Dampak Tambang Nikel: Hutan Raja Ampat Terancam

Dampak Tambang Nikel: Hutan Raja Ampat Terancam

Diving Raja Ampat merupakan salah satu aktivitas wisata yang banyak digemari turis di “Surga Terakhir dari Timur Indonesia” ini. Gugusan pulau di Papua Barat Daya tersebut juga telah lama dikenal sebagai kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Wilayah ini menyimpan 75% spesies karang dunia dan ribuan spesies ikan, mamalia, serta burung.

Saat ini wilayah tersebut menjadi sorotan publik bukan lantaran pesona alamnya, tetapi justru akibat kehancuran yang ditimbulkan aktivitas pertambangan nikel. Video penelusuran Greenpeace yang diunggah di YouTube mengenai kondisi terkini tanah Papua membelalakkan mata kita. Sejauh mana kerusakannya? Kami dari tim WeCare akan membahasnya di sini.

Ekspansi Tambang Nikel di Pulau-Pulau Kecil

Cita-cita Indonesia untuk mendominasi pasar nikel global—komponen vital pembuatan baja anti karat dan aki mobil listrik—memicu ekspansi area tambang di kepulauan kecil seperti lokasi tmabang nikel di Pulau Gag, Manuran, Kawe, Batang Pele, serta Manyaifun.

Padahal, secara hukum, pulau dengan luas kurang dari 2.000 km² beserta ekosistemnya dilarang untuk aktivitas pertambangan. Riset Greenpeace mengungkapkan bahwa lebih dari 500 hektare kawasan hutan dan flora asli telah dikonversi menjadi area penambangan nikel di Raja Ampat.

Dampak Tambang Nikel: Deforestasi dan Kerusakan Hutan

Penebangan hutan untuk pertambangan nikel menyebabkan deforestasi besar-besaran. Data Greenpeace serta Auriga Nusantara memperlihatkan bahwa dalam empat tahun terakhir, percepatan pembukaan lahan tambang di Raja Ampat naik tiga kali lipat dibanding periode sebelumnya.

Deforestasi ini tidak hanya menghilangkan tutupan hutan, tetapi juga merusak habitat satwa langka seperti penyu sisik dan pari manta yang sangat bergantung pada ekosistem pesisir dan hutan bakau.

Selain itu, hutan di pulau kecil sangat rentan. Jika rusak, proses pemulihannya jauh lebih sulit karena keterbatasan sumber daya alam dan ruang untuk rehabilitasi. Hilangnya hutan juga berarti hilangnya fungsi-fungsi ekologis penting, seperti penyerapan air, pencegah erosi, dan penyimpan karbon.

Sedimentasi dan Dampaknya pada Ekosistem Laut

Pembabatan hutan dan penggalian lahan tambang nikel di Raja Ampat mengakibatkan aliran material tanah menuju pantai, menciptakan endapan lumpur di perairan sekitar kepulauan. Sedimentasi ini menutupi permukaan karang. 

Sekitar 75 persen spesies koral di seluruh dunia tumbuh di wilayah tersebut, membuat kerusakan ini sangat mengkhawatirkan bagi konservasi global.

Terumbu karang yang terkubur endapan akan mengalami tekanan, pertumbuhan terganggu, bahkan mengalami kematian—konsekuensi yang sangat merugikan bagi habitat laut yang menjadi fondasi wisata Raja Ampat dan perekonomian warga setempat.

Selain karang, sedimentasi juga mengganggu ekosistem laut kawasan tersebut yang sangat sensitif. Dokumentasi lapangan menunjukkan bahwa sedimentasi akibat tambang telah menyebabkan kekeruhan air dan penurunan kualitas habitat laut di sekitar lokasi tambang.

Populasi ikan dan biota laut lain yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat pesisir menjadi terancam.

Pelanggaran Regulasi dan Minimnya Penegakan Hukum

Sejumlah korporasi yang bergerak dalam penambangan nikel di Raja Ampat, di antaranya: PT Gag Nikel, diikuti oleh PT Mulia Raymond Perkasa, kemudian PT Kawei Sejahtera Mining serta PT Anugerah Surya Pratama. Semuanya terbukti melakukan pelanggaran berat mengenai regulasi lingkungan dan pengelolaan pulau-pulau kecil.

Mulai dari operasi di luar izin lingkungan, tidak memiliki dokumen pengelolaan limbah, hingga pembukaan lahan di luar kawasan yang diizinkan.

Kementerian Lingkungan Hidup telah membekukan sementara seluruh operasi tambang nikel di Raja Ampat setelah menemukan pelanggaran tersebut. Namun, proses pemulihan lingkungan di pulau kecil tetap menjadi tantangan besar karena keterbatasan sumber daya dan kapasitas rehabilitasi.

Perubahan Iklim Mikro dan Efek Jangka Panjang

Eksploitasi nikel dapat mengakibatkan kehancuran tutupan hutan, berkurangnya ragam makhluk hidup, dan transformasi pola iklim setempat. Hilangnya tutupan hutan akan mengubah pola cuaca lokal, meningkatkan suhu udara, dan mengurangi kelembaban yang diperlukan untuk keseimbangan ekosistem.

Efek destruktif yang terjadi mempunyai sifat final dan mustahil untuk direstorasi. Terumbu karang yang rusak membutuhkan waktu puluhan tahun untuk pulih, jika memang bisa pulih sama sekali. Ini berarti dampak yang terjadi saat ini akan dirasakan oleh generasi mendatang.

Ancaman bagi Komunitas Lokal dan Pariwisata

Kerusakan hutan dan ekosistem laut akibat tambang nikel tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Raja Ampat. Hutan dan laut adalah sumber pangan, air bersih, serta identitas budaya masyarakat adat.

Kehadiran tambang memicu konflik lahan, menurunkan kualitas hidup, dan mengancam keberlanjutan pariwisata yang selama ini menjadi andalan ekonomi lokal.

Kawasan gugusan pulau ini telah ditetapkan sebagai kawasan geopark dunia oleh UNESCO, dan dikenal sebagai destinasi wisata bawah laut kelas dunia. Jika kerusakan biodiversity Raja Ampat terus terjadi, daya tarik wisata kawasan ini akan menurun drastis, merugikan masyarakat dan negara dalam jangka panjang.

Menimbang Ulang Masa Depan Raja Ampat

Dampak penambangan nikel di Raja Ampat terhadap hutan sangat nyata: deforestasi, sedimentasi, kerusakan ekosistem, hingga ancaman bagi keberlanjutan masyarakat lokal. Konservasi kepulauan kecil dan hutan di zona tersebut wajib menjadi fokus primer dalam strategi pengelolaan kekayaan alam Indonesia.

Tanpa langkah tegas dan penegakan hukum yang konsisten, “surga terakhir” ini bisa kehilangan keunikan dan kekayaan hayatinya selamanya.

Deforestasi dan Donasi Pohon

Seperti diketahui deforestasi menyebabkan pelepasan karbon dioksida ke atmosfer karena pohon yang ditebang atau dibakar melepaskan cadangan karbonnya. Proses ini memperbesar emisi gas rumah kaca, sehingga mempercepat pemanasan global dan meningkatkan risiko bencana iklim seperti banjir dan kekeringan. 

Deforestasi di kawasan tropis, terutama untuk pertanian dan pertambangan, menjadi penyumbang utama emisi karbon dunia. 

Kita bisa membantu mengurangi deforestasi dengan menanam pohon. WeCare.id. memiliki kampanye Donasi Pohon. Sobat WeCare juga bisa menghitung jejak karbon Sobat WeCare kemudian ganti dengan berdonasi untuk pembelian bibit pohon. Prosesnya mudah dan cepat, jadi tak usah ragu untuk berdonasi sekarang juga. 

Referensi

Admin CERAH. (2024). Penyebab Perubahan Iklim: Bahan Bakar Fosil & Deforestasi. Diambil kembali dari www.cerah.or.id.

Climate Council. (2024). Deforestation and Climate Change. Diambil kembali dari www.climatecouncil.org.au.

Ginanjar, R. P. (2025). Here Are Greenpeace’s Highlights on the Impact of Nickel Mining in Raja Ampat. Diambil kembali dari en.tempo.co.

Greenpeace Indonesia. (2025). Kritik Industrialisasi Nikel, Aktivis Greenpeace Gelar Aksi di Konferensi Nikel Internasional di Jakarta. Diambil kembali dari www.greenpeace.org.

How halting deforestation can help counter the climate crisis. (2024). Diambil kembali dari www.unep.org.

nadilacahyani2putr. (2023). Peran Deforestasi dalam Perubahan Iklim Global: Krisis Lingkungan yang Mengkhawatirkan. Diambil kembali dari www.mertani.co.id.

Nickel Mining Threatens Raja Ampat: Preserving the Last Paradise on Earth. (2025). Diambil kembali dari www.hitabatak.com.

ONeill, I. (2025). Greenpeace and Raja Ampat youth confront nickel industry during conference. Diambil kembali dari www.greenpeace.org.

Petriella, Y. (2025). Menteri Hanif Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Nikel di Raja Ampat. Diambil kembali dari hijau.bisnis.com.

Saharjo, B. H. (2025). Dampak Deforestasi Terhadap Kita. Diambil kembali dari www.forestdigest.com.

Savitri, P. I., & Octavia, C. F. (2025). Indonesia’s minister inspects nickel mine In Raja Ampat after protests. Diambil kembali dari en.antaranews.com.

Syaharani, M. (2025). Greenpeace: Penambangan Nikel Ancam Pariwisata dan Ekosistem Raja Ampat Papua. Diambil kembali dari katadata.co.id.

The Effects of Deforestation. (2024). Diambil kembali dari www.climateimpact.com.

TimKompas. (2025). Tambang Nikel di Raja Ampat Timbulkan Kontroversi, Apa yang Sebenarnya Terjadi? Diambil kembali dari www.kompas.id.

What is the role of deforestation in climate change and how can ‘Reducing Emissions from Deforestation and Degradation’ (REDD+) help? (2023). Diambil kembali dari www.lse.ac.uk.Zaki, M. F. (2025). Dampak Tambang Nikel Raja Ampat: Sedimentasi Hingga Deforestasi. Diambil kembali dari www.tempo.co.

Sumber Featured Image : Simon Spring on Unsplash