Apa Itu Diabetes Tipe 5? Ini Penjelasan Lengkapnya

Apa Itu Diabetes Tipe 5? Ini Penjelasan Lengkapnya

Jika diabetes tipe 1 dan 2 sudah sering diperbincangkan, bagaimana dengan jenis diabetes yang disebut tipe 5? Jenis diabetes yang langka ini baru saja baru saja diakui secara global sebagai ancaman kesehatan yang unik. Ini karena penyebab diabetes tipe 5 ini tak hanya akibat genetik atau gaya hidup, tapi juga malnutrisi kronis.

Kami dari tim WeCare.id akan mengupas tuntas fakta-fakta penting seputar diabetes tipe 5—mulai dari pemicu, tantangan penanganan, hingga langkah pencegahan—agar kita tak lagi mengabaikan hubungan antara gizi buruk dan risiko penyakit kronis.

Apa Itu Diabetes Tipe 5?

Penyakit diabetes tipe 5 adalah klasifikasi diabetes yang tergolong baru karena baru saja mendapatkan pengakuan resmi dari International Diabetes Federation (IDF) di bulan April 2025. 

Kontras dengan diabetes tipe 1 dan 2, jenis ini muncul akibat kekurangan nutrisi yang berlangsung lama, khususnya pada remaja dan dewasa muda dengan berat badan di bawah ideal dan berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.

Sering “tersembunyi” di balik gejala yang mirip dengan tipe diabetes lain, membuat diagnosis diabetes tipe terbaru ini kerap terlambat atau salah.

Sejarah dan Pengakuan Resmi

Pada tahun 1955, kasus diabetes tipe 5 untuk pertama kalinya didokumentasikan di wilayah Jamaika. Namun, selama beberapa dekade, kondisi ini belum mendapatkan perhatian yang memadai karena dianggap langka dan kurang bukti ilmiah.

Barulah pada tahun 2025, IDF secara resmi mengklasifikasikan dan memberi nama “diabetes tipe 5” setelah melalui diskusi panjang di kalangan ahli endokrinologi dunia. Pengakuan ini menjadi langkah besar untuk meningkatkan kesadaran dan penelitian lebih lanjut tentang penyakit yang diperkirakan memengaruhi sekitar 25 juta orang di seluruh dunia.

Penyebab Penyakit Diabetes Tipe Baru

Sebagaimana dilansir dari IDF.org, malnutrisi menjadi faktor pemicu utama diabetes tipe 5, terutama kekurangan protein dan kalori saat usia anak-anak atau remaja. Kekurangan nutrisi ini mengganggu fungsi pankreas, organ yang bertugas memproduksi insulin. Dampaknya, tubuh mengalami kendala dalam mengelola kadar glukosa darah.

Faktor genetik juga berperan, di mana jika salah satu orang tua membawa gen terkait, anak memiliki kemungkinan 50% untuk mengembangkan kondisi ini.

Indikator khas penderita diabetes jenis ini adalah indeks massa tubuh (IMT) yang cenderung kurang dari 19 kg/m² dan tempat tinggal mereka berada di negara-negara dengan tingkat pendapatan rendah sampai menengah, terutama di wilayah Asia dan Afrika, di mana masalah rawan pangan dan ketidakcukupan gizi masih menjadi perhatian utama.

Tidak seperti diabetes tipe 2 yang berhubungan dengan obesitas, diabetes tipe 5 justru menyerang individu yang kurus dan lemah akibat malnutrisi kronis.

Gejala dan Ciri Penyakit Diabetes Terbaru

Tanda dan gejala penyakit diabetes tipe 5 memiliki kemiripan dengan diabetes tipe 1, seperti:

  • Sering haus dan buang air kecil
  • Berat badan turun drastis meskipun asupan makanan cukup
  • Mudah lelah
  • Luka sulit sembuh
  • Infeksi berulang

Yang membedakan diabetes tipe 5 adalah bahwa meskipun kadar gula darahnya sangat tinggi, kondisi ketosis—kondisi metabolisme yang terjadi ketika tubuh seseorang membakar lemak untuk energi karena tidak memiliki cukup glukosa (gula darah) dari karbohidrat—tidak terjadi pada penderitanya.

Tak hanya itu, produksi insulin alami pada mereka sangat minimal, namun pemberian insulin dalam jumlah besar justru dapat berakibat buruk dan menimbulkan hipoglikemia yang berat.

Tantangan dalam Diagnosis

Lantaran jumlah kasusnya sedikit, tidak banyak tenaga medis yang familier dengan kondisi diabetes tipe 5. Tidak jarang pasien awalnya didiagnosis sebagai diabetes tipe 1 atau 2, sehingga penanganannya tidak tepat. Banyak dokter, terutama di negara berkembang, belum mengenali perbedaan mendasar antara kedua tipe ini.

Pemberian insulin, yang umum pada tipe 1, bisa berbahaya bagi penderita tipe 5 karena dapat menyebabkan hipoglikemia. Kurangnya petunjuk diagnosis khusus juga menyulitkan tenaga medis dalam mengenali dan menangani kondisi ini dengan tepat.

Untuk memastikan diagnosis, dokter perlu mengevaluasi riwayat nutrisi pasien, melakukan tes darah, serta memeriksa respons tubuh terhadap terapi insulin. Kolaborasi dengan ahli gizi juga penting untuk mengidentifikasi pola makan yang berpengaruh.

Sampai saat ini, belum terdapat pedoman standar untuk menangani diabetes tipe 5. Para ahli menyarankan pola makan tinggi protein, rendah karbohidrat, serta suplementasi mikronutrien sebagai langkah awal. Namun, terapi ini masih harus diteliti lebih lanjut agar benar-benar efektif dan aman.

Perlu Penanganan Holistik: Nutrisi dan Insulin

Langkah utama mengatasi diabetes tipe 5 adalah rehabilitasi nutrisi. Pasien memerlukan asupan protein, vitamin, dan mineral yang cukup untuk memperbaiki kerusakan organ. Terapi insulin mungkin diberikan sementara hingga fungsi pankreas pulih.

Selain itu, pemantauan rutin kadar gula darah dan edukasi pola makan sehat menjadi kunci keberhasilan pengobatan. Komplikasi seperti infeksi atau gangguan ginjal juga harus diantisipasi sejak dini.

Peran Nutrisi Sejak Dini Penting untuk Pencegahan

Pencegahan diabetes tipe 5 berpusat pada pemenuhan gizi, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan (sejak janin hingga anak usia 2 tahun). Program bantuan makanan bergizi, edukasi orang tua, dan peningkatan akses kesehatan di daerah rawan malnutrisi adalah strategi jangka panjang.

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan seimbang juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko generasi mendatang.

Mengapa Diabetes Tipe 5 Sering Terabaikan?

Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan diabetes tipe 5 baru mendapatkan pengakuan saat ini.

  • Kurangnya penelitian: Selama ini, penelitian diabetes lebih banyak berfokus pada tipe 1 dan 2 yang lebih umum di negara maju.
  • Minimnya kesadaran: Banyak tenaga medis belum mengenal diabetes tipe 5 karena literatur medis Barat jarang membahasnya.
  • Salah diagnosis: Gejala mirip tipe 1 membuat dokter sering keliru dalam menentukan jenis dan dosis pengobatan.

Pengakuan resmi dari IDF diharapkan dapat menjadi titik balik agar lebih banyak penelitian dan edukasi dilakukan, khususnya di negara-negara dengan angka malnutrisi tinggi.

Langkah ke Depan

Dengan pengakuan resmi dari IDF, diharapkan akan ada peningkatan kesadaran dan penelitian lebih lanjut mengenai diabetes tipe 5. Penting bagi tenaga medis untuk mendapatkan pelatihan khusus dalam mengenali dan menangani kondisi ini.

Selain itu, upaya pencegahan melalui perbaikan status gizi masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi prevalensi diabetes tipe 5 di masa depan.

“Pengakuan ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan yang selama ini sangat merugikan banyak orang, terutama di negara berkembang,” ujar Prof. Meredith Hawkins, profesor kedokteran dari Albert Einstein College of Medicine.

Menarik bukan, informasi terbaru seputar diabetes ini? Untuk wawasan kesehatan dan gaya hidup lainnya, kunjungi blog WeCare.id. Agar Sobat WeCare selalu mendapatkan informasi terkini dengan mudah, yuk segera unduh aplikasi WeCare.id.

Referensi

IDF launches new type 5 diabetes working group. (2025). Diambil kembali dari idf.org.

Prada, L. (2025). Type 5 Diabetes Is a Rare, Often Misdiagnosed New Form of Disease. Diambil kembali dari www.vice.com.

Rawat, D. (2025). Type 5 Diabetes: The Newly Recognized Form of Diabetes. Diambil kembali dari estevepharma.com.

Sarkar, A. R. (2025). What is Type 5 diabetes? New form of disease recognised after decades of debate. Diambil kembali dari www.independent.co.uk.

Seery, C. (2025). Type 5 diabetes formally recognised. Diambil kembali dari www.diabetes.co.uk.

Srivastava, T. (2025). What Is The Type-5 Diabetes? Should People with Type-2 Diabetes Be Concerned? Expert Answer All Queries. Diambil kembali dari www.onlymyhealth.com.

Tucker, M. E. (2025). Malnutrition-Related Diabetes Officially Named ‘Type 5’. Diambil kembali dari www.medscape.com.

Sumber Featured Image : Steve Buissinne dari Pixabay