Bagaimana Menurut Islam tentang Candaan Gus Miftah?

Bagaimana Menurut Islam tentang Candaan Gus Miftah?

Sobat WeCare mengikuti berita viral mengenai Gus Miftah dan seorang penjual es teh? Pendakwah sekaligus utusan khusus presiden ini bercanda dengan mengolok-olok seorang penjual es teh. Tindakan beliau telah memicu perdebatan sengit di ruang publik. Sebagai seorang tokoh agama yang memiliki pengaruh besar, perilakunya tersebut dinilai tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin spiritual. 

Tindakannya tidak hanya melukai hati penjual es teh, tetapi juga merusak citra dirinya sebagai sosok yang bijaksana dan santun. Kejadian ini menjadi sorotan media dan warganet, memunculkan berbagai pertanyaan tentang etika dan moralitas dalam bercanda dan berdakwah. Seperti apa bercanda yang baik dalam Islam? Kami dari tim WeCare akan membahasnya di artikel berikut ini.

Bercanda dalam Pandangan Islam

Syariat Islam memahami bahwa bercanda merupakan fitrah manusia. Kita membutuhkan momen untuk melepas penat, menyegarkan pikiran, dan menghilangkan kejenuhan. Rasulullah SAW sendiri pernah bersenda gurau dengan keluarga dan para sahabat, menunjukkan bahwa humor memiliki tempat dalam kehidupan spiritual.

Sahabat Ibnu Umar pernah berkata, “Ya, para sahabat Rasulullah dahulu pernah bercanda hingga tertawa, namun iman dalam hati mereka lebih besar daripada gunung.” Pernyataan ini menggambarkan bahwa bercanda tidak mengurangi kedalaman iman seseorang. 

Lalu apakah candaan yang dilontarkan oleh Gus Miftah diperbolehkan dalam ajaran agama Islam? Seperti apa adab bercanda dalam Islam?

Adab Bercanda dalam Islam

Berikut adalah cara bercanda yang baik dalam Islam:

1. Hindari Berlebihan dan Olok-Olok

Islam mengajarkan untuk tidak melampaui batas dalam bercanda. Candaan yang merendahkan martabat, mengungkit keburukan, atau merusak kehormatan orang lain dilarang. Firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 11 dengan tegas menyatakan:

Ayat ini menunjukkan bahwa ejekan dan julukan buruk dilarang, bahkan jika tujuannya hanya untuk bercanda seperti yang dilakukan Gus Miftah. Olok-olok dapat melukai hati seseorang dan mencoreng hubungan antar sesama muslim. Nabi Muhammad SAW bersabda:

2. Larangan Mengolok Cacat Fisik

Sangat dilarang menertawakan atau mengolok-olok kekurangan fisik seseorang. Rasulullah SAW mengajarkan untuk menghormati setiap individu apa adanya. Rasulullah SAW memperingatkan:

Ini menunjukkan bahwa mencemooh kesulitan atau kekurangan orang lain dapat membawa keburukan bagi diri sendiri.

3. Tidak Menjadikan Kebiasaan

Bercanda seharusnya tidak menjadi kebiasaan yang berlebihan. Kesungguhan dalam hidup adalah karakter seorang muslim. Bercanda hanyalah selingan untuk meringankan suasana.

4. Hindari Kebohongan dalam Bercanda

Sabda Rasulullah SAW:

Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu jujur, bahkan dalam bercanda. Kebohongan, meskipun untuk tujuan humor, tetap tidak dibenarkan dalam Islam.

5. Tidak Menggunakan Aspek Agama

Agama tidak boleh menjadi bahan candaan. Allah SWT menegaskan dalam At-Taubah:65:

6. Tidak Membuat Orang Kaget

Mengejutkan seseorang, terutama yang mudah bereaksi atau dalam keadaan tertentu, adalah perbuatan yang dilarang. Rasulullah SAW bersabda:

Filosofi di Balik Etika Bercanda

Aturan-aturan ini bukanlah untuk membatasi kegembiraan, melainkan untuk menjaga martabat dan perasaan sesama manusia. Islam mengajarkan bahwa kehormatan seseorang sama pentingnya dengan darahnya dan hartanya. Dalam Hadis Riwayat Muslim disebutkan Rasulullah bersabda:

Ini menandakan bahwa nilai sejati seseorang terletak pada karakter dan moralnya, bukan pada penampilan atau kekurangan yang dapat dijadikan bahan olok-olok.

Belajar dari Gus Miftah

Dari video viral Gus Miftah kita bisa belajar mengenai adab bergurau. Bercanda adalah bagian dari kehidupan sosial yang dapat mempererat hubungan jika dilakukan dengan adab. Rasulullah SAW telah mencontohkan bercanda dengan cara yang santun, tanpa merendahkan orang lain. 

Dengan mengikuti panduan Islam dalam bercanda, kita dapat menjaga kehormatan diri dan orang lain. Sebagai umat muslim, mari kita introspeksi diri, menjaga lisan, dan selalu menerapkan akhlak mulia.

Bagaimana Sobat WeCare? Apakah bahasan adab bercanda dalam Islam cukup menarik? Ingin dapat bahasan menarik dan penting lainnya? Cukup singgah di blog WeCare.id. Sobat WeCare juga bisa unduh aplikasi WeCare.id agar lebih mudah dalam mendapatkan informasi.

Referensi

Redaksi Muhammadiyah. (2020). Adab Etika Bergurau. Diambil kembali dari muhammadiyah.or.id.

Azzam. (2021). Batasan dan Etika Bercanda Dalam Islam. Diambil kembali dari www.darusyahadah.com.

Darmawan, A. P. (2024). Tuai Kritik Usai Menghina Penjual Es Teh, Miftah Maulana Habiburrahman Minta Maaf. Diambil kembali dari www.kompas.com.

Etika Bercanda dalam Islam. (2020). Diambil kembali dari www.dakta.com.

Janah, R. (2023). Ini 6 Adab Bercanda Dalam Islam, Lengkap Dengan Ayat Al-Quran Dan Hadis Penjelasannya. Diambil kembali dari www.akurat.co.

Nashrullah, N. (2020). Bercanda Boleh Saja, tapi Perhatikan 5 Adabnya Menurut Islam. Diambil kembali dari khazanah.republika.co.id.

Ramadanti, F. (2023). Adab Bercanda dalam Islam, Catat 5 Hal yang Dilarang. Diambil kembali dari www.detik.com.

Sumber Featured Image : Pank Pemimpi on X