Kata inflasi dan resesi kerap menjadi bahan perbincangan banyak orang setelah pandemi Covid-19. Harga barang-barang kini terus mengalami kenaikan. Begitu juga dengan tarif transportasi. Setelah ekonomi mengalami pukulan berat karena adanya pandemi Covid-19, kondisi ekonomi sekarang ini semakin diperburuk dengan perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai.
Tak hanya Indonesia yang mengalami kondisi buruk ini. Inflasi 2023 juga dirasakan banyak negara-negara besar, seperti Inggris dan Belanda. Kedua negara ini sedang mengalami kondisi ekonomi yang sulit dengan adanya perang Rusia dan Ukraina. Harga gas di Eropa naik berkali-kali lipat diikuti dengan harga pangan. Lalu bagaimana agar kita bisa tetap bertahan di kondisi ekonomi seperti sekarang?
Klik Untuk Donasi - Mengidap Kanker Payudara, Yuk Bantu Evi Kumpulkan Donasi untuk bisa Kemoterapi!Daftar isi:
Apa Itu Inflasi?
Mengutip dari laman situs Bank Indonesia, inflasi adalah kenaikan harga barang serta jasa secara umum juga terus menerus pada jangka waktu tertentu.
Melansir laman situs BPS, Apabila terjadi kenaikan harga barang dan jasa di dalam suatu negara, maka tingkat inflasi juga akan naik. Peningkatan harga barang dan jasa tersebut menyebabkan daya beli uang menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, inflasi bisa dianggap sebagai keadaan di mana daya beli uang menurun jika dibandingkan dengan nilai keseluruhan barang dan jasa.
Inflasi sering diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen, yang mencerminkan perubahan rata-rata harga berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Pengaruh Inflasi Pada Para Pekerja dan Bisnis
Bagi para pekerja serta masyarakat secara umum, kondisi saat ini berarti daya beli yang lebih rendah. Yang menambah berat beban para pekerja adalah kenaikan upah mereka tidak sama dengan persentase kenaikan-kenaikan harga, atau bahkan tidak naik sama sekali, selama periode yang sama. Kondisi ini membuat pekerja semakin sulit untuk menyesuaikan diri dengan kenaikan biaya tersebut.
Lalu, bagaimana dampak dari kondisi seperti ini bagi bisnis? Bagi bisnis, dampak negatif utama dari inflasi yang tinggi yaitu penurunan daya beli pelanggan untuk barang atau jasa. Kemudian tantangan yang lebih besar dalam merekrut talenta yang menuntut gaji sesuai dengan biaya hidup yang lebih tinggi.
Penyebab Kenaikan Harga-harga
Penyebab utama inflasi bisa dikelompokkan menjadi tiga kategori besar:
- Inflasi tarikan permintaan (demand-pull): Seperti namanya, kondisi ini disebabkan oleh perkembangan di sisi permintaan ekonomi. Ini terjadi ketika ada peningkatan permintaan untuk barang dan jasa tetapi tidak ada peningkatan yang cukup sebanding dalam pasokan.
- Inflasi dorongan biaya (cost-push): kondisi ini disebabkan oleh efek kenaikan biaya input di sisi pasokan ekonomi. Sebagai contoh, biaya bahan baku atau tenaga kerja yang meningkat bisa membuat bisnis meningkatkan harga barang dan jasa yang mereka jual.
Apabila cukup banyak pelaku bisnis yang terkena dampak dan mereka menaikkan harga produknya, maka bisa menyebabkan peningkatan harga secara keseluruhan dan tingkat inflasi yang lebih tinggi.
- Ekspetasi inflasi (inflation expectations): Ketika pelaku bisnis dan pekerja mulai khawatir mengenai kenaikan harga dan jasa, ketakutan mereka bisa membuat mereka mengharapkan hasil inflasi yang lebih tinggi. Akibatnya, pekerja bisa meminta kenaikan upah untuk menutupi biaya hidup yang lebih tinggi. Untuk mampu membayar upah pekerja yang tinggi, perusahaan harus menaikkan harga mereka. Dalam kombinasi ini, inflation expectations bisa menyebabkan peningkatan tingkat kenaikan harga dan jasa.
Alami Gangguan Jiwa, Yuk Bantu Apip mendapatkan Pengobatan yang Optimal!
Cara Terbaik Menghadapi Masa Inflasi
Lonjakan harga-harga yang membuat banyak orang merasa khawatir dan takut akan masa depan. Namun, ada beberapa tips yang dapat membantu kita untuk mengelola keuangan dan anggaran dengan lebih efektif selama masa ekonomi yang tidak pasti ini. Baca terus untuk menemukan langkah-langkah apa yang bisa diambil untuk memastikan keuangan tetap aman.
- Buat Anggaran Bulanan dan Ikuti
Menetapkan anggaran merupakan langkah penting dalam mengelola keuangan agar terhindar dari kesulitan keuangan. Anggaran harus mencakup semua biaya tetap, seperti pembayaran sewa, utilitas, transportasi, dan pengeluaran makanan. Dengan melacak pengeluaran ini secara teratur, kita bisa mengidentifikasi area di mana kita bisa menghemat uang dan membantu menjaga keuangan kita agar tetap terkendali.
- Cek Ulang Kebiasaan Pengeluaraan
Jika inflasi membuat kita sulit untuk tetap mengikuti anggaran yang sudah dibuat, coba luangkan waktu sejenak untuk meninjau kembali aliran kas dan ke mana uangnya pergi. Peninjauan ini akan membawa kita kepada pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, apakah ada keanggotaan gym yang tidak pernah digunakan? Atau layanan streaming berbayar yang tidak disadari? Manfaatkan kesempatan ini untuk mengevaluasi apa yang bisa dipotong atau bahkan hanya dikurangi.
Periksa juga penggunaan kartu kredit dan lihat apa saja pembayaran otomatis yang dimiliki. Perhatikan dengan baik apa yang terjadi dengan kartu kredit setiap bulannya dan usahakan untuk membatasi penggunaannya.
- Buat Dana Cadangan untuk Keadaan Darurat
Adalah ide yang bagus jika kita bisa menyisihkan sejumlah uang dalam dana cadangan. Ini akan memberikan jaring pengaman keuangan yang dapat digunakan untuk pengeluaran tak terduga atau keadaan darurat. Di masa kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian dan masalah bisa muncul kapan saja, memiliki akses ke dana untuk situasi seperti itu bisa sangat berharga.
Usahakan untuk menyisihkan sejumlah kecil secara teratur; bahkan jumlah kecil yang disimpan setiap bulan bisa bertambah seiring waktu.
- Tunda Pembelian Barang Mahal
Apabila memungkinkan, tunda pembelian rumah atau mobil sampai perekonomian stabil kembali. Pembelian barang-barang ini akan mengurangi tabungan atau, yang lebih buruk, menambah beban hutang. Meskipun inflasi menyebabkan harga naik, lebih baik menunggu jika memungkinkan.
- Berpikir Secara Jangka Panjang
Inflasi tidak akan berlangsung selamanya, jadi penting untuk tetap berpikir dalam jangka panjang tentang menyimpan, berinvestasi, dan mempersiapkan pensiun. Usahakan untuk terus menyisihkan dana jika bisa. Berinvestasi dalam saham atau reksa dana juga dapat menawarkan imbal hasil yang lebih baik. Berpikir jangka panjang merupakan cara terbaik untuk menjamin stabilitas keuangan selama periode inflasi.
Meski menurut Kementerian Keuangan inflasi 2023 mengalami tren penurunan, kita tetap harus waspada dan berjaga-jaga akan kondisi di masa datang. Beberapa caranya sudah dijelaskan di atas, seperti berinvestasi dan mengawasi pengeluaran. Di tengah kondisi ekonomi yang sedang mengalami kemerosotan ini, banyak pasien-pasien yang akhirnya kesulitan untuk berobat karena terkendala biaya. Kita bisa berdonasi untuk membantu mereka melalui WeCare.id. Kirimkan donasi lewat situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di Google Play atau App Store untuk donasi mudah dan praktis kapan saja.
Yuk, ulurkan tanganmu untuk bantu sesama bersama WeCare.id!
Referensi
5 Tips for Surviving Inflation. (2023). Diambil kembali dari membersonenj.org.
Ahdiat, A. (2022). Inflasi RI April 2022 Tertinggi sejak Awal Pandemi. Diambil kembali dari databoks.katadata.co.id.
Causes of Inflation. (2022). Diambil kembali dari rba.gov.au.
Inflasi Juni 2023 Lanjutkan Tren Penurunan. (2023). Diambil kembali dari kemenkeu.go.id.
Mccormick, C. (2022). From a savvy finance professor: 5 tips for surviving inflation . Diambil kembali dari magazine.du.edu.
Oner, C. (2022). Back To Basics Compilation. Diambil kembali dari imf.org.
What Is Inflation? (2022). Diambil kembali dari equifax.com.Why Inflation Has Spiked Since COVID – and How That Impacts the World of Work. (2022). Diambil kembali dari adeccogroup.com.
Sumber Featured Image : Steve Buissinne dari Pixabay