul dengan definisi resesi. Istilah dari Shiskin yang muncul dalam The New York Times tahun 1974 ini populer di Amerika dan di negara lain.
Definisi resesi menurut Shiskin adalah penurunan produk domestik bruto (PDB) riil setidaknya dua kuartal berturut-turut. Akhirnya definisi ini menjadi standar umum untuk istilah tersebut selama bertahun-tahun.
Walaupun penjelasan mengenai resesi berbeda-beda, tapi ada ciri-ciri umum yang sama, yaitu melibatkan output ekonomi dan outcome pasar tenaga kerja.
Siapa yang Memutuskan Kapan Resesi Dimulai?
Untuk menentukan resesi tidak sembarangan. Yang menyatakan kondisi tersebut adalah National Bureau of Economic Research (NBER) atau Biro Riset Ekonomi Nasional yang beranggotakan sekelompok ekonom. Organisasi swasta, nirlaba, serta non-partisan ini mendefinisikan istilah tersebut sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian serta terjadi untuk waktu lebih dari beberapa bulan.
Ukuran lainnya yang dilihat oleh NBER ketika menentukan kondisi tersebut adalah dengan melihat tren dalam perekrutan. Biasanya NBER tidak akan menyatakan kondisi ini sampai resesi dimulai, terkadang menunggu sampai satu tahun.
Penyebab Resesi Ekonomi
Penyebab dan efek dari tiap resesi berbeda-beda. Banyak di antara faktor penyebabnya tidak bisa diantisipasi atau dicegah. Inilah tiga penyebab umum untuk kondisi tersebut.
- Kelebihan pasokan
Oversupply atau kelebihan pasokan bisa menjadi penyebab terjadinya resesi. Ketika terjadi ledakan ekonomi, ada kecenderungan perusahaan meningkatkan produksi agar bisa memenuhi permintaan konsumen. Namun ketika permintaan mulai menurun, kelebihan pasokan barang serta jasa yang tak dikonsumsi bisa menjadi penyebab kondisi ekonomi yang buruk tersebut. Hal ini diikuti dengan perusahaan yang mulai mengurangi produksi dan perampingan. Sementara itu daya beli dan konsumsi masyarakat juga terus menurun.
- Ketidakpastian
Perubahan kondisi ekonomi yang tidak jelas membuat pengambilan keputusan bisnis lebih berisiko. Ditambah dengan kondisi perang dan pandemi yang membuat tren konsumen tidak bisa diprediksi dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Hal ini menimbulkan ketidakpastian ekonomi. Karena banyak perusahaan dan orang-orang yang menahan pengeluaran dan investasi, maka aktivitas ekonomi pun menurun.
- Spekulasi
Umumnya economic bubble atau gelembung ekonomi terjadi saat harga sesuatu naik secara tiba-tiba karena spekulasi, tren pasar, maupun kepercayaan konsumen. Para investor pun melakukan aksi beli, berharap mereka akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga tersebut. Akan tetapi, saat mereka mulai menjualnya, jumlah permintaan lebih sedikit dibandingkan penawaran. Situasi ini mendorong terjadinya penurunan harga yang menyebabkan gelembung pecah, sehingga terjadi panic selling yang membuat pasar menjadi hancur dan akhirnya menjadi penyebab resesi.
Klik Untuk Donasi - Bantu Korban Bencana Bersama Dompet Dhuafa- Terdanai Rp.269,200
- Pencapaian 0.09%
- Donatur 34
Apa Saja Indikator Resesi?
Ada beberapa sinyal yang bisa menjadi penanda terjadinya resesi. Berikut di antaranya:
- Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB riil menunjukkan nilai keseluruhan pasar yang dihasilkan melalui barang serta jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu yang disesuaikan dengan inflasi. Apabila PDB riil menuju ke arah negatif, ini mengindikasikan telah terjadi penurunan tajam dalam produktivitas. Hal ini bisa menjadi sinyal akan terjadinya resesi.
- Pendapatan riil
Pendapatan riil dihitung dengan mengukur pendapatan pribadi, menyesuaikannya dengan inflasi. Apabila pendapatan riil menurun, maka daya beli bisa berkurang dan ini dapat menyebabkan resesi.
- Manufaktur
Apabila sektor manufaktur sehat, dengan mempertimbangkan keseluruhan ekspor dan impor serta defisit atau surplus perdagangan negara lain, itu menandakan kekuatan juga swasembada ekonomi. Namun jika sektor manufaktur tidak sehat, itu bisa menjadi sinyal terjadinya resesi.
- Grosir/Ritel
Untuk mengukur kinerja pasar barang diukur dari penjualan grosir dan eceran yang disesuaikan dengan inflasi.
- Ketenagakerjaan
Salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam penggerak perekonomian yaitu tenaga kerja. Apabila negara tidak mampu menciptakan lapangan kerja bagi penduduknya, sudah pasti tingkat pengangguran akan meningkat. Tingkat pengangguran yang tinggi biasanya menegaskan perputaran ekonomi yang menuju ke tahap resesi bukan memprediksi resesi di masa depan. Umumnya, tingkat pengangguran yang jumlahnya mendekati 6% dari total angkatan kerja dianggap bermasalah.
Resesi memang menakutkan tapi jangan sampai membuat kamu menjadi ketakutan sehingga mengambil langkah yang salah. Di masa ekonomi yang lesu, banyak orang yang akan membutuhkan bantuanmu, salah satunya para pasien yang sedang melakukan pengobatan dan kesusahan dengan biayanya. Nah, kamu bisa menolong mereka meskipun gembar-gembor resesi semakin gencar. Sekecil apa pun bantuan tersebut akan sangat membantu bagi mereka. Kamu bisa berdonasi lewat WeCare.id. Caranya yaitu dengan mengunduh aplikasi WeCare.id di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
How to know when a recession has begun. (2022). Diambil kembali dari pbs.org.
Recession. (2020). Diambil kembali dari rba.gov.au.
Recession. (2021). Diambil kembali dari corporatefinanceinstitute.com.
Rodeck, D. (2022). What Is A Recession? Diambil kembali dari forbes.com.What is an economic recession? (2022). Diambil kembali dari santander.com.
Sumber Featured Image : Gerd Altmann dari Pixabay